33 b
Validitas Prediksi Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau
validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada
dua macam validitas menurut Arikunto yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis dan validitas empiris kemudian dibagi
lagi menjadi masing-masing dua macam. Dua macam validitas logis adalah validitas isi dan validitas konstruksi. Sementara itu, dua macam
dari validitas empiris adalah validitas ada sekarang dan validitas prediksi.
b. Reliabilitas
Ancok dalam Warijan 1991: 362 mengungkapkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama. Hasan dan Zainul 1991: 134
mengungkapkan konsep reliabilitas secara umum dapat diartikan sebagai sejauh mana suatu alat ukur dapat diyakini memberikan
informasi yang konsisten dan tidak mendua tentang karakter peserta tes yang diujikan. Basuki dan Hariyanto 2014: 99 serta Sulistyorini
2009: 166 sependapat bahwa reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan dan sebuah tes dikatakan dapat dipercaya atau memiliki
taraf kepercayaan yang tinggi apabila hasil yang diperoleh dari tes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34 tersebut tetap serta konsisten atau ajeg dan tidak menunjukkan
perubahan-perubahan yang
berarti. Hamzah
2014: 230
mengungkapkan bahwa suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok yang sama diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Menurut pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah kekonsistenan alat ukur dalam memberikan hasil
yang relatif sama meski dilakukan beberapa kali pengukuran dengan gejala dan alat ukur yang sama.
Arikunto 2012: 104-108 mengemukakan kriterium yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas yaitu:
1 Metode Bentuk Paralel
Equivalent
Tes paralel atau tes
equivalent
adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan
susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda yang diujikan kepada sekelompok siswa yang sama yang kemudian
hasilnya dikorelasikan. Kebaikan metode ini adalah tidak ada
practice-effect
dan
carry-over effect
karena peserta tes dihadapkan pada dua macam tes. Sementara itu, kelemahan
metode ini adalah beratnya pekerjaan pengetes yang harus menyusun dua seri tes dan dibutuhkan waktu yang lama
untuk mencobakan dua kali tes. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35 2
Metode Tes Ulang
Test-retest Method
Metode ini menggunakan satu seri tes yang diujikan sebanyak dua kali dan kemudian hasil dari kedua kali tes
tersebut dihitung korelasinya. 3
Metode Belah Dua
Split-half Method
Dalam metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Terdapat dua cara dalam
membelah butir soal ini yaitu: a
Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil-
genap. b
Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor awal dan
separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diketahui bahwa ada tiga kriterium yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas ada yang
berada di luar tes dan pada tes menurut Arikunto yaitu metode bentuk paralel, metode tes ulang, dan metode belah dua yang memiliki 2 cara
dalam membelah butir soal yaitu belahan ganjil-genap dan belahan awal-akhir.
36
c. Karakteristik Butir Soal