Model Analisis METODE PENELITIAN

34

3.2. Model Analisis

Berdasarkan deskripsi variabel sebelumnya, maka untuk menjelaskan kondisi makro ekonomi Indonesia dengan pendekatan analisis IS–LM, dirumuskan persamaan struktural sebagai berikut : 1. C t = c + c 1 Y t + c 2 Y t-1 + c 3 C t-1 Fungsi Konsumsi 2. I FIXt = i F0t + i F1 Y t + i F2 Y t-1 + i F3 r IVt Fungsi Investasi PMTB 3. G t = g + g 1 Y t-1 + g 2 G t-1 Fungsi Pengeluaran Pemerintah 4. EX t = x + x 1 Y F t + x 2 E t Fungsi Ekspor 5. IM t = m + m 1 Y t + m 2 E t Fungsi Impor 6. NX t = EX t + IM t Ekspor Netto 7. Y t = C t + I FIXt + I INVt + G t + EX t + IM t Fungsi Indentitas 8. M d t = m d 0t + m d 1 Y t + m d 2 r DPt Fungsi Permintaan Uang 9. M s t = m s 0t + m s 1 E t + m s 2 r JIBt Fungsi Penawaran Uang 10. M s t = M d t Permintaan dan Penawaran Uang 11. E t = e 0t + e 1 NX t + e 2 Q t Fungsi Nilai Tukar 12. r JIBt = ρ JIB0t + ρ JIB2 r SBIt + ρ JIB3 M s t Fungsi Suku Bunga JIBOR 13. r DPt = ρ DP0t + ρ DP1 r SBIt + ρ DP2 M s t Fungsi Deposito 14. r IVt = ρ IV0t + ρ IV1 r DPt + ρ IV2 Q t Fungsi Kredit Investasi Seluruh persamaan struktural di atas sesungguhnya diturunkan dari tinjauan pustaka pada bab sebelumnya. Hanya saja pada tinjauan pustaka tidak dijelaskan arah hubungan dari variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan. Oleh sebab itu, perlu disampaikan bagaimana arah hubungan dari variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan atau bagaimana pengaruh dari variabel 35 penjelas terhadap model persamaan, yang merupakan kondisi yang diharapkan, sesuai dengan pijakan teori yang berlaku secara umum. Apabila tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkan, maka perlu dicari justifikasi dari kondisi tersebut sesuai dengan fakta yang didukung oleh data yang tersedia. Tabel 3.1. Arah Hubungan Variabel Penjelas terhadap Variabel yang Dijelaskan Variabel Penjelas Variabel yang dijelaskan C t I FIXt G t EX t IM t M d t M s t E t r JIBt r DPt r IVt Y t + + + + NX t – Y t-1 + + + C t-1 – G t-1 + Q t – + Y F t + E t + – + r JIBt – r DPt – – r IVt – r SBIt + + M s t – – konstanta + + + + + + + + + + + Dalam persamaan konsumsi, pendapatan periode berjalan dan periode sebelumnya akan berpengaruh positif pada konsumsi periode berjalan atau besarnya koefisien c 1 dan c 2 diharapkan bernilai positif, sebaliknya konsumsi periode sebelumnya akan berpengaruh negatif pada konsumsi periode berjalan atau nilai dari c 3 diharapkan negatif sebagai konsekuensi adanya kendala anggaran dalam fungsi konsumsi. Disamping itu, konstanta persamaan yang merupakan konsumsi autonomus juga harus bernilai positif. 