30
2. Konstruksi Tes Hasil Belajar
a. Validitas
Yusuf 2015: 61 mengemukakan bahwa konsep validitas merujuk pada kesesuaian, kebermaknaan, dan kebergunaan kesimpulan-
kesimpulan yang dapat dibuat berdasarkan skor instrumen. Semakin tinggi validitas suatu instrumen berarti semakin baik kesimpulan yang
diambil dan makin baik pula tingkat kebermaknaan maupun kegunaannya. Oleh karena itu, suatu instrumen dikatakan valid kalau
instrumen tersebut benar-benar mengukur sesuatu yang hendak diukur. Hamzah 2014: 216 mengungkapkan definisi validitas yaitu derajat
yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur tes atau nontes dalam melakukan fungsi ukurnya benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur. Sugiyono 2015: 173 dan Waridjan 1991: 342 mengemukakan pemikiran yang serupa bahwa
suatu tes hasil belajar sebagai alat ukur dinyatakan valid apabila tes hasil belajar itu hanya mengukur variabel yang memang seharusnya
diukur, tidak mengukur variabel-variabel lain yang memang seharusnya tidak diukur. Waridjan 1991: 342 menambahkan validitas
suatu tes dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal tes. Faktor eksternal tes mencakup penetapan kunci jawaban, penetapan skor dan
ketersediaan waktu pengerjaan tes. Faktor internal tes mencakup kejelasan petunjuk pengerjaan tes, kejelasan rumusan soal, kesesuaian
materi soal dengan materi belajar-mengajar dan tingkat kesukaran soal. Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut maka dapat disimpulkan
31 bahwa validitas adalah ketepatan suatu instrumen dalam mengukur
yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur sesuatu yang hendak diukur.
Arikunto 2012: 80-84 memaparkan secara garis besar ada dua macam validitas yaitu:
1 Validitas Logis
Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi merujuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan
valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan
sudah dirancang secara baik mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Bila instrumen sudah disusun berdasarkan teori
penyusunan instrumen maka instrumen tersebut secara logis sudah valid. Jadi validitas logis dapat dicapai apabila instrumen
disusun mengikuti ketentuan yang ada. Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen yaitu:
a Validitas isi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi sering disebut sebagai validitas kurikuler karena materi
yang diajarkan tertera dalam kurikulum. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan
dengan cara merinci materi kurikulum. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32 b
Validitas Konstruksi Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi
apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan
dalam Tujuan Instruksional Khusus. Sekarang Tujuan Instruksional Khusus dikenal dengan istilah Indikator.
Validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan memasangkan setiap butir soal dengan
setiap aspek dalam Tujuan Instruksional Khusus. 2
Validitas Empiris Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris tidak dapat
diperoleh hanya
dengan menyusun
instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi
harus dibuktikan melalui pengalaman. Validitas empiris terdiri dari dua macam yaitu:
a Validitas Ada Sekarang
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas ada sekarang jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Istilah
“sesuai” merujuk pada dipasangkannya hasil tes dengan hasil pengalaman dimana pengalaman selalu mengenai
hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada ada sekarang.
33 b
Validitas Prediksi Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau
validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada
dua macam validitas menurut Arikunto yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis dan validitas empiris kemudian dibagi
lagi menjadi masing-masing dua macam. Dua macam validitas logis adalah validitas isi dan validitas konstruksi. Sementara itu, dua macam
dari validitas empiris adalah validitas ada sekarang dan validitas prediksi.
b. Reliabilitas