5.4.2 Alokasi sumberdaya perikanan tangkap
Alokasi sumberdaya perikanan dengan metode goal programming, dimulai dengan penetapan tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap sebagai
target yang akan dicapai. Target tersebut didasarkan pada tujuan pembangunan perikanan Daerah Maluku, yang mencakup aspek optimasi upaya, kelestraian
sumberdaya ikan, optimasi tenaga kerja, pendapatan asli daerah, dan konsumsi ikan. Solusi yang akan dicapai adalah meminimalkan deviasi tujuan pengelolaan
terhadap masing-masing target. Nilai deviasi terdiri atas deviasi underachievement DB yang bertanda negatif dan deviasi overachievement DA yang bertanda
positif. Walaupun ditemukan pukat pantai yang aktif beroperasi di lokasi sampel sebanyak 3 unit pada saat penelitian, namun alat tersebut dimasukkan dalam
analisis untuk mengetahui alokasi jumlah optimal alat tangkap tersebut untuk direkomendasikan bagi pengembangan perikanan pelagis kecil.
Pengalokasian sumberdaya perikanan tangkap dapat dilakukan berdasarkan manajemen kapasitas yaitu untuk menyelaraskan kapasitas produktif sumberdaya
dengan kemampuan armada demi keberlanjutannya. Untuk itu digunakan target kapasitas potensil dengan hasil tangkapan lestari MSY sebagai basis. Dengan
demikian, diperlukan hasil estimasi kapasitas yang tersedia dan kapasitas yang seharusnya dialokasikan.
Berdasarkan target kebijakan pengembangan dan variabel keputusan, maka sasaran yang ingin dicapai dalam optimalisasi alokasi armada penangkapan ikan
pelagis kecil di perairan Laut Banda sebagai berikut. 1 Mengoptimalkan total hasil tangkapan sumberdaya ikan merupakan target
pemanfaatan rata-rata total hasil tangkapan dari alat tangkap yang beroperasi di perairan Laut Banda. Mengacu pada aspek keberlanjutan pengelolaan
sumberdaya ikan, maka diasumsikan kontribusi setiap alat tangkap sebesar 80, mengikuti penentuan besaran TAC yaitu 80 dari potensi MSY.
Karenanya, kontribusi setiap alat tangkap dihitung dari rata-rata total hasil tangkapan per tahun dikalikan dengan 80. Dengan demikian, berdasarkan
data lapangan dan wawancara dengan nelayan, maka diperoleh kontribusi setiap alat tangkap sebagai berikut: pukat cincin sebesar 207.513 kg, jaring
insang 6.796 kg, bagan 24.480 kg, dan pukat pantai 26.611 kg. Hasil
tangkapan lestari MSY ikan pelagis kecil di perairan Laut Banda diestimasi sebesar 57589000 kg, maka model persamaannya dirumuskan sebagai:
207513X1+6796X2+24480X3+26611X4-DB5+DA5 = 57589000 dengan,
X1 = rata-rata hasil tangkapan dari pukat cincin kgtahun X2 = rata-rata hasil tangkapan dari jaring insang kgtahun
X3 = rata-rata hasil tangkapan dari bagan kgtahun X4 = rata-rata hasil tangkapan dari pukat pantai kgtahun
DB5 = target hasil tangkapan yang tidak tercapai kg DA5 = target hasil tangkapan yang berlebih kg.
Hasil olahan dengan program LINDO menunjukkan bahwa target sasaran mengoptimalkan hasil tangkapan ikan pelagis kecil dapat dicapai yang
diperlihatkan oleh nilai DA5 dan DB5 di mana DA5= 0 dan DB5=0. Sehingga berdasarkan hasil analisis goal programming, pengalokasian armada
penangkapan ikan telah berhasil mengoptimalkan pemanfaatan perikanan pelagis kecil di perairan WPP Laut Banda.
2 Mengoptimalkan upaya penangkapan merupakan target pengalokasian upaya secara optimal bagi usaha perikanan pelagis kecil. Penilaian didasarkan pada
rata-rata upaya penangkapan masing-masing alat tangkap yang melakukan kegiatan penangkapan per bulan. Berdasarkan data lapangan dan hasil
wawancara dengan nelayan diperoleh rata-rata upaya untuk pukat cincin 14 trip, jaring insang 12 trip, bagan 15 trip, dan pukat pantai 6 trip. Selanjutnya,
hasil estimasi upaya penangkapan optimum pada kondisi MSY sebesar 7 945 trip, maka model persamaannya dirumuskan:
14X1+12X2+15X3+6X4-DB6+DA6 = 7945 di mana:
X1 = upaya penangkapan dari pukat cincin tripbulanunit X2 = upaya penangkapan dari jaring insang tripbulanunit
X3 = upaya penangkapan dari bagan tripbulanunit X4 = upaya penangkapan dari pukat pantai tripbulanunit
DB6 = target upaya penangkapan yang tidak tercapai trip DA6 = target upaya penangkapan yang berlebih trip.
