Tindak Pidana Pembocoran Rahasia Tindak Pidana Terhadap Kemerdekaan Orang

Naskah Akademis KUHP BPHN 2010 | 156 kehormatan atau nama baik orang tersebut terserang Pasal 53 rancangan. Selain itu, dimasukkan pula tindak pidana menimbulkan persangkaan palsu, yaitu bilamana seseorang dengan sesuatu perbuatan menimbulkan persangkaan terhadap orang lain, sedangkan persangkaan itu adalah palsu, yang isinya bahwa orang lain itu telah melakukan suatu tindak pidana. Semua tindak pidana penghinaan ini adalah tindak pidana pengaduan, kecuali dalam hal yang disebutkan oleh Pasal 530 rancangan yaitu jika yang dihina seorang pegawai negeri yang sedang menjalankan tugasnya yang syah.

13. Tindak Pidana Pembocoran Rahasia

Yang dimaksud adalah membuka rahasia yang wajib disimpannya, karena jabatan atau pekerjaannya 540 dst. Disini kewajiban menyimpan rahasia dikaitkan dengan jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang pernah dilakukan atau dijabatnya.Yang dimaksud dengan rahasia adalah baran sesuatu yang hanya diketahui oleh yang berekepntingan, sedangkan orang lain tidak atau belum menegetahuinya. Mereka yang bekerja pada suatu perusahaan dagang, industri atau pertanian, oleh atasannya dapat pula diwajibkan untuk tidak memberitahuakan hal-hal tertentu tentang perusahannya. dan ini diwajibkan kepadanya baik selama ia bekerja atau setelah ia tidak bekerja di perusahaan itu. Oleh karenanya perbuatan dengan sengaja memberitahukan hal-hal khusus tentang suatu perusahaan dangan, industri atau pertanian, tempat seseorang bekerja atau pernah bekerja yang harus dirahasiakannya diancam dengan pidana pula jika pengaduan pengurus perusahaan tersebut.

14. Tindak Pidana Terhadap Kemerdekaan Orang

Memperlakukan seseorang tahanan yang tidak manusiawi, merupakan perbuatan yang dilarang, apa lagi mengakibatkan penderitaan yang berat bagi orang itu. Mengakui adanya perdagangan budak, berarti mengakui eksistensi perbudakan. Hal itu jelas tidak mungkin, bahkan tidak masuk akal, bilamana diakui adanya perbudakan dalam negara hukum Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, dapatlah difahami bilamana almarhum Prof. Moeljatno berpendirian bahwa ex pasal 324 sampai ex pasal 327 KUHP dipandang tidak perlu lagi berdasarkan pasal V Undang- Undang No. 1 Tahun 1946. Meskipun demikian, perdagangan orang dapat saja terjadi, misalnya yang bertalian dengan pelacuran. Oleh karena itu, dipandang perlu tetap mempertahankan ex pasal 324 sampai ex pasal 327 KUHP dalam bentuk rumusan yang berbeda. Selain ex pasal 328 KUHP tentang penculikan tetap dipertahankan, perlu diciptakan pasal baru yang bertalian dengan penyanderaan. Penculikan dan penyanderaan haruslah dibedakan dari mengangkut, memindahkan dan menyembunyikan orang, bahkan membedakannya pula dengan melarikan wanita, perbuatan-perbuatan mana harus dilakukan secara melawan hukum. Disamping itu, dirasakan perlu diadakan pasal baru bertalian dengan membawa istri orang lain tanpa seizin suaminya yang sah. Naskah Akademis KUHP BPHN 2010 | 157 Di negara manapun, pembunuhan selalu diancam dengan pidana penjara yang cukup berat. Meskipun di beberapa negara seperti Amerika diadakan perbedaan dalam jenis-jenis pembunuhan frist degree murder, second degree murder dan third degree murder seyogyianya diikuti sistem yang sederhana saja. Merampas nyawa hendaklah diartikan bahwa orang itu harus mati. Jadi dikehendaki kematian orang itu. Sebetulnya, kata merampas secara implisit mengandung unsur kesengajaan. Apabila tidak ada unsur kesengajaan, dalam arti tidak ada niat atau maksud untuk mematikan orang itu, tetapi kemudian orang itu mati juga, maka perbuatan tersebut tidak dapat dikaualifikasi sebagai pembunuhan cf. expasal 338 – expasal 340 KIHP. Apa yang dimaksud dengan kealpaan dalam menyebabkan mati atau luka-luka, sebaiknya dikembangkan melalui doktrin atau yurisprudensi. Yang jelas, kematian tidak dikehendaki oleh si pelanggar. Bila kematian dikehendaki, maka itu bukan lagi kealpaan cf. expasal 359 – expasal 361 KUHP. Hal-Hal yang tetap dipertahankan dalam Rancangan KUHP. 1. Sistemik dan semua ex Pasal KUHP W.v.S dipertahankan, kecuali ex pasal- pasal yang menyangkut tindak pidana berencana dihapus vide butir 5.1.1 Meskipun demikian, rumusan semua ex pasal KUHP telah diperbaiki dan disempurnakan, disamping ditambah pasal-pasal baru. Demikian pula telah dipertimbangkan untuk dimasukkan kejahatan-kejahatan terorisme yang mengakibatkan matinya orang-orang yang tidak bersalah. Hal yang telah dipertimbangkan adalah dimasukkan pasal-pasal bertalian dengan santunan terhadap para korban. 2. Bentuk euthanasia aktif tetap dipertahankan. Tidak dirumuskan bentuk euthanasia pasif, karena masyarakat tidak menganggap hal itu sebagai suatu perbuatan anti sosial.

15. Tindak Pidana Terhadap Nyawa