Bertindak Strategis dan Bertindak Komunikatif

33 dalam lingkup hidup mereka dalam berelasi di masyarakt dan keluarga. Di dalam penelitian ini yang belum diberi perhatian adalah bahwa di dalam masyarakat modern yang terpengaruh oleh proses sekularisasi, pengakuan akan Allah bisa bergeser dari relasional ke objektif. Kemudian dari kebimbangan menuju ke panyangkalan.

B. Pewahyuan dan Komunikasi Iman

1. Bertindak Strategis dan Bertindak Komunikatif

Tindakan strategis adalah segala macam praktek dalam nama manusia, kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu dan lembaga-lembaga masyarakat yang ingin mencapai tujuan dengan mengorbankan orang lain. Tindakan strategis di sini berarti tindakan manipulasi dengan menggunakan kekuasaan yang dimilikinya. Ini biasanya berlaku di dunia politik dan ekonomi. Melalui manipulasi ideologis, sistem-sistem tersebut memiliki kebenarannya sendiri dan memproduksi pengertian tentang kenyataan dan tentang cara bertindak benar dan efektif dengan tidak tepat. Tindakan strategis adalah tindakan komunikatif, yang dimaksud adalah semua tindakan yang tujuan dan sarananya ditentukan dengan berunding dalam kebebasan dan kesederajatan orang yang bersangkutan. Ciri-cirinya adalah keterbukaan dan kesungguhan, hak berbicara yang sama untuk semua orang yang bersangkutan, dialog, hubungan yang simetris, pengambilan keputusan yang demokratis dan konsensus mengenai motif dan norma bertindak. Kebenaran dalam tindakan komunikatif ini berlaku karena kebenaran itu dibentuk sesuai dengan hak asasi manusia dengan memperhatikan harkat pribadi 34 manusia dan oleh karenanya sah dan efektif dalam proses pembebasan manusia. Terutama pada sektor publik banyak ciri tindakan komunikatif hampir tidak ada secara nyata. Semuanya dikuasi oleh objektifitas tanpa subjek. Syarat mutlak ialah bahwa gereja-gereja memperbaharui di dalam diri mereka sesuai dengan ciri-ciri bertindak komunikatif. Dapat dikatakan bertindak komunikatif merupakan sudut pandang bagi pembangunan jemaat. Pembangunan jemaat ini ingin mencapai tujuannya lewat carametode yang efisien dan oleh karenanya pembangunan jemaat berpikir dan bertindak secara rasional dan berpandangan luas. Jika tidak ada pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan tentang pembangunan jemaat ini, tidak senantiasa ditanyakan maka pembangunan jemaat akan menyimpangmenyeleweng menjadi kolonisasi dan menjadi teknologi kuasa dari pemimpin gereja dan kelompok yang berkepentingan.

2. Tiga Alur Komunikasi