berlangsung. Latar menjadi unsur penting dalam kaitannya dengan tindak tanduk yang terjadi, atau hanya berperan sebagai unsur tambahan saja.
5 Sudut Pandang
Peran sudut pandang sangat penting sebagai teknik untuk mengerjakan sebuah paragraf narasi. Sudut pandang dalam narasi mempersoalkan bagaimana
pertalian antara seseorang yang mengisahkan paragraf narasi itu dengan tindak- tanduk yang berlangsung dalam kisah itu. Orang yang membawakan kisah itu
dapat bertindak sebagai pengamat observer saja, atau sebagai peserta participant terhadap seluruh tindak-tanduk yang dikisahkan. Tujuan sudut
pandang adalah sebagai suatu pedoman atau panduan bagi pembaca mengenai perbuatan atau tindak-tanduk karakter dalam sebuah pengisahan. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa sudut pandang dalam narasi mempersoalkan: siapakah narator dalam paragraf narasi itu, dan apa dan bagaimana relasinya dengan
seluruh proses tindak-tanduk karakter-karakter dalam paragraf narasi. Jadi, sudut pandang dalam paragraf narasi itu menyatakan bagaimana
fungsi seorang pengisah narrator dalam sebuah paragraf narasi, apakah ia mengambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian sebagai
participant,atau sebagai pengamat observer terhadap objek dari seluruh aksi atau tindak-tanduk dalam paragraf narasi.
2.5.8 Langkah Menulis Paragraf Narasi
Keraf 2007:43 menyebutkan bahwa dalam menulis perlu memperhatikan makna dan ciri-ciri tulisan serta mengenal teknik-teknik penulisan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Karsana 1986: 5-18, bahwa menulis paragraf narasi harus memperhatikan komponen-komponen yang membentuk
paragraf narasi. Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam membentuk paragraf narasi, meliputi 1 pelaku cerita, 2 jalan cerita secara kronologissorot
balik, 3 latar tempat kejadian dan waktu terjadinya, dan 4 keselarasan peristiwa. Selanjutnya langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis paragraf
narasi meliputi: menentukan tema, membuat garis besar cerita kedalam bagian awal, perkembangan dan akhir cerita, menyusun tokoh, latar dan sudut pandang,
menyusun kerangka paragraf, merangkai kata-kata dalam bentuk kalimat, dan terakhir menulis kalimat kedalam paragraf.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah menulis paragraf narasi adalah menentukan topik, menentukan alur, latar, tokoh dan setting
peristiwa, menyusun kerangka, merangkai kalimat, menyusun paragraf.
2.5.9 Pembelajaran Menulis Paragraf Narasi
Pembelajaran menulis
merupakan pembelajaran
keterampilan menggunakan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampilan menulis
adalah hasil dari keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Pembelajaran menulis perlu memperhatikan beberapa prinsip.
Menurut Parera 1996: 27 prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1
Menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan membaca secara serempak.
2 Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan berbahasa.
3 Pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulisanejaan dan tata baca
Indonesia. 4
Pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang, bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
Dalam pembelajaran menulis paragraf narasi, guru harus benar-benar memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Tulisan
pembelajaran paragraf narasi adalah siswa dapat menulis paragraf narasi dengan tepat. Oleh karena itu guru harus menegaskan bahwa paragraf narasi adalah
paragraf yang menceritakan tentang kejadian, peristiwa, masalah yang tersusun menurut urutan waktu.
2.5.10 Teknik Pertanyaan Terbimbing