36 Secara ringkas, hubungan variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan dapat dilihat pada Tabel 3.1, dimana pada variabel pada kolom merupakan variabel yang dijelaskan, sementara secara baris merupakan variabel penjelas. Contoh pada persamaan konsumsi kolom 2, konsumsi pada periode berjalan C t dipengaruhi oleh pendapatan pada periode berjalan Y t ; pendapatan periode sebelumnya Y t-1 ; konsumsi periode sebelumnya C t-1 dan konsumsi autonomus konstanta. Sementara arah hubungan yang diharapkan, yang dinyatakan dengan nilai koefisien dari variabel penjelas adalah sebagai berikut, pendapatan periode berjalan dan periode sebelumnya serta kontanta bernilai positif + sedangkan konsumsi periode sebelumnya negatif –, demikian seterusnya berlaku pada variabel penjelas dan variabel yang dijelaskan lainnya. Gambar 3.1. Diagram Arah Hubungan Variabel Makro Ekonomi Indonesia 37 Bila pada Tabel 3.1 diperlihatkan kondisi yang diharapkan dari pengaruh variabel penjelas terhadap variabel yang diharapkan secara parsial, maka pada Gambar 3.1 dapat dilihat rangkuman keseluruhan hubungan saling mempengaruhi antar variabel makro ekonomi di Indonesia yang disusun dari persamaan struktural sebelumnya. Pada gambar tersebut dapat terlihat dua jenis variabel, yaitu variabel endogen yang disimbolkan dengan bentuk oval dan variabel eksogen dengan simbol kotak. Disamping itu dari masing-masing bentuk kotak dan oval juga dibedakan dari bentuk garis pembatasnya, dimana variabel di dalam bentuk kotak atau oval yang bergaris pembatas tebal merupakan variabel yang akan digunakan untuk simulasi model dengan memasukkan adanya guncangan shock, sementara yang bergaris pembatas tipis tidak akan digunakan untuk simulasi model. Berdasarkan persamaan struktural yang telah dirumuskan sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar 3.1, diperoleh variabel endogen yaitu C t ; I FIXt ; G t ; EX t ; IM t ; Y t ; M d t ;M s t ; E t ; r DP t ; r IV t ; r JIB t , sedangkan yang masuk sebagai variabel eksogen adalah Y t-1 ; C t-1 ; I INVt ; G t-1 ; Y F t ; r SBIt ; Q t . Dari persamaan struktural, variabel endogen dan variabel eksogen tersebut, maka dapat dirumuskan persamaan reduksi reduced form sebagai berikut : 1. C t = ρ + ρ 1 Y t-1 + ρ 2 C t-1 + ρ 3 I INVt + ρ 4 G t-1 + ρ 5 Y F t + ρ 6 r SBIt + ρ 7 Q t 2. I FIXt = ρ 8 + ρ 9 Y t-1 + ρ 10 C t-1 + ρ 11 I INVt + ρ 12 G t-1 + ρ 13 Y F t + ρ 14 r SBIt + ρ 15 Q t 3. G t = ρ 16 + ρ 17 Y t-1 + ρ 18 C t-1 + ρ 19 I INVt + ρ 20 G t-1 + ρ 21 Y F t + ρ 22 r SBIt + ρ 23 Q t 38 4. EX t = ρ 24 + ρ 25 Y t-1 + ρ 26 C t-1 + ρ 27 I INVt + ρ 28 G t-1 + ρ 29 Y F t + ρ 30 r SBIt + ρ 31 Q t 5. IM t = ρ 32 + ρ 33 Y t-1 + ρ 34 C t-1 + ρ 35 I INVt + ρ 36 G t-1 + ρ 37 Y F t + ρ 38 r SBIt + ρ 39 Q t 6. M d t = ρ 40 + ρ 41 Y t-1 + ρ 42 C t-1 + ρ 43 I INVt + ρ 44 G t-1 + ρ 45 Y F t + ρ 46 r SBIt + ρ 47 Q t 7. M s t = ρ 48 + ρ 49 Y t-1 + ρ 50 C t-1 + ρ 51 I INVt + ρ 52 G t-1 + ρ 53 Y F t + ρ 54 r SBIt + ρ 55 Q t 8. E t = ρ 56 + ρ 57 Y t-1 + ρ 58 C t-1 + ρ 59 I INVt + ρ 60 G t-1 + ρ 61 Y F t + ρ 62 r SBIt + ρ 63 Q t 9. r JIBt = ρ 64 + ρ 65 Y t-1 + ρ 66 C t-1 + ρ 67 I INVt + ρ 68 G t-1 + ρ 69 Y F t + ρ 70 r SBIt + ρ 71 Q t 10. r DPt = ρ 72 + ρ 73 Y t-1 + ρ 74 C t-1 + ρ 75 I INVt + ρ 76 G t-1 + ρ 77 Y F t + ρ 78 r SBIt + ρ 79 Q t 11. r IVt = ρ 80 + ρ 81 Y t-1 + ρ 82 C t-1 + ρ 83 I INVt + ρ 84 G t-. + ρ 85 Y F t + ρ 86 r SBIt + ρ 87 Q t

3.3. Metode Analisis