23
menyatakan perbedaan imbal hasil investasi di dalam dan di luar negeri. Oleh karena itu, digunakan proxy Indeks Harga Saham Gabungan IHSGQ, sebagai
variabel yang mewakili imbal hasil investasi domestik terkait dengan mobilitas modal ke dalam dan ke luar negeri.
b. Besarnya permintaan atas ekspor dan permintaan atas impor menggunakan proxy
ekspor netto NX. Berdasarkan proxy tersebut, persamaan nilai tukar mata uang domestik adalah
E
t
= e
0t
+ e
1
NX
t
+ e
2
Q
t
12 dimana
: Q
t
adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG periode berjalan NX
t
adalah ekspor netto periode berjalan
2.2.2.4. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga dimaksud adalah tingkat suku bunga di pasar domestik r, dimana besarnya tingkat suku bunga dipengaruhi oleh besarnya
output dan besarnya penawaran uang, masing-masing pada periode berjalan. Disamping itu, tingkat suku bunga yang merupakan monetary targeting, juga
dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang domestik, sehingga fungsi suku bunga domestik adalah
r
t
= ρ
0t
+ ρ
1
Y
t
+ ρ
2
M
s t
+ ρ
3
E
t
13 Dalam praktiknya, tingkat suku bunga yang digunakan adalah suku bunga
riil sebagaimana dipostulatkan oleh Irving Fisher, yaitu suku bunga nominal dikurangi oleh tingkat inflasi yang diharapkan Mankiw, 2007. Hasil penelitian
kaum monetaris yang dikomandani oleh Milton Friedman menunjukkan suku
24
bunga riil ini memiliki keterkaitan dengan beberapa besaran makro lainnya Miskhin, 2004.
Terkait dengan penggunaan tingkat suku bunga sebagai salah variabel transmisi dari pasar uang menuju pasar barang sangat disadari tidak dapat diwakili
oleh satu jenis suku bunga saja, karena pada hakikatnya suku bunga merupakan opportunity cost
, yaitu pada kasus suku bunga simpanan, tetapi juga merupakan cost of capital
dan cost of borrowing, manakala terjadi pada suku bunga pinjaman. Oleh karenanya, dalam penelitian ini beberapa jenis suku bunga yang akan
digunakan adalah suku bunga deposito yang mewakili suku bunga tabungan yang sifat likuditasnya kurang, suku bunga SBI yang merupakan suku bunga acuan,
suku bunga pasar uang yang mewakili pasar cadangan dan suku bunga kredit investasi yang merupakan suku bunga yang sangat terkait dengan kegiatan
investasi untuk pembentukan modal tetap. Lebih lanjut, akan dicari pula hubungan antar tingkat suku bunga agar dapat menangkap fenomena transmisi dari pasar
uang ke pasar barang. Oleh karenanya dari seluruh persamaan yang sudah dinyatakan sebelumnya, terutama persamaan yang mengandung variabel suku
bunga, akan disusun dalam persamaan operasional berdasarkan jenis suku bunga yang relevan dengan teori dan kondisi riil yang terjadi di Indonesia.
Dari persamaan 10 dan 11, kemudian dimasukkan ke persamaan 9 dan kemudian di bentuk menjadi persamaan kurva LM, yaitu
Y
t
=
+
1
r
t
14
25
Persamaan 12 dan 13 selanjutnya akan dimasukkan ke persamaan 8 dan 14 juga, namun tetap saja persamaan kurva IS dan kurva LM dinyatakan dalam
hubungan antara pendapatan nasional Y dan tingkat suku bunga r, sehingga kurva IS tetap dinyatakan sebagaimana pada persamaan 8, dan kurva LM
dinyatakan dengan persamaan 14.
Gambar 2.2. Penurunan Kurva LM