Investasi GAMBARAN UMUM MAKRO EKONOMI INDONESIA

49 konsumsi. Kelebihan pendapatan tersebut sepertinya digunakan untuk pembelian aset-aset tidak bergerak seperti tanah atau rumah baru, yang dikategorikan sebagai kegiatan investasi residential investment, atau diinvestasikan dalam bentuk tabungan atau surat-surat berharga, yang termasuk dalam pilihan aset-aset yang bisa dimiliki oleh rumah tangga.

4.2. Investasi

Investasi yang akan dibahas pada sub ini dan selanjutnya akan dibahas mengenai investasi untuk pembentukan modal tetap saja sementara untuk investasi untuk persediaan tidak dibahas lanjut. Dalam pemodelan pada bab 3, investasi untuk persediaan dikategorikan sebagai variabel eksogen karena pada kenyataannya cenderung bersifat acak random walk. Tabel 4.2. Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB dan Produk Domestik Bruto PDB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 T ahun P M T B P D B J umlah Pertumbuhan Andil Jumlah Pertumbuhan Miliar rupiah Miliar rupiah 2000 275.881,2 - 19,85 1.389.769,9 - 2001 293.792,7 6,49 20,40 1.440.405,7 3,64 2002 307.584,6 4,69 20,43 1.505.216,4 4,50 2003 309.431,1 0,60 19,62 1.577.171,3 4,78 2004 354.865,7 14,68 21,42 1.656.516,8 5,03 2005 393.500,5 10,89 22,48 1.750.815,2 5,69 2006 403.719,2 2,60 21,86 1.847.126,7 5,50 2007 441.614,0 9,39 22,50 1.963.091,8 6,28 2008 493.222,5 11,69 23,69 2.082.103,7 6,06 Sumber : Badan Pusat Statistik Secara rata-rata, investasi untuk pembentukan modal yang dihitung dengan proxy pembentukan modal tetap bruto PMTB mengalami pertumbuhan sebesar 7,53 persen dalam delapan tahun terakhir, dengan pertumbuhan tertinggi pada 50 tahun 2004 14,68 persen dan terendah pada tahun 2003 0,60 persen. Dibanding rata-rata pertumbuhan pendapatan nasional yang besarnya 5,18 persen, angka pertumbuhan investasi untuk pembentukan modal tetap tersebut masih relatif lebih tinggi. Bila dirinci menurut tahun, investasi mengalami pertumbuhan jauh di bawah angka pertumbuhan pendapatan nasional pada tahun 2003 dan 2006, namun pada tahun selanjutnya investasi mengalami pertumbuhan yang relatif jauh di atas angka pertumbuhan pendapatan nasional. Tahun 2004, investasi tumbuh sebesar 14,68 persen sedang angka pertumbuhan nasional hanya mencapai 5,03 persen. Sementara pada tahun 2006, saat investasi mengalami pertumbuhan 9,39 persen, pendapatan nasional tumbuh sebesar 6,28 persen. Disamping pertumbuhan investasi, Tabel 4.2 juga memperlihatkan besarnya andil investasi pembentukan modal tetap terhadap pendapatan nasional. Sepanjang tahun 2000 – 2008, andil investasi menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, kecuali pada tahun 2003 dan 2006 andil sedikit mengalami penurunan. Adanya penurunan andil pada dua tahun tersebut erat kaitannya dengan pertumbuhan investasi pada kedua tahun tersebut. Artinya, pada kasus investasi untuk pembentukan modal tetap, andil investasi terhadap pendapatan nasional sangat tergantung dari angka pertumbuhannya. Bila investasi tumbuh di atas angka pertumbuhan pendapatan nasional maka andilnya menunjukkan peningkatan dibanding sebelumnya, demikian pula sebaliknya. 51 10 20 30 40 50 60 70 80 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Bangunan Mesin Alat Angkutan Lainnya Gambar 4.2 Proporsi Pembentukan Modal Tetap Bruto Menurut Jenis Fisik Tahun 2000 – 2008 Dirinci menurut jenis fisik barang yang diinvestasikan untuk pembentukan modal tetap, dapat dilihat dari Gambar 4.2 bahwa sepanjang tahun 2000 – 2008, proporsi tertinggi untuk pembentukan modal tetap diwujudkan dalam bentuk bangunan baru kemudian dalam bentuk mesin-mesin dan perlengkapannya. Sesuai dengan teori dan proxy untuk pembentukan modal tetap, investasi dalam wujud bangunan bisa berarti bangunan yang dibangun untuk keperluan perusahaan, bisa juga bangunan rumah untuk tempat tinggal. Investasi yang berwujud bangunan rumah cukup relevan dengan kondisi terjadinya penurunan andil konsumsi rumah tangga dari tahun 2000 – 2008, meski di sisi lain menurut hukum Engel secara implisit terlihat adanya kenaikan pendapatan rumah tangga.

4.3. Pengeluaran Pemerintah