Naskah Akademis KUHP BPHN 2010
|
27
berdasar suatu perjanjian yang memberikan kewenangan kepada Indonesia untuk menuntut pidana. Asas ini sesuai dengan perkembangan dunia modern, yaitu diadakannya
perjanjian antar negara yang memungkinkan negara-negara anggotapeserta untuk mengadili warganegara masing-masing dalam hal tertentu. Untuk memberikan akomodasi
bagi kemungkinan tersebut, maka pengaturan asas tersebut perlu diadakan dalam KUHP kita yang akan datang.
Akhirnya dianut pula dalam asas berlakunya hukum pidana Indonesia ini adanya pembatasan-pembatasan oleh hukum internasional yang kita akui. Hal ini akibat
keberadaannya dan kedudukan Republik Indonesia sebagai anggota masyarakat dunia internasional.
c. Asas Nasional Pasif Perlindungan
Dalam KUHP, pengaturan asas nasional pasif ini digabung dengan asas universal lihat Pasal 4 dan “kepentingan nasional” yang akan dilindungi dan juga dirumuskan
secara limitatifenumeratif yang rigid, yaitu berupa : 1
kejahatan tertentu terhadap keamanan negara dan martabat Presiden Psl. 4 ke-1; 2
kejahatan mengenai mata uang, uang kertas, meterai, dan merek Pasal 4 ke-2 KUHP; dan
3 pemalsuan suratsertifikat hutang atas tanggungan Indonesia atau tanggungan
daerahbagian daerah Indonesia Psl. 4 ke-3 KUHP. Di samping itu, ada pula “kepentingan nasional” yang juga merupakan “kepentingan
I nternasionaluniversal”, yang diatur dalam Pasal 4 ke-4 KUHP jo. UU No. 41976, berupa:
1 kejahatan yang berkaitan dengan pembajakan laut dalam Pasal 438, 444-446;
2 penyerahan perahu dalam kekuasaan bajak laut Pasal 447;
3 pembajakan pesawat udara Psl. 479;
4 kejahatan yang mengancam penerbangan sipil psl. 479 1 sd o
Di dalam RUU KUHP rancangan 2008, Asas Nasional Pasif diatur dalam pasal tersendiri yaitu diatur dalam pasal 4 terpisah dari asas universal, rumusan Pasal 4 RUU
KUHP tersebut adalah sbb: Pasal 4
Ketentuan pidana dalam peraturan perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang di luar wilayah Negara Republik indonesia Yang melakukan tindak
pidana terhadap: a. warga negara Indonesia; atau
b. kepentingan negara Indonesia yang berhubungan dengan :
1 keamanan negara atau proses kehidupan ketatanegaraan;
2 martabat Presiden danatau Wakil Presiden dan Pejabat Indonesia di
luar negeri; 3
pemalsuan dan peniruan segel, cap negara, meterai, uangmata uang, kartu redit, perekonomian, perdagangan dan perbankan Indonesia;
4 keselamatankeamanan pelayaran dan penerbangan;
Naskah Akademis KUHP BPHN 2010
|
28
5 keselamatankeamanan bangunan, peralatan, dan aset nasional negara
Indonesia; 6
keselamatankeamanan peralatan komunikasi elektronik; 7
tindak pidana jabatankorupsi; danatau 8
tindak pidana pencucian uang. Hal yang menarik dari Pasal 4 RUU KUHP di atas adalah hal yang berbeda dengan
KUHP, ialah : 1
Yang dipandang sebagai “kepentingan nasional” tidak hanya “kepentingan negara”. Tetapi juga “kepentingan warga negara Indonesia di luar negeri” yang
menjadi sasarankorban tindak pidana Dalam KUHP yang sekarang berlaku, kepentingan hukum dari WNI di luar negeri, tidak dilihat sebagai “kepentingan
Nsional” yang harus dilindungi oleh hukum nasional, tetapi seolah-olah hanya disarankan sepenuhnya kepada hukum yang berlaku di negara asing itu. Dengan
adanya pasal 4 itu, berarti pula hukum pidana sistem pemidanaan nasional dapat juga berlaku bagi WNA yang melakukan tindak pidana terhadap WNI di luar
teritorial Indonesia.
2 Kepentingan nasional yang akan dilindungi itu tidak dirumuskan secara “limitatif
yang pasti definiterigid ”, yaitu tidak dengan menyebut pasal-pasal tertentu, tetapi
dirumuskan secara “limitatif yang terbuka open”. 3
Kepentingan yang terancam oleh kejahatan-kejahatan yang bersifat internasionaltransnasional seperti cyber crime, korupsi, dan money laundering
juga dipandang sebagai kepentingan nasional yang dilindungi. Pentingnya asas ini adalah untuk memberlakukan hukum pidana Indonesia
terhadap siapapun terutama orang asing yang diluar wilayah Republik Indonesia melakukan tindak pidana yang merugikan kepentingan hukum nasional Indonesia baik
kepentingan hukum nasional Republik Indonesia yang menyangkut keamanan negara maupun terhadap martabat PresidenWakil Presiden, Kepala Perwakilan Republik
Indonesia. Ditambahkannya perlindungan terhadap Kepala Perwakilan Republik Indonesia adalah untuk melindungi kewibawaan dan martabat negara kita, karena pejabat-
pejabat ini adalah mewakili Republik Indonesia.
Selain kepentingan hukum yang menyangkut keamanan, kewibawaan dan martabat negara, juga asas perlindungan ditujukan kepada kepentingan dalam hal surat
hutangsertifikat hutang yang ditanggung pemerintah Republik Indonesia, tahun surat-surat hutang sero, atau surat-surat bunga hutang, yang kesemuanya itu penting bagi
kepentingan negara dalam bidang perekonomian
d. Asas Universal