Analisis Model Ekspor HASIL DAN PEMBAHASAN

71

5.4. Analisis Model Ekspor

Estimasi dari persamaan fungsi ekspor melalui model regresi kuadrat terkecil dua tahap 2SLS diperoleh hasil berikut : EX t = – 95,081  10 12 + 19,954422 Y F t + 2,644  10 9 E t Tabel 5.4. Hasil Pengujian Statistik Model Ekspor Variabel Koefisien t Sig t F – test dan R square Y F t 19,954422 7,929 ,0000 F – test = 262,63178 E t 2644426295,4541 1,969 ,0622 Sig F = ,0000 Constant -9,508051E+013 -5,204 ,0000 R square = ,98059 Besarnya koefisien determinasi yang diperoleh adalah 98,06 persen dengan F-test sebesar 262,63 yang signifikan pada tingkat kesalahan  1 persen Tabel 5.4. Artinya model tersebut cukup baik, karena dapat menerangkan variasi dari ekspor sebesar 98,06 persen dan secara bersama-sama penduga parameter dari model cukup signifikan dalam menerangkan arah serta besarnya kekuatan hubungan antara variabel-variabel penjelas terhadap ekspor. Disamping itu dari pengujian penduga parameter model secara parsial, diketahui bahwa seluruh variabel penjelas termasuk konstanta setidaknya signifikan pada tingkat kesalahan 10 persen. Merujuk pada model persamaan fungsi ekspor, dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh dari kenaikan kenaikan harga dolar Amerika Serikat sebesar 1 rupiah maka akan mempengaruhi ekspor sebesar 2,644  10 9 . Artinya, dalam konteks perdagangan luar negeri, dalam kondisi variabel lainnya dianggap 72 konstan, bila rupiah terdepresiasi sebesar 1 rupiah maka akan terjadi peningkatan ekspor senilai 2,644 miliar rupiah. Sedang jika terjadi peningkatan pendapatan luar negeri sebesar 1 miliar US, maka dalam kondisi variabel lainnya dianggap konstan, ekspor akan meningkat senilai 19,954 miliar rupiah, sebagaimana dinyatakan dalam model melalui besarnya koefisien atau penduga parameter dari pendapatan luar negeri yang besarnya adalah 19,954. Estimasi pada model persamaan fungsi ekspor menunjukkan bahwa hasilnya sudah sesuai ditinjau dari sudut pandang teori ekonomi makro ataupun teori perdagangan internasional, dimana untuk kasus perekonomian Indonesia yang masuk dalam kategori perekonomian negara kecil terbuka, ekspor sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan luar negeri dan nilai tukar mata uang domestik, relatif terhadap mata uang asing. Bila terjadi depresiasi mata uang domestik, maka secara relatif harga-harga barang ekspor akan lebih murah dibanding harga barang dari luar negeri, sehingga akan terjadi ekspor. Demikian pula bila terjadi kenaikan tingkat pendapatan di negara-negara asing, secara relatif harga barang ekspor asal Indonesia secara relatif akan lebih murah dibanding harga barang dari negara asing, dan tentunya akan timbul juga arus perdagangan dari dalam ke luar negeri.

5.5. Analisis Model Impor