2.6.3. Penyulingan Minyak Atsiri Kemangi
Dalam industri pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistem
penyulingan, yaitu :
a. Penyulingan dengan air water distillation
Pada sistim penyulingan dengan air, bahan yang akan di suling langsung kontak dengan air mendidih. Keuntungan dari penggunaan sistim ini adalah
baik digunakan untuk menyuling bahan yang berbentuk tepung dan bunga- bungaan yang mudah membentuk gumpalan jika kena panas. Prosesnya cukup
sederhana. Sistim penyulingan ini memiliki keuntungan dapat mengekstraksi minyak dari bahan yang berbentuk bubuk akar, kulit, kayu. Kelemahannya
adalah pengekstraksian minyak atsiri tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Walaupun bahan dirajang. Selain itu beberapa jenis ester, misalnya
linalil asetat akan terhidrolisa sebagian. Persenyawaan yang peka seperti
aldehid, akan mengalami polimerisasi karena pengaruh air mendidih.
b. Penyulingan dengan air dan uap water and steam distillation
Pada sistim penyulingan ini, bahan diletakkan di atas piring yang berupa ayakan yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air dalam ketel
penyuling. Keuntungan dari sistim penyulingan ini adalah karena uap berpenetrasi secara merata ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat
dipertahankan sampai 100
o
C. Lama penyulingan relatif singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan minyak
hasil sistim penyulingan dengan air dan bahan yang disuling tidak dapat
menjadi gosong.
c. Penyulingan dengan uap steam distillation
Pada sistim ini air sebagai sumber uap panas terdapat dalam boiler yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai
tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Sistim penyulingan ini baik digunakan untuk mengekstraksi minyak dari biji-bijian, akar dan kayu-kayuan
yang umumnya mengandung komponen minyak yang bertitik didih tinggi. Sistim penyulingan ini tidak baik dilakukan terhadap bahan yang mengandung
minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dan air. Minyak yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan dengan cara penyulingan, baunya akan sedikit berubah dari bau asli
alamiah, terutama minyak atsiri yang berasal dari bunga Ketaren, 1985
2.7. Ikan Nila