Berdasarkan hasil
analisis dengan
program LINDO,
target sasaran
mengoptimalkan upaya penangkapan dapat tercapai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai DA6 dan DB6 masing bernilai nol DA6=0; DB6=0. Dengan demikian
hasil analisis goal programming mengindikasikan pengalokasian armada penangkapan telah berhasil mengoptimalkan upaya penangkapan ikan pelagis
kecil di perairan WPP Laut Banda. 3 Mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja merupakan target untuk dicapai
melalui pengalokasian optimal alat tangkap di perairan Laut Banda. Dalam hal ini optimalisasi alokasi armada seyogianya dapat menyerap tenaga kerja
nelayan pada jumlah tertentu, yang tetap menghasilkan efisiensi teknis penangkapan lebih tinggi. Berdasarkan wawancara dengan nelayan dan
pengamatan di lokasi penelitian, rata-rata penyerapan tenaga kerja nelayan untuk tiap alat tangkap pukat cincin 20 orang, jaring insang 4 orang, bagan 7
orang, dan pukat pantai 8 orang. Total sumberdaya manusia nelayan di Maluku berdasarkan data Statistik Perikanan dan Kelautan Maluku tahun 2006
tercatat 114.156 orang. Nelayan perikanan pelagis kecil yang beroperasi di perairan WPP-714 Laut Banda pada tahun 2006 diestimasi sebesar 56.562
orang. Namun, dengan pertimbangan keberlanjutan usaha perikanan dan sumberdaya ikan pada kondisi MSY, maka penyerapan tenaga kerja
disesuaikan dengan alokasi optimal alat tangkap untuk menghasilkan produktivitas dan rente ekonomi lebih tinggi. Dengan demikian, diasumsikan
nelayan pelagis kecil yang beroperasi sepanjang tahun di WPP-714 Laut Banda sekitar 80, maka jumlah nelayan penuh 45.250 orang. Anggapan
tersebut berkaitan erat dengan alokasi upaya penangkapan dan target produksi optimal dalam konteks pemanfaatan sumberdaya ikan berkelanjutan. Sehingga
penyerapan tenaga kerja nelayan adalah ditetapkan sesuai dengan alokasi rata- rata nelayan pada setiap alat tangkap. Dengan demikian model persamaan
kendala penyerapan tenaga kerja nelayan dapat dirumuskan tidak melebihi angka estimasi nelayan, dengan persamaan sebagai,
20X1+3X2+7X3+8X4-DB7+DA7 = 45250 di mana,
X1 = rata-rata penyerapan tenaga kerja nelayan oleh pukat cincin orangunit
X2 = rata-rata penyerapan tenaga nelayan oleh dari jaring insang orangunit X3 = rata-rata penyerapan tenaga kerja nelayan oleh bagan orangunit
X4 = rata-rata penyerapan tenaga kerja nelayan oleh pukat pantai orangunit DB7 = target penyerapan tenaga kerja nelayan tidak tercapai orang
DA7 = target penyerapan tenaga kerja nelayan yang berlebih orang. Hasil analisis dengan program LINDO memperlihatkan bahwa target sasaran
mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja dapat tercapai yang ditunjukkan oleh nilai DA7 dan DB7 di mana DA7= 0 dan DB7=0. Dengan demikian,
berdasarkan hasil
analisis goal
programming ,
pengalokasian armada
penangkapan ikan telah berhasil mengoptimalkan tingkat penyerapan tenaga kerja nelayan di perairan WPP Laut Banda.
4 Memaksimumkan penerimaan asli daerah PAD merupakan target untuk dicapai melalui pengalokasian armada penangkapan ikan pelagis kecil.
