23 bergantung pada pendekatan yang akan digunakan, kemudian dapat ditetapkan
berbagai metode pembelajaran untuk menjalankan strategi yang telah dipilih. Strategi pembelajaran berdasarkan penjelasan tersebut menitikberatkan pada
proses yang terencana untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien melalui metode yang ditetapkan.
Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain 2006: 5 berpendapat bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Strategi belajar mengajar adalah rencana dan cara-cara membawakan
pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran dapat tercapai secara efektif W. Gulo, 2008: 3.
Strategi pembelajaran dipahami sebagai keseluruhan rencana yang mengarahkan pengalaman belajar, seperti mata pelajaran, mata kuliah, atau
modul untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran Muhammad Yaumi, 2014: 232-233. Jamil Suprihatiningrum 2013: 48
menjelaskan strategi belajar adalah operator kognitif meliputi dan di atas proses- proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas belajar.
Pendapat di atas menekankan strategi belajar pada alat untuk melaksanakan suatu pembelajaran yang berakhir pada pencapaian tujuan yang efisien dan efektif.
Berdasarkan uraian penjelasan para pakar di atas strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana pola pembelajaran yang direalisasikan
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran yang dipilih dilaksanakan dengan
menggunakan metode-metode yang sesuai.
24
5. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah Wina Sanjaya, 2016: 214. Pembalajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran dimana peserta didik secara
kolaboratif memecahkan permasalahan dan merefleksi pengalaman Suparman, 2014: 84. Warsono dan Hariyanto 2014: 149 mendefinisikan pembelajaran
berbasis masalah sebagai suatu tipe pengelolaan kelas yang diperlukan untuk mendukung pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran dan belajar.
Pendekatan konstruktivisme, seperti disebutkan Brooks and Brooks dalam Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana 2012: 62 yaitu suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep yang lahir dari pandangan dan gambaran serta inisiatif peserta didik. Jamil Suprihatiningrum
2013: 215-216 menjelaskan pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu model pembelajaran, dimana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah,
kemudia diikuti proses pencarian informasi yang bersifat student centered.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik inti strategi pembelajaran berbasis masalah sebagai serangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada
proses penyelasaian masalah melalui pandangan dan gambaran serta inisiatif peserta didik yang melahirkan penemuan suatu konsep.
Tan 2003: 30 menyebutkan alasan penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran di Amerika Serikat yaitu: mengangkat
permasalahan nyata, keterlibatan aktif siswa, pembelajaran interdisipliner, siswa dapat membuat pilihan, dan pembelajaran kolaboratif. Pernyataan tersebut sesuai
25 dengan pendapat Wina Sanjaya 2016: 2014 dimana siswa diharapkan tidak
hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan
akhirnya menyimpulkan. Lebih lanjut Arends 1997:349 dalam Jamil Suprihatiningrum 2013: 220-221 menjelaskan ciri-ciri pembelajaran berbasis
masalah yaitu pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antardisiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan produk dan memamerkannya,
dan kolaborasi. Pembelajaran dengan diterapkannya strategi ini tidak lagi menjadi monoton, lebih aktif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Jamil Suprihatiningrum 2013: 223 menjelaskan langkah-langkah utama pembelajaran berbasis masalah yaitu orientasi siswa pada masalah,
mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap orientasi siswa pada masalah guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kebutuhan untuk
memunculkan masalah dan siswa termotivasi untuk terlibat dalam pemecahan masalah terpilih. Mengorganisasi siswa untuk belajar yaitu membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. Selanjutnya guru membimbing penyelidikan siswa dengan mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya. Pada tahap akhir guru membantu siswa
melakukan reflesi dan evaluasi dari proses pemecahan masalah.