Konsumsi GAMBARAN UMUM MAKRO EKONOMI INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM MAKRO EKONOMI INDONESIA

4.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga adalah jumlah permintaan akhir atas barang dan jasa baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Dalam struktur penghitungan pendapatan nasional, konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang memberikan andil terbesar terhadap pembentukan pendapatan nasional. Terkait dengan kebijakan fiskal, konsumsi rumah tangga memberikan efek pengganda multiplier effect yang besar dalam penciptaan pendapatan nasional. Tabel 4.1. Konsumsi Rumah Tangga dan Produk Domestik Bruto PDB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun Konsumsi Rumah Tangga PDB Ju mlah Pertumbuhan Andil Jumlah Pertumbuhan Miliar rupiah Miliar rupiah 2000 856.798,3 - 61,65 1.389.769,9 - 2001 886.736,0 3,49 61,56 1.440.405,7 3,64 2002 920.749,6 3,84 61,17 1.505.216,4 4,50 2003 956.593,4 3,89 60,65 1.577.171,3 4,78 2004 1.004.109,0 4,97 60,62 1.656.516,8 5,03 2005 1.043.805,1 3,95 59,62 1.750.815,2 5,69 2006 1.076.928,1 3,17 58,30 1.847.126,7 5,50 2007 1.130.847,1 5,01 57,61 1.963.091,8 6,28 2008 1.191.190,7 5,34 57,21 2.082.103,7 6,06 Sumber : Badan Pusat Statistik Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa besarnya andil konsumsi rumah tangga terhadap PDB proxy pendapatan nasional tidak kurang dari 50 persen, sepanjang tahun 2000 – 2008. Namun seiring berjalannya waktu, besarnya andil konsumsi rumah tangga memperlihatkan tren yang terus menurun. Sepertinya, penurunan 48 50 100 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 Makanan Non Makanan andil ini terkait erat dengan laju pertumbuhan konsumsi dari tahun 2001 – 2008 yang besarnya selalu di bawah laju pertumbuhan PDB. Dengan penurunan andil tersebut, bisa diramalkan bahwa pengaruh dari efek pengganda yang diberikan oleh konsumsi rumah tangga terhadap kebijakan fiskal akan berkurang. Gambar 4.1. Proporsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2000 – 2008 Gambar 4.1. memperlihatkan proporsi pengeluran rumah tangga dirinci menurut kelompok pengeluaran rumah tangga, yaitu pengeluaran untuk kelompok makanan dan non makanan. Sepanjang tahun 2000 – 2008, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk kelompok makanan memperlihatkan adanya penurunan, dimana pada sebelum tahun 2004 proporsinya masih di atas 50 persen tapi sejak tahun 2004 sudah kurang dari 50 persen. Menurut hukum Engel, proporsi pengeluaran untuk kelompok makanan akan mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya pendapatan Samuelson, 1973. Dari hukum Engel tersebut dapat disimpulkan bahwa sepanjang tahun 2000 – 2008 telah terjadi peningkatan pendapatan dari institusi rumah tangga. Akan tetapi peningkatan pendapatan dari institusi rumah tangga tersebut ternyata tidak digunakan seluruhnya untuk 49 konsumsi. Kelebihan pendapatan tersebut sepertinya digunakan untuk pembelian aset-aset tidak bergerak seperti tanah atau rumah baru, yang dikategorikan sebagai kegiatan investasi residential investment, atau diinvestasikan dalam bentuk tabungan atau surat-surat berharga, yang termasuk dalam pilihan aset-aset yang bisa dimiliki oleh rumah tangga.

4.2. Investasi