Kontribusi setiap alat tangkap dianggap sebagai PAD dari kegiatan perikanan pelagis. PAD diperoleh melalui Pungutan Hasil Perikanan yang ditetapkan
2,25 nilai total penjualan sesuai peraturan yang berlaku di lokasi penelitian. Berdasarkan wawancara dengan nelayan dan data lapangan ditemui bahwa
setiap kilogram ikan dijual dengan harga rata-rata Rp 3.650.- maka kontribusi pukat cincin sebesar Rp 17.042.005,- jaring insang Rp 558.121,- bagan
Rp 2.010.420, dan pukat pantai Rp 2.185.428. PAD yang diperoleh melalui pungutan hasil perikanan pelagis kecil pada kondisi hasil tangkapan lestari
MSY yang diestimasi sebesar Rp 4.729.496.625.-, sehingga model persamaannya dapat dirumuskan sebagai,
17042005X1+558121X2+2010420X3+2185428X4-DB8+DA8=4729496625 dengan,
X1 = rata-rata kontribusi PAD oleh pukat cincin Rpunit X2 = rata-rata kontribusi PAD oleh jaring insang Rpunit
X3 = rata-rata kontribusi PAD oleh bagan Rpunit X4 = rata-rata kontribusi PAD oleh pukat cincin Rpunit
DB8 = target kontribusi PAD tidak tercapai Rupiah DA8 = target kontribusi PAD yang berlebih Rupiah.
Hasil analisis dengan program LINDO memperlihatkan bahwa target sasaran mengoptimalkan PAD dari Pungutan Hasil Perikanan pelagis kecil dapat
tercapai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai DA8 dan DB8 masing bernilai nol DA6=8; DB6=8. Sehingga hasil analisis goal programming menunjukkan
pengalokasian armada penangkapan telah berhasil memaksimalkan PAD dari jenis ikan pelagis kecil.
5 Pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan merupakan salah satu target dalam memenuhi kebutuhan protein ikani. Diasumsikan bahwa hasil tangkapan
pelagis kecil dari WPP-714 Laut Banda hanya dikonsumsi oleh penduduk di Maluku yang bermukim di sekitar perairan Laut Banda penduduk Maluku
tanpa Kabupaten Kepulauan Aru sebanyak 1.200.618 orang BPS Maluku, 2007. Dengan demikian, total konsumsi ikan pertahun diperoleh dengan
mengalikan nilai target konsumsi ikan segar di Maluku 54,3 kgkapitatahun DKP Maluku 2007 dengan jumlah penduduk. Jadi, total konsumsi ikan
pertahun adalah 65.193.557 kg. Kemudian, berdasarkan data lapangan dan wawancara dengan nelayan, hanya sekitar 70 persen hasil tangkapan
dikonsumsi lokal, maka total konsumsinya sebesar 45.635.490 kg. Dengan demikian, model persamaannya dapat dirumuskan sebagai,
145259X1+4757X2+17136X3+186278X4-DB9+DA9 = 45635490, X1 = jumlah ikan yang dikonsumsi dari tangkapan pukat cincin kgunit
X2 = jumlah ikan yang dikonsumsi dari tangkapan jaring insang kgunit X3 = jumlah ikan yang dikonsumsi dari tangkapan bagan kgunit
X4 = jumlah ikan yang dikonsumsi dari tangkapan pukat cincin kgunit DB9 = target pemenuhan kebutuhan konsumsi lokal yang tidak tercapai kg
DA9 = target pemenuhan kebutuhan konsumsi lokal yang berlebih kg. Hasil olahan dengan program LINDO memperlihatkan bahwa target sasaran
memaksimalkan pemenuhan konsumsi protein ikan dapat tercapai. Hal ini tercermin dari nilai DA9 dan DB9, masing-masing bernilai nol.
Dengan demikian hasil analisis goal programming mengindikasikan alokasi armada
penangkapan ikan di perairan Laut Banda telah berhasil memberikan pemenuhan konsumsi protein ikan.
Pengalokasian alat tangkap dan pemanfaatan sumberdaya ikan ditunjukkan oleh hasil solusi optimum basis yang diperoleh dengan metode goal
programming . Hasil analisis alokasi optimum alat penangkapan ikan pelagis kecil
di perairan Laut Banda berdasarkan manajemen kapasitas adalah pukat cincin 251 unit, jaring insang 10.011 unit, bagan 190 unit, dan pukat pantai 32 unit.
Tabel 37 Alokasi alat tangkap dan solusi optimal basis pengelolaan perikanan pelagis kecil di perairan Laut Banda
Variabel keputusan
Alat tangkap Aktual unit
Solusi optimal basis unit
X1 X2
X3 X4
Pukat cincin Jaring insang
Bagan Pukat pantai
251 10.011
971 425
251 10.011
190 32
5.4.3 Sensitivitas nilai right hand side RHS fungsi kendala