MATERI SUMBER BAHAN METODE SARANA PEMIKIRAN DASAR

87 Menanggapi permasalahan dalam berkatekese dengan bahan berkatekese yang banyak, sebagai pendamping katekese perlu memahami langkah-langkah dalam membuat persiapan dalam berkatekese agar tidak tergantung pada teks buku panduan. Perlu juga menyiapkan bahan dan materi yang akan disampaikan untuk peserta melalui satuan pertemuan. Melalui satuan pertemuan ini dapat membantu pemandu untuk menyiapkan materi katekese yang menarik dan kontekstual. Oleh karena itu pemaparan mengenai persiapan katekese dalam hal ini sangat diperlukan agar para peserta dapat mengalami bagaimana proses katekese itu berlangsung dengan baik. Maka melalui sesi membuat persiapan katekese biblis ini diharapkan para peserta merasa terbantu dalam melaksanakan tugasnya dalam memandu suatu katekese di tempat atau di lingkungan masing-masing. Akhirnya diharapkan nanti para peserta dapat menjalankan tugasnya tersebut dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan diri. Bahkan dengan adanya pembahasan singkat, peserta akan semakin mendapatkan pengalaman yang sangat berguna dalam hal berkatekese. Para peserta juga dapat belajar dari proses pendampingan tersebut mana yang sudah baik dan mana yang masih perlu diperhatikan sehingga pada akhirnya dapat memperbaikinya secara bersama-sama.

C. MATERI

1. Pentingnya membuat persiapan katekese 2. Unsur-unsur persiapan yang baik 3. Menemukan dan menentukan tema dalam Kitab Suci 88 4. Tugas membuat persiapan Katekese Biblis

D. SUMBER BAHAN

1. Rm. Marno, Diktat PPL PAK Paroki. 2. Rm. Yosep Lalu, Pr. Katekese Umat.

E. METODE

1. Ceramah 2. Tanya jawab

F. SARANA

1. Hand out 2. LCD 3. Laptop 4. Power Point 5. Kitab Suci

G. PROSES PENDAMPINGAN 1.

Pembukaan Selamat Siang Menjelang Sore Bapak Ibu, Berkah Dalem. Hari ini kita belajar mengenai cara membuat persiapan katekese biblis. Dalam sesi ini, bersama-sama kita memahami bagaimana cara membuat satuan persiapan dan pentingnya membuat satuan pertemuan sebelum berkatekese. Diharapkan setelah sesi ini, sebagai pendamping katekese kita dapat mengetahui mengapa harus membuat satuan pertemuan katekese sebelum berkatekese bersama umat di lingkungan.

2. Sharing

89 Untuk membantu peserta masuk dalam pemahaman pentingnya membuat satuan persiapan pertemuan, berikut panduan pertanyaan untuk sharing: a. Apa yang dilakukan penari sebelum pentas ? b. Apa yang biasanya Bapakibu lakukan sebelum pelaksanaan BKSN atau memandu katekese? Mengapa memerlukan persiapan?

3. Penyampaian Materi

a. Pentingnya membuat persiapan katekese

1 Apabila tanpa membuat persiapan Katekese: a Tanpa persiapan tertulis ada bahaya pendampingan menjadi tak terarah karena pikiran manusia mudah kemana-mana atau meloncat-loncat. Pendampingan menjadi lebih apa adanya, mengalir tanpa adanya tujuan yang jelas. b Tanpa persiapan tertulis pendampingan cenderung menjadi pelaksana ide sesaat sehingga kesinambungan sulit terjadi. Pendampingan hanya berdasarkan ide-ide yang terjadi pada saat itu, dan cenderung pendampingan menjadi membosankan. c Tanpa ada persiapan tertulis, sulitlah bagi pengganti untuk membantu bila pendamping yang biasanya melayani berhalangan. 2 Apabila membuat persiapan katekese a Dengan menggunakan persiapan tertulis pendamping dapat melaksanakan katekese yang terarah dan tidak kemana-mana. Pendamping dapat melaksanakan katekese secara beruntut dan dapat mempermudah dalam pendampingan. 90 b Pendamping dapat melaksanakan katekese dengan ide-ide yang berkesinambungan. Sehingga mudah dipahami dan dapat melaksanakan katekese yang dapat saling menyambung serta berhubungan satu dengan yang lain. c Persiapan tertulis dapat membantu pendamping pengganti apabila pendamping yang biasanya berhalangan hadir. Persiapan tertulis yang demikian dapat memudahkan koordinasi maupun persiapan pendampingan apabila pendamping yang melayani berhalangan hadir. d Dalam persiapan mengolah buku panduan dengan kritis, tanpa hanya membaca buku panduan yang telah disiapkan oleh tim KAS.

