tercatat 114.630 orang, sedangkan Rumah Tangga Perikanan RTP pada tahun yang sama berjumlah 37.505 DKP Maluku 2007. Permasalahan klasik nelayan
di Maluku adalah mereka masih juga dikategorikan sebagai sumberdaya manusia dengan tingkat kemampuan rendah. Kondisi kehidupan mereka umumnya masih
memprihatinkan dan dililit oleh sejumlah keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan mengelola sumberdaya perikanan secara efisien, dan kurang
berorientasi bisnis perikanan. Permasalahan internal tersebut berhubungan dengan kualitas manajemen terhadap karakteristik nelayan di setiap WPP Provinsi
Maluku. Walaupun pengembangan sumberdaya manusia nelayan telah menjadi kewenangan otonomi kabupatenkota, namun berdasarkan tuntutan globalisasi
ekonomi dan perdagangan bebas maka pengembangan sumberdaya manusia nelayan perlu ditingkatkan daya saingnya.
Perkembangan nelayan meningkat selama periode 2002 - 2006. Peningkatan jumlah nelayan pada tahun 2005 menjadi 114.156 orang atau sekitar 29
dibandingkan tahun sebelumnya adalah seirama dengan peningkatan RTP pada tahun yang sama yaitu sebesar 37.434 atau sekitar 13.
Tabel 5 Nelayan dan rumah tangga perikanan RTP di Maluku tahun 2002-2006 Tahun
No Uraian
2002 2003
2004 2005
2006
1. 2.
Nelayan perikanan laut RTP Laut
74 012 31 026
105 660 31 472
88 236 33 016
114 156
+
37 434 114 630
+
37 505 Sumber: DKP RI 2006
+
DKP Maluku 2007b DKP Maluku 2003; 2005; 2007a
4.3.5 Produksi perikanan
Produksi hasil perikanan merupakan output dari proses penangkapan ikan. Produksi tersebut sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti sarana
penangkapan ikan, kemampuan atau ketrampilan nelayan, manajemen, dan beberapa faktor lainnya termasuk infrastruktur pendukung seperti pelabuhan
perikanan ataupun pangkalan pendaratan ikan. Produksi hasil perikanan berdasarkan Statistik Perikanan Provinsi Maluku
tahun 2006 yang terdiri dari komoditi udang, cakalang, tuna, kembung, layang, selar, julung, teri, dan komoditi lain-lain relatif meningkat selama periode 2002-
2006. Kenaikan tersebut adalah seiring dengan peningkatan jumlah RTP, kapal penangkap, API dan nelayan pada periode yang sama.
Produksi hasil perikanan menurut komoditi tercantum pada Tabel 6. Rata- rata volume produksi ikan pelagis kecil seperti kembung dan layang sejak tahun
2002 hingga 2006 relatif meningkat, sedangkan ikan selar, julung dan teri berfluktuasi pada periode tahun yang sama. Produksi ikan pelagis terbanyak pada
tahun 2006 secara berurutan adalah ikan layang 35.129,8 ton, kembung 32.880,7 ton, selar 13.454,4 ton, teri 8.215,6 ton, dan julung 2.335,6 ton.
Jika dibandingkan dengan tahun 2005 maka produksi ikan pelagis kecil dimaksud mengalami peningkatan produksi lebih besar dari 35 untuk masing-masing jenis
ikan. Kecenderungan peningkatan produksi ikan pelagis kecil pada tahun 2006 mengindikasikan tingkat pemanfaatan jenis pelagis kecil cukup intensif.
Walaupun demikian, secara total produksi, perubahan produksi hasil perikanan Maluku tahun 2006 terhadap 2005 hanya meningkat sekitar 0,5.
Upaya peningkatan produksi tidak hanya berkaitan langsung dengan bertambahnya nelayan, tetapi dibutuhkan dukungan terhadap nelayan melalui
peningkatan modernisasi kapal penangkap. Hal ini disebabkan sekitar 90 kapal penangkap masih merupakan PTM dengan jangkuan yang terbatas ke daerah
penangkapan ikan. Selain itu diperlukan dukungan finansial dan IPTEK perikanan bagi nelayan PMT dan kapal motor untuk lebih memperluas daya jangkau ke
wilayah perairan yang rendah tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan. Peningkatan produksi hasil perikanan berkaitan langsung dengan pasar
untuk memberikan nilai tambah produk perikanan. Pemasaran hasil perikanan Maluku mempunyai peluang besar baik pada pasar ekspor maupun pasar
domestik. Peluang pasar ekspor akhir-akhir ini terus meningkat karena i jumlah penduduk dunia terus meningkat; ii kesadaran manusia akan gizi ikan seafood
bagi kesehatan, kecerdasan, dan kekuatan; iii semakin berkembangnya industri makanan dan minuman dengan bahan dasar atau raw material dari biota laut; dan
iv kecenderungan produksi perikanan dunia menurun. Komoditi perikanan Maluku dalam realisasi ekspor tahun 2006 meliputi komoditi udang, ikan campur,
kepiting beku, dan ikan hidup. Permintaan pasar dalam negeri lebih mengarah pada produk ikan asin, ikan asap, bakso ikan, abon ikan, dan kerupuk udang atau
kerupuk ikan. Produk-produk olahan tersebut masih berpeluang dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri ataupun pasar lokal.
Tabel 6 Produksi hasil perikanan Maluku tahun 2002 - 2006
Volume ton Komoditi
2002 2003
2004 2005
2006 Perubahan
2005-2006 Udang
4348,2 5748,9
6776,7 928,8
3834,1 312,8
Cakalang 6981,9
6253 7862,5
11777,8 20719,2
75,9 Tuna
4973,6 4112,3
3792,6 4913,7
6293 28,1
Kembung 3746,7
3415,9 9205,3
11487,7 32880,7
186,2 Layang
6828,7 8914,4
15518,6 19098,6
35129,8 83,9
Selar 4272,9
6149,4 7324,2
8652,4 13454,4
55,5 Julung
1201 1150,6
1094,2 1539,3
2335,6 51,7
Teri 4131
6186.8 5678,8
5970,9 8215,6
37,6 Lain-lain
203556 331 839,6
370431,94 417958,9
361538,8 -13,5
Ikan darat 274
111,3 520,1
3328,2 3689,4
10,85 Jumlah
240314 373.882,2
428 204,9 485657,3
488090,6 0,5
Sumber: DKP Maluku 2007
4.3.6 Infrastruktur pelabuhan