Uji Biodegradasi Edible Film Galaktomanan Terhadap Jamur

V = volume kemasan l R = konstanta gas 0,0821 dm 3 .atmKmol W = berat contoh kg σ = kerapatan jenis contoh kgl t o = suhu penyimpanan ℃ T ∆ = interval pengamatan jam

3.2.3.7. Estimasi Kepadatan Sel Isolat Bakteri Dengan Cara Standard Plate

Count SPC Ikan nila yang dibeli di pasar,dibersihkan dan dipotong. Potongan daging ikan nila dengan berat masing masing 1 g dibungkus dengan film pelapis galaktomanan yang diinkorporasi dengan MADK. Potongan ikan ditempatkan dalam kotak plastik dan disimpan pada 5 - 10℃ selama 10 hari. Potongan daging ikan nila tanpa pembungkus digunakan sebagai sistem kontrol. Kepadatan sel isolat bakteri masing-masing perlakuan dihitung dengan cara SPC dengan menggunakan koloni counter pada hari ke 0, 1, 3, 5, dan 10 dengan metode cawan tuang, dimana sampel hasil perlakuan seberat 1 g dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah air suling steril sehingga volume menjadi 10 ml. Perlakuan ini disebut sebagai kultur awal. Lalu kultur awal tersebut diencerkan sampai 10.000 kali kemudian dituang 10 ml media PCA ke dalam tabung reaksi dan 1 ml dari hasil pengenceran kultur awal dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi media lalu divorteks, kemudian dituang ke dalam cawan petri dan dihomogenkan dengan cara digoyang membentuk angka delapan. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37℃ dan dihitung kepadatan sel bakterinya dengan cara : Jumlah koloni x n pengencera 1 selml Fardiaz, 1992 . 8

3.2.3.8. Uji Biodegradasi Edible Film Galaktomanan Terhadap Jamur

Aspergillus niger. Spesimen film dengan ukuran 3 x 3 cm 2 ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Media PDA yang sudah steril dituang ke dalam cawan petri, Universitas Sumatera Utara kemudian diinokulasikan satu ose A. niger ke permukaan cawan petri. Spesimen film diletakkan di tengah pada permukaan media PDA, kemudian diinkubasi pada suhu 29℃ selama selang waktu 3, 6, 9, 12, 15, 18 dan 21 hari. Setelah 3 hari sampel diambil dari media dan disiram dengan air suling steril. Seteleh itu sampel dikeringkan pada suhu 65℃ dan ditimbang berat keringnya. Hal yang sama dilakukan untuk hari ke 6, 9, 12, 15, 18 dan 21 hari. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Pengolahan Kolang-Kaling Dari Buah Aren

Kolang-kaling diperoleh seberat 150 gram dari 1000 gram buah aren dan persentasenya adalah 15. Kolang-kaling yang diperoleh berwarna putih agak bening, kenyal dan berbentuk lonjong agak pipih.

4.1.2. Hasil Ekstraksi Galaktomanan Dari Kolang-kaling Pada Kondisi

Netral Hasil ekstraksi galaktomanan dari kolang-kaling pada kondisi netral dengan variasi waktu, volume pelarut dan kecepatan sentrifugasi ditunjukkan pada Tabel 4.1; 4.2 dan 4.3. Tabel 4.1. Ekstraksi Galaktomanan Dari Kolang-kaling Dengan Variasi Volume Pelarut Pada Kecepatan 8500 rpm Selama 20 Menit Parameter Variasi Volume Air Suling ml 150 200 250 300 350 Berat Galaktomanan g 0,697 0,812 0,866 0,869 0,865 Berat Residu g 0,344 0,249 0,246 0,243 0,240 Tabel 4.2. Ekstraksi Galaktomanan Dari Kolang-kaling Dengan Variasi Kecepatan Sentrifugasi Pada Volume Pelarut 250 mL Selama 20 menit Parameter Variasi Kecepatan Sentrifugasi rpm 8000 8500 9000 9500 10.000 Berat Galaktomanan g 0,858 0,866 0,867 0,912 0,910 Tabel 4.3. Ekstraksi Galaktomanan Dari Kolang-kaling Dengan Variasi Waktu Pada Kecepatan 9500 rpm, Volume Pelarut 250 ml Parameter Variasi Waktu menit 10 15 20 25 30 Berat Galaktomanan g 0,804 0,915 0,912 0,913 0,914 Gambar serbuk galaktomanan kolang-kaling dapat dilihat pada Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Keragaman Genetik Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) di Tapanuli Selatan dengan Menggunakan Marka RAPD (Random Amlpified Polymorphic DNA)

4 68 92

Respon perkecambahan biji aren (Arenga pinnata) terhadap lama perendaman dengan asam nitrat (HNO3)

9 53 76

Aren (Arenga Pinnata)

3 34 10

Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Bunga Kemangi (Ocimum basilicum L) Serta Uji Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri

13 98 105

EFEKTIVITAS KOMBINASI MINYAK ATSIRI KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DENGAN TETRASIKLIN DAN Efektivitas Kombinasi Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Dengan Tetrasiklin Dan Sefalotin Terhadap Bakteri Salmonella Thypi.

0 2 12

PENGARUH KOMBINASI MINYAK ATSIRI KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DENGAN AMPISILIN DAN Pengaruh Kombinasi Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Dengan Ampisilin Dan Amikasin Terhadap Bakteri Salmonella Typhi.

1 3 12

Pembuatan Edibel Film Yang Bersifat Antimikroba dan Antioksidan dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata) dan Ekstrak Rimpang Jahe (Zingiber officinalle)

0 3 95

Karakterisasi Edible Film Yang Bersifat Antioksidan Dan Antimikroba Dari Galaktomanan Biji Aren (Arenga pinnata) Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.)

1 1 44

Karakterisasi Edible Film Yang Bersifat Antioksidan Dan Antimikroba Dari Galaktomanan Biji Aren (Arenga pinnata) Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.)

0 1 18

Karakterisasi Edible Film Yang Bersifat Antioksidan Dan Antimikroba Dari Galaktomanan Biji Aren (Arenga pinnata) Yang Diinkorporasi Dengan Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.)

0 1 22