4. Unsur-unsur persiapan yang baik

Untuk semakin memahami unsur-unsur mempersiapkan katekese dengan baik. Marilah kita mendalami unsur berikut: 1 Membuat identitas Terdiri dari: a Tema Tema menjadi satu kunci keberhasilan dari kegiatan yang akan dilakasanakan. Syarat-syarat tema yang baik:  Jelas, maksudnya arah dari tema yang mau didalami tidak berbelit-belit.  Memperhatikan kebutuhan dan situasi peserta. Tema menggambarkan situasi yang aktual di tengah-tengah masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91  Memperhatikan tradisi Gereja, yakni Kitab Suci dan refleksi para teolog.  Memperhatikan tahun liturgi: Bacaan-bacaan hari Minggu, atau bacaan dalam buku panduan BKSN.  Tema hendaknya dirumuskan secara terbatas, terarah dan tidak terlalu luas  Bulat, dalam kesatuan arti yang tidak terpotong-potong.  Menarik dan menantang b Tujuan Tujuan penting untuk menentukan arah yang akan dilakukan dan menentukan bagaimana cara atau tahap-tahap yang akan dilakukan dalam suatu kegiatan. Cara menentukan tujuan dengan baik:  Sesuai dengan tema yang diangkat  Kesadaran bersama umat  Sikap Kristiani tertentu yang hendak diolah  Arahnya jelas dan operasional  Lebih pada pengalaman c Tempat Dimana tempat katekese biblis akan dilaksanakan. Terutama lingkungan mana yang akan dilaksanakan katekese d Pelaksanaan 92 Berisi nama yang melaksanakan katekese biblis. e Hari Tanggal Waktu 2 Metode Metode yang baik adalah metode yang dapat menggerakkan peserta katekese Kitab Suci atau metode yang menarik. Misalnya: Sharing, diskusi, Tanya jawab, refleksi, permainan, nonton film, menyusun puzzle Kitab Suci dll. 3 Sarana Yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan sarana yang digunakan agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan, atau pemborosan waktu dalam menggunakan sarana. Sarana-sarana itu misalnya: berupa simbol, cerita bergambar, video, kaset, film, laptop, dsb.

5. Menemukan dan menentukan tema dalam Kitab Suci

Alkitab adalah buku pengalaman iman, maka setiap orang yang punya pengalaman pasti akan mengerti Alkitab sesuai dengan kemampuan yang diberikan kepadanya. Kita akui juga cukup banyak bagian Alkitab yang sulit dimengerti. Berikut ini adalah beberapa cara menemukan dan menentukan tema bacaan Kitab Suci: 1 Konteks dari peristiwa yang diceritakan dalam Kitab Suci Orang akan lebih mengerti kotbah Yesus tentang kabar Gembira Kerajaan Allah jika melihat situasi pada zaman itu. 2 Memperhatikan jenis sastra dalam Kitab Suci Ada banyak jenis sastra yang ditemukan dalam Kitab Suci; kisahcerita, sejarah, perumpamaan, dsb. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 3 Mendalami maksud pengarang Kitab Kita dapat menggunakan buku tafsir yang disesuaikan dengan pengalaman serta konteks hidup umat zaman ini. Pada intinya, pemilihan tema berdasarkan Kitab Suci hendaknya memperhatikan pengalaman para peserta sehingga suatu teks berbicara kepada situasi peserta. Kitab Suci sangat kaya dengan pengalaman iman yang sangat analogik dengan pengalaman hidup peserta katekese umat.

