Makna Mengajar Metode Pengajaran

ekstrinsik. 6 komunikasi antarpribadi merupakan satu kegiatan dan tindakan; 7 melibatkan didalamnya bidang persuasif Liliweri, 1991:31.

2.4.3 Komponen Komunikasi Antarpribadi dan Proses Komunikasi

Antarpribadi Menurut Effendy 2003:7, yang mencoba mengutip paradigma Laswell. Ada lima komponen penting yang menyebabkan suatu komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu: • Who komunikator : pihak penyampaian pesan • Says whatn pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang • In which channel media : sarana atau saluran penyampaian pesan • To whom komunikan : pihak penerima pesan • With what effect efek : dampak yang timbul sebagai pengaruh dari pesan Apabila digambarkan secara sederhana kelima komponen yang telah diuraikan di atas melalui proses sebagai berikut: Komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi antarpribadi dapat berganti peran, artinya suatu ketika komunikator dapat berganti peran, demikian juga sebaliknya dengan komunikan Effendy, 2003:12.

2.5 Metode Pengajaran

2.5.1 Makna Mengajar

Sering di persoalkan tentang adanya makna dua istilah “mengajar atau pengajaran” dan “mendidik atau pendidikan”. Secara praktis mengajar dan Universitas Sumatera Utara mendidik adalah kegiatan bersama guru dan anak didik dalam interaksi pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sedangkan secara toritis, mengajar lebih bersifat menyampaikan pengetahuan, dan mendidik lebih beraksentuasi pada penanaman nilai. Pendidikan merupakan kegiatan yang menyangkut seluruh kepribadian manusia. Makna pengajaran ini diperkuat dengan adanya istilah interactional effect yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan Thoifuri, 2008: 37-38 Perbedaan teoritis di atas tidak serta merta harus diterima secara logis, karena mengajar ilmu pengetahuan kepada anak didik akan berimplikasi pada penanaman nilai atau perilaku juga. Artinya, semakin banyak peserta didik menguasai ilmu pengetahuan, maka akan semakin meyakinkan untuk berbuat lebih baik, walaupun hal ini tidak menjamin kebenarannya. Akan tetapi, minimal dengan banyaknya ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang akan menjadikan ia mampun mengontrol perilakunya apakah bernialai atau tidak. Dapat juga dianalogikan bahwa pengajaran identik dengan ilmu hal dan pendidikan adalah ilmu amal. Ilmu hal yaitu ilmu yang terkait dengan perilaku sehari-hari sehingga dapat memperbaiki diri dan lingkungan dalam bentuk perilaku yang positif. Sedangkan ilmu amal adalah ilmu yang dapat mengontrol atau menjaga perilaku tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah lebih luas ruang lingkupnya atau pengajaran adalah bagian dari kegiatan pendidikan. Universitas Sumatera Utara Silang pendapat makna di atas tidaklah menjadi suatu stigma dalam aktivitas pembelajaran. Pembelajaran tetap berjalan, baik itu menggunakan kata pengajaran atau pendidikan. Pengajran dan pendidikan selalu mengikat tiga unsure, yaitu guru, siswa, dan materi ajar. Dan yang terpenting lagi adalah bagaimana guru dalam bertindak di hadapan anak didik ketika mengajar atau mendidik. Artinya mengajar bertitik tolak pada penyampaian materi dan mendidik berorientasi pada penanaman nilai, bukanlah seorang pengajar dan pendidik adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan. Boleh jadi seorang guru pada saat menghadapi anak didiknya akan dikategorikan mengajar, manakala tidak berperilaku baik, dan bisa juga pada waktu tetentu guru menjadi pendidik karena memang benar-benar memberikan pencerahan pada anak didiknya yang mempunyai etika, moral, dan nilai dalam berperilaku. Ketidakpastian perilaku guru sebagai manusia biasa inilah yang menjadikan kita sulit membedakan makna mengajar atau pengajaran dan mendidik atau pendidikan. Mengajar adalah membimbing siswa belajar atau mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Willian H. Burton dikutip Clauhan memberikan arti mengajar adalah kegiatan yang memberi perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada anak didik agar terjadi proses belajar. Mengajar adalah kegiatan yang memberi pengaruh kepada peserta didik untuk belajar dan difasilitasi. Makna ini lebih membuka peluang seluas-luasnya pada siswa student centered karena perang guru adalah membimbing, mengatur, dan menumbuhkan Universitas Sumatera Utara siswa untuk mampu melakukan belajar. Guru mengajar dikatakan membimbing karena guru mengarahkan apa yang menjadai kebutuhan, minat, dan tujuan siswanya. Guru mengajar dikatakan mengatur, karena guru dapat menciptakan situasi pembelajaran dalam lingkungan yang kondusif. Guru mengajar dapat dikatakan menumbuhkan, karena guru mampu memberi motivasi terhadap anak didiknya.

2.5.2 Pengertian Metode Pengajaran

Dokumen yang terkait

Pola Mengajar Guru (Studi Etnografi Mengenai Pola Mengajar Para Guru di SMPN 10 Medan)

3 56 122

Bagaimana Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

1 5 90

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEAKTIFAN SISWA Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Terhadap Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA

0 2 19

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEAKTIFAN SISWA Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Terhadap Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA

0 4 12

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 15

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 10

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 19

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG BIMBINGAN GURU BK DAN CARA GURU MENGAJAR DENGAN MOTIVASI Hubungan Persepsi Siswa Tentang Bimbingan Guru BK Dan Cara Guru Mengajar Dengan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X Di Smk Negeri 6 Surakarta.

0 0 20