Revised accounting standards that have

191 Annual Report 2011 Sampoerna Agro Annual Report 2011 Sampoerna Agro The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language. PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT SAMPOERNA AGRO Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2011 and 2010 Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated 45

3. SUMBER ESTIMASI

KETIDAKPASTIAN lanjutan

3. SOURCE OF

ESTIMATION UNCERTAINTY continued Estimasi dan Asumsi lanjutan Estimates and Assumptions continued Penyusutan Aset Tetap lanjutan Depreciation of Fixed Assets continued Nilai buku neto aset tetap Grup pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp983.776.805 31 Desember 2010: Rp653.245.950 Catatan 10. The net book value of the Group’s fixed assets as of December 31, 2011 was Rp983,776,805 December 31, 2010: Rp653,245,950 Note 10. Instrumen Keuangan Financial Instruments Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu berdasarkan nilai wajar pada pengakuan awal, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan dapat mempengaruhi secara langsung labarugi Grup. Nilai tercatat aset keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan konsolidasian pada 31 Desember 2011 adalah Rp410.530.328 31 Desember 2010: Rp634.200.469 Catatan 29, sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah Rp723.884.026 31 Desember 2010: Rp587.042.651 Catatan 29. The Group recorded certain financial assets and liabilities initially based on fair values, which requires the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Group utilized different valuation methodology. Any changes in fair values of these financial assets and liabilities would affect directly the Group’s profit or loss. The carrying value of financial assets in the consolidated statements of financial position as of December 31, 2011 is Rp410,530,328 December 31, 2010: Rp634,200,469 Note 29, while the carrying value of financial liabilities carried in the consolidated statements of financial position as of December 31, 2011 is Rp723,884,026 December 31, 2010: Rp587,042,651 Note 29. Pajak Penghasilan Income Tax Penentuan provisi perpajakan memerlukan pertimbangan signifikan, yang mana keputusan final atas provisi perpajakan tersebut bisa berbeda dari jumlah yang tercatat. Utang pajak penghasilan badan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp30.503.158 31 Desember 2010: Rp49.959.410 Catatan 13a. Determining of the tax provison needs significant judgments, in which the final asessment of those tax provison could differ from the carrying amount. The corporate income tax payable as of December 31, 2011 was Rp30,503,158 December 31, 2010: Rp49,959,410 Note 13a. Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan Allowance for Decline in Market Values and Obsolescence of Inventories Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan dapat digunakan dan tidak diperlukan penyisihan persediaan usang pada tanggal 31 Desember 2011. Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories is estimated based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to be incurred for their sales. The allowance is re- evaluated and adjusted as additional information received affects the amount estimated. Management believes that all inventories can be used and no provision for inventory obsolescence is necessary as of December 31, 2011. 192 Laporan T ahunan 2011 Sampoerna Agro The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language. PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT SAMPOERNA AGRO Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2011 and 2010 Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated 46 4. AKUISISI 4. ACQUISITION Pada tanggal 9 Februari 2010, Sampoerna Bio Fuels, Entitas Anak, menandatangani Perjanjian Akuisisi dengan para pemegang saham dan pengendali National Sago Prima untuk mengambil alih 75,5 saham National Sago Prima sebesar US6.484.211. On February 9, 2010, Sampoerna Bio Fuels, a Subsidiary, signed an Acquisition Agreement with the controlling shareholders of National Sago Prima in connection with acquisition of 75.5 ownership interest in National Sago Prima amounting to US6,484,211. Sehubungan dengan rencana akuisisi tersebut di atas, pada tanggal 26 Februari 2009, Sampoerna Bio Fuels telah memberikan pinjaman sebesar US9.200.000 kepada PT Siak Raya Timber Siak Raya Timber sebagai pemegang saham National Sago Prima. Sebagai bagian dari pengambilalihan 75,5 saham National Sago Prima di atas, Sampoerna Bio Fuels mengkonversi sebagian dari saldo piutang dari Siak Raya Timber tersebut di atas, yaitu sebesar US5.184.211 setara dengan Rp48.731.583 menjadi penyertaan modal pada National Sago Prima. In relation to the aforementioned acquisition plan, in February 26, 2009, Sampoerna Bio Fuels gave a loan of US9,200,000 to PT Siak Raya Timber Siak Raya Timber, the shareholder of National Sago Prima. As a part of the take over of 75.5 ownership interest in National Sago Prima, Sampoerna Bio Fuels converted a part of the outstanding receivables from Siak Raya Timber amounting to US5,184,211 equivalent to Rp48,731,583 to become Sampoerna Bio Fuels’s investment in National Sago Prima. Pada bulan Maret dan April 2010, sesuai dengan pemenuhan kondisi dalam Perjanjian Akuisisi, Sampoerna Bio Fuels juga memberikan sejumlah US1.300.000 setara dengan Rp11.677.000 kepada Siak Raya Timber yang kemudian menjadi penyertaan modal pada National Sago Prima. On March and April 2010, based on the fulfillment of conditions in the Acquisition Agreement, Sampoerna Bio Fuels further gave investment of US1,300,000 equivalent to Rp11,677,000 to Siak Raya Timber to become Sampoerna Bio Fuels’ investment in National Sago Prima. Pembelian National Sago Prima diperlakukan sesuai metode akuntansi pembelian, yang menimbulkan goodwill sebesar Rp1.148.763. Sebelum tahun 2011, goodwill diamortisasi selama lima 5 tahun. Mulai tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 22 Revisi 2010 dan menghentikan amortisasi goodwill Catatan 2. Purchase of National Sago Prima was accounted for using purchase method, which resulted to goodwill amounting to Rp1,148,763. Before 2011, goodwill was amortized over five 5 years. Starting January 1, 2011, the Group adopted PSAK No. 22 Revised 2010 and ceased goodwill’s amortization. Instead, an annual impairment testing is to be performed note 2. Rincian sehubungan dengan akuisisi National Sago Prima adalah sebagai berikut: The details arising from the acquisition of National Sago Prima is computed as follows: Harga perolehan US6.484.211 61.600.005 Acquisition cost US6,484,211 Nilai wajar aset bersih yang diakuisisi - neto 60.451.242 Fair value of net assets acquired - net Goodwill 1.148.763 Goodwill Efektif tanggal 27 Mei 2010 kepemilikan Sampoerna Bio Fuels di National Sago Prima telah meningkat menjadi 91,85 dimana Sampoerna Bio Fuels melakukan tambahan penyetoran modal atas National Sago Prima keseluruhan sebesar Rp55.124.500 setara dengan US5.802.578. Effective May 27, 2010, the ownership of Sampoerna Bio Fuels in National Sago Prima has increased to become 91.85 with Sampoerna Bio Fuel’s injecting additional capital to National Sago Prima totalling to Rp55,124,500 equivalent to US5,802,578.