6. Tugas membuat persiapan Katekese Biblis

Peserta dibentuk ke dalam kelompok 2-3 orang kemudian membuat persiapan bersama sesuai prosedur persiapan Katekese Biblis. Setelah selesai semua maka peserta atau beberapa kelompok akan memplenokan hasilnya dan dibahas bersama-sama.

7. Penutup

Bapa ibu yang terkasih dalam Kristus, setelah kita tadi bersama-sama belajar mengenai pengertian, unsur-unsur dan langkah-langkah yang perlu dipersiapkan sebelum berkatekese. Semua persiapan itu sangat penting supaya proses katekese dapat berjalan dengan baik dan lancar, selain itu peserta dapat memahami tentang materi serta proses dan hal-hal tekhnis lainnya yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan katekese. Sekiranya itu semua dapat diperhatikan sehingga kita mampu menjembatani umat agar menemukan pokok iman dalam kitab suci sesuai pengalaman hidupnya sehari – hari. 94 SATUAN PENDAMPINGAN SESSION III A. IDENTITAS 1. Judul Pertemuan : Spiritualitas Prodiakon Sebagai Pewarta 2. Tujuan : Agar Prodiakon semakin memahami dan sadar bahwa mereka mempunyai semnagat yang berasal dari kristus sendiri dalam menghayati dan melaksanakan tugasnya sebagai pewarta kabar gembira. 3. Peserta : Prodiakon Paroki St. Perawan Maria diangkat ke Surga 4. Tempat : Aula Paroki St. Perawan Maria diangkat ke Surga

B. PEMIKIRAN DASAR

Para pelayan pastoral, secara khusus prodiakon,memiliki tanggung jawab yang besar dalam membina dan menumbuhkan pengetahuan serta penghayatan iman umat. Tentu saja Romo tidak mampu untuk melayani semua wilayah untuk seluruh kegiatan peribadatan yang di diadakan umat di setiap wilayah lingkungan. Oleh karena itu Gereja membutuhkan prodiakon untuk membantu meringankan tugas imam dalam pewartaan dan pelayanan. Untuk mewartakan dan melanyani umat di wilayahlingkungan-lingkungan. Tugas sebagai prodiakon adalah tugas pengabdian yang membutuhkan semangat dan kegigihan untuk senantiasa melayani umatnya. Mereka hadir di tengah umat,dan diyakni sebagai orang yang mempunyai peranaan yang penting dalam membantu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 memperkembangkan iman umat. Berdasarkan kenyataan ini,Gereja meletakan tugas ini dalam dan melalui para prodiakon, dalam mengembangkan karya Gereja. Sebagai seorang rasul awam prodiakoan dalam mengemban tugas ini,mereka harus memiliki spiritualitas yang mendalam, mampu hidup dalam roh Tuhan.Kesadaran akan tugas panggilan mereka sebagai prodiakon tidak terbatas pada pelayanan komuni suci namun tugas perutusan yang lebih luas lagi dalam bidang pewartaan. Oleh karena itu, spiritualitas mereka mencakup suatu motivasi yang baru dan khusus, suatu panggilan kepada kesucian hidup. Berbagai harapan dan cita-cita secara bersama yang disadari oleh umat tidaklah senantiasa terwujud sesuai dengan kenyataan hidup konkrit umat. Kadang kala kurang bersemangat dan mudah putus asa bila pelayanannya tidak atau kurang ditanggapi umat. Agar semangat pelayanan tetap berkobar maka spiritualitas tetap dihidupi dari waktu ke waktu. Teristimewa prodiakon baru, yang baru saja dilantik menjadi prodiakon, melihat kenyataan ini, mereka membutuhkan spiritualitas pewarta sabda agar mereka menjadi lebih bersemangat dan berkobar-kobar dalam tugas pelayanannya di lingkungan-lingkungan mereka masing-masing. Maka diharapkan dalam pendampingan session VI ini para bapak dan ibu prodiakon menjadi bersemangat dalam tugas karya pewartaanya sebagai seorang prodiakon. Dan Pertemuan ini diharapkan agar dapat membantu para prodiakon dalam mendalami spiritualitasnya sebagai pelayan Allah.

C. TUJUAN PERTEMUAN