Kondusifnya Kondisi Siswa saat Proses Menyunting Paragraf Narasi

narasi. Intensifnya proses menulis paragraf narasi terlihat pada saat siswa serius berpikir dalam menulis paragraf narasi.Guru memantau kegiatan siswa saat menulis paragraf narasi dan memberikan arahan kepada siswa yang kurang mengerti dalam menulis paragraf narasi. Secara keseluruhan proses tersebut sudah berjalan cukup intensif, namun masih perlu ditingkatkan lagi pada silkus II agar menjadi lebih baik.

4.1.1.5 Kondusifnya Kondisi Siswa saat Proses Menyunting Paragraf Narasi

dengan Memperhatikan Aspek Kebahasaan Hasil observasi tentang kondisi siswa saat proses menyunting paragraf narasi dengan memperhatikan aspek kebahasaan tercatat 22 siswa atau 62,86 dalam kategori cukup, siswa menunjukkan sikap yang baik saat proses menyunting. Siswa berlatih bertanggung jawab dengan diadakannya kegiatan menyunting hasil pekerjaan milik teman. Sebagian siswa sudah dapat menyunting dengan baik dengan memperhatikan rubrik penyuntingan. Namun, 13 siswa masih membutuhkan latihan dalam hal menyunting berdasarkan aspek kebahasaan. Ada siswa yang masih asal-asalan dan keliru dalam penggunaan kata yang tidak baku dan menggunakan siangkatan kata yang tidak tepat dalam menulis paragraf narasi. Hal ini disebabkan sebagian siswa masih terbiasa menggunakan kata-kata yang tidak baku dalam aktifitas sehari-hari. Dalam proses menyunting, beberapa siswa saling meledek hasil pekerjaan temannya. Suasana kelas menjadi ramai ketika seisi kelas menyahuti candaan dari siswa tersebut. Namun, guru langsung dapat mengondisikan suasana kelas yang kurang kondusif sampai akhirnya suasana kelas menjadi kondusif kembali. Dari catatan harian guru juga dijelaskan bahwa kondisi siswa saat proses menyunting paragraf narasi dengan memperhatikan aspek kebahasaan berlangsung cukup kondusif. Hal tersebut ditunjukan dengan siswa bertanggung jawab dalam menyunting. Siswa juga sudah dapat belajar menyunting dengan memperhatikan unsur kebahasaan. Namun, hal tersebut masih belum berjalan secara optimal, siswa masih lemah dalam menyunting berdasarkan unsur kebahasaan dan membutuhkan sedikit pembiasaan dalam diri siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Dari catatan harian siswa menunjukan sebagian siswa sudah dapat belajar menyunting berdasarkan aspek kebahasaan. Siswa juga merasa senang dengan kegiatan menyunting yang dianggap baru bagi mereka. Dari catatan harian siswa dapat digali kesulitan yang dialami siswa. Diakui oleh beberapa siswa, penggunaan kebiasaan berbahasa yang belum sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia membuat sedikit kesulitan dalam menyunting. Selain hasil observasi, tatatan harian siswa, dan catatan harian guru, kondisi siswa saat proses menyunting paragraf narasi dengan memperhatikan aspek kebahasaan juga terlihat dari dokumentasi foto. Hasil dokumentasi yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi saat siswa proses menyunting paragraf narasi dengan memperhatikan aspek kebahasaan berlangsung cukup kondusif walaupun terjadi kegaduhan dikelas pada awal kegiatan menyunting. Hasil dokumentasi foto tersebut adalah sebagai berikut. a b Gambar 4.4 Kondisi Siswa Menyunting Paragraf Narasi dengan Memperhatikan Aspek Kebahasaan pada Siklus I Gambar 4.4 memperlihatkan siswa sedang menyunting paragraf narasi. Gambar a menunjukkan siswa sedang mencermati dengan sungguh-sungguh paragraf narasi yang akan disunting. Siswa dengan teliti menyunting paragraf narasi yang telah dibuatnya.. Siswa terlihat serius berpikir dalam menyunting paragraf narasi karena kegiatan menyunting merupakan hal baru bagi siswa. Gambar b masih terdapat pula siswa yang kurang serius dalam menyunting paragraf narasi dan hanya bermain-main dengan temannya. Namun, hal tersebut dapat segera teratasi oleh guru dengan baik sehingga mampu membuat suasana kelas menjadi kembali kondusif. Walaupun demikian, proses siswa dalam menyunting paragraf narasi masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus II.

4.1.1.6 Terbangunnya Suasana Yang Reflektif Pada Siklus I

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MELALUI MEDIA ANIMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE RESITASI PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM DATUK SINGARAJA

2 15 173

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi melalui Teknik Latihan Terbimbing dengan Media Film Kartun Bernard Bear pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ciledug Lor Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2010 2011

2 29 240

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 4 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN MEDIA LAGU PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS XI-3 SMA NEGERI 1 LASEM KECAMATAN

0 0 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK CIRC PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui Pendekatan Kooperatif Teknik CIRC Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wedarijaksa – Pati Tahun Pembelajarn 2011-2012.

0 0 20

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK CIRC Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui Pendekatan Kooperatif Teknik CIRC Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wedarijaksa – Pati Tahun Pembelajarn 2011-2012.

0 1 32

Peningkatan Keterampilan Menulis Hasil Wawancara Menjadi Bentuk Narasi dengan Teknik Menulis Berita Siswa Kelas VII F SMP Negeri 01 Kandeman, Batang Tahun Ajaran 2008/2009.

0 0 233

(abstrak) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HASIL WAWANCARA DALAM BENTUK NARASI DENGAN TEKNIK MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 01 KANDEMAN, BATANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 3