181
Annual Report 2011
Sampoerna Agro Annual Report
2011 Sampoerna Agro
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT SAMPOERNA AGRO Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended December 31, 2011 and 2010
Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated
35
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN lanjutan
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued
p. Aset tak berwujud beban ditangguhkan piranti lunak lanjutan
p. Intagible assets deferred charges for computer software continued
Sesuai dengan PSAK No. 19 Revisi 2010, “Aset Tak Berwujud”, pembelian dan biaya-biaya yang
timbul sehubungan dengan piranti lunak sistem komputer yang mempunyai masa manfaat lebih
dari satu 1 tahun, dikapitalisasi dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus straight line
selama estimasi masa manfaat yaitu empat 4 tahun.
In accordance with PSAK No. 19 Revised 2010, “Intangible Assets”, the acquisition and expenses
incurred in relation with computer software system which have beneficial period of more than
one 1 year, are capitalized and amortized using the straight-line method over the estimated useful
lives of four 4 years.
q. Beban tangguhan hak atas tanah q. Deferred landright cost
Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah
dalam bentuk Hak Guna Usaha HGU dan Hak Guna Bangunan HGB dicatat sebagai “Beban
tangguhan hak atas tanah” yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama
periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Costs incurred in relation to acquisition or renewal of legal title to landrights in the form of “Cultivation
Rights Title” “Hak Guna Usaha” or HGU and “Building Use Title” “Hak Guna Bangunan” or
HGB are recorded as “Deferred landright cost” in the consolidated statement of financial position,
which are amortized on a straight-line basis over the term of the related landrights or their economic
lives, whichever period is shorter.
r. Biaya pinjaman r. Borrowing costs
Mulai tanggal 1 Januari 2010, Grup menerapkan PSAK No. 26 Revisi 2008, “Biaya Pinjaman”,
yang mengharuskan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan,
pembangunan, atau pembuatan aset kualifikasian pembangunan dikapitalisasi sebagai bagian biaya
perolehan aset tersebut, persyaratan untuk mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman, penghentian
sementara dan penghentiannya. Penerapan PSAK No. 26 yang direvisi tersebut tidak memberikan
pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan Grup dan pengungkapan dalam laporan
keuangan konsolidasian. Starting January 1, 2010, the Group adopted PSAK
No. 26 Revised 2008, “Borrowing Costs”, which requires capitalization of directly attributable
borrowing costs to the acquisition, construction or production of a qualifying asset, and the
requirements for commencement, suspension and cessation of the said capitalization. The adoption of
the revised PSAK No. 26 has no significant impact on the Group’s financial reporting and disclosures
in the consolidated financial statements.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan
perolehan, pembangunan,
atau pembuatan
aset kualifikasian
dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset. Biaya
pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan
biaya lain yang ditanggung Grup sehubungan dengan peminjaman dana. Kapitalisasi biaya
pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat
digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset kualifikasian dan biaya
pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara
substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat
digunakan sesuai dengan maksudnya. Borrowing costs that are directly attributable to the
acquisition, construction or production of a qualifying asset are capitalized as part of the cost
of the related asset. Otherwise, borrowing costs are recognized as expenses when incurred.
Borrowing costs consist of interests and other financing charges that the Group incurs in
connection
with the
borrowing of
funds. Capitalization of borrowing costs commences
when the activities to prepare the qualifying asset for its intended use are in progress and the
expenditures for the qualifying asset and the borrowing costs have been incurred. Capitalization
of borrowing costs ceases when substantially all the activities necessary to prepare the qualifying
assets are substantially completed for their intended use.
182
Laporan T ahunan
2011 Sampoerna Agro
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT SAMPOERNA AGRO Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended December 31, 2011 and 2010
Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated
36
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN lanjutan