Spiritualitas menurut Evangelii Gaudium

99 Sebagai pemimpin pada intinya adalah tugas pengabdian. Dia ada bukan demi dirinya sendiri,melainkan demi orang lain. Dia dipanggil bukan untuk memuaskan hobi pribadi,melainkan demi tercapainya tujuan dan cita-cita bersama. Pemimpin adalah orang yang tahu apa yang mau dicapai,mengerti jalan menuju ke sana,dapat menunjukkan tujuan dan jalan yang harus ditempuh,itu kepada orang lain dan bersedia menempuh jalan itu bersama mereka yang dipimpinnya. Untuk semua ini maka seorang pemimpin perlu dalam dirinya memiliki spiritualitas atau semangat sebagai seorang pemimpin Kristiani. Semangat atau spiritualitas sebagai seorang pemimpin kristiani adalah berani berkorban,dedikasi,merangkul,melindungi, mengenal dan dikenal oleh orang yang dipimpinnya.Semangat ini kita timba dari Yesus sebagai Gembala Yang Baik. Hal ini termuat dalam Kitab Suci yang dapat kita renungkan.

b. Spiritualitas menurut Evangelii Gaudium

Evangelisasi sebagai satu cara untuk menyentuh hati manusia menyadarkan kita akan makna Gereja sebagai seorang ibu yang senantiasa membuka hatinya kepada setiap orang. Evangelisasi berbicara tentang semangat yang menjiwai pewarta, yang bersumber pada perjumpaan dengan relasi pribadi yang intim dengan Yesus. Inti dari misi pewartaan Gereja adalah membawa terang, berkat, penyembuhan, kebangkitan, kebebasan, dan bahkan kehidupan bagi orang lain, kendati dalam kenyataannya kegiatan evangelisasi terkadang justeru membuat kecewa, membosankan, melelahkan, dan putus asa, yang apabila tidak disikapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 dengan tepat dapat melumpuhkan usaha-usaha misi dalam Gereja. Pertumbuhan hidup rohani dan pengalaman iman pribadi perlu mendapat perhatian serius. Selain itu, Paus Fransiskus juga menekankan bahwa mempraktekkan cinta kasih dan keadilan yang konkrit lebih berpengaruh daripada berkhotbah, rahmat lebih kuat daripada hukum, Kristus lebih kuasa daripada Gereja, dan Sabda Tuhan harus lebih banyak dibicarakan ketimbang tentang Paus. Karena itu, dalam evangelisasi, kita harus lebih berbicara tentang cinta kasih dan keadilan, tentang rahmat, tentang Kristus, dan Sabda Tuhan, karena semua itu jauh lebih meyentuh sampai ke dalam lubuk hatinubari manusia ketimbang segala ajaran dan khotbah tetang hukum, Gereja, dan Paus. Paus Fransiskus menginginkan penampilan Gereja sebagai kehadiran cinta kasih yang membawa sukacita, pembebasan, pengharapan dan kehidupan bagi kaum miskin dan terbuang. Beliau mengajurkan kita untuk membawa perubahan dan pembaharuan bagi dunia lewat kesaksian hidup kita. Dalam mengembangkan semangat evangelisasi, hendak menampilkan sebuah Gereja yang akan membuat anda, saya dan kita semua berkata “ Adalah baik bahwa kita berada di sini.” Lewat kata-kata, sikap, tindakan, himbauan, nasehat dan hidupnya, Paus Fransiskus hendak mengajak kita kaum beriman untuk bersatu dan berpikir bersama Gereja, merasakan dan berprihatin bersama Gereja, mencintai Gereja-Nya sambil berbagi kasih, damai dan sukacita penebusan dan penyelamatan Tuhan yang telah kita terima kepada sesama dan seluruh dunia. 101

c. Spiritualitas pemandu KU