Metode Quantum Macam-Macam Metode Pengajaran

siswa untuk mempelajari sesuatu dari berbagai sudut pandang. 5 Fleksibel, yaitu dapat dilakukan menurut keperluan dan keadaan.

2.5.3 Macam-Macam Metode Pengajaran

Guru perlu memilih metode pembelajaran yang cocok untuk strategi pembelajaran yang diterapkan menurut caranya sendiri. Pemilihan strategi pembelajaran dalam rangka membelajarkan siswa harus dibangun atas dasar asumsi bahwa tidak ada syupun metode ataupun namanya yang dapat digunaklan dengan baik untuk semua bahan kajian. Semua metode memiliki keunggulan dan kekurangan. Metode tertentu hanya baik untuk mencapai tujuan tertentu spesifik, sementara metode yang lainnya baik digunakan untuk mencapai tujaun yang lain. Berikut adalah beberapa metode pembelajaran yang inovatif.

1. Metode Quantum

Menurut DePorter Suyatno, 2009: 39 metode pembelajaran quantum Quantum Learning and Teaching dimulai di Super Camp, sebuah program percepatan berupa Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi. Metode Quantum diciptakan berdasarkan teori pendidikan seperti Accelerated Learning Lazanov, Multiple Inteligences Gardner, Neuro- Linguistic Programming Grinder dan Bandler, Experiental Learning Hahn, Universitas Sumatera Utara Socratic Inquiry, Cooperative Learning Johnson and Johnson, dan Element of Effective Instruction Hunter. Pada tahun 1940-an Freire sudah memaparkan konsep pendidikan seperti itu. Kemudian pada tahun 1954, George Lazanov, seorang psikolog, melalui penelitian bahasa menemukan bahwa belajar menghitung dengan metode Lazanov dapat menjadi seratus kali lebih cepat jika dibandingkan dengan hitungan biasa. Metode Lazanov dinamakan pendekatan Sugestopedia karena memanfaatkan sugestif dalam pembelajarannya. Kemudian Bobby DePorter 1992 mengembangkan konsep sugestopedia melalui berbagai penelitian sehingga menyodorkan konsep Quantum Learning QL. Dalam metode QL, yang dipentingkan adalah pemercepatan belajar, fasilitasi, dan konteks dengan prinsip segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum menemukan, akui setiap usaha pembelajar, dan jika layak dipelajari berarti layak untuk dirayakan. QL mengutamakan konteks dan isi. Konteks tersebut berisi tentang: 1 suasana yang memberdayakan, 2 landasan yang kukuh, 3 lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Adapun isi terdiri atas 1 penyajian yang prima, 2 fasilitas yang luwes, 3 keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup. Metode kuantum mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses balajar. Metode kuantum adalah perubahan bermacam- macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara Universitas Sumatera Utara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pangajaran yang sesuai, cara efektif pembelajaran, dan keterlibatan aktif siswa dan guru. Asas yang digunakan adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Ada lima prinsip yang mempengaruhi seluruh aspek metode kuantum. Prinsip tersesbut adalah: 1 segalanya berbicara,2 segalanya bertujuan, 3 pengalaman sebelum pemberian nama, 4 akui setiap usaha, dan 5 jika layak dipelajari, layak pula dirayakan. Konteks dan isi sangat mendominasi dalam pelaksanaan pembenlajaran kuanttum. Konteks adalah latar untuk pengalaman pembelajaran. Konteks dianggap sebagai suasana yang mampu memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Adapun isi berkaitan dengan penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup. Menurut Suyatno 2009: 42, oleh metode kuantum, siswa dianggap sebagai pusat keberhasilan belajar. Saran-saran yang di kemukakan dalam membangun hubungan dengan siswa adalah: 1. Perlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat. 2. Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka, dan perasaan mereka. 3. Bayangkan apa yang mereka katakan kepada diri sendiri dan mengenai diri sendiri. 4. Ketauhilah apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal yang benar- benar mereka inginkan jika guru tidak tahu tanyakanlah kepada siswa. Universitas Sumatera Utara 5. Berbicaralah dengan jujur kepada mereka dengan cara yang membuat mreka mendengarnya dengan jelas dan halus. 6. Bersenang-bersenanglah kepada mereka.

2. Metode Parsitipatori

Dokumen yang terkait

Pola Mengajar Guru (Studi Etnografi Mengenai Pola Mengajar Para Guru di SMPN 10 Medan)

3 56 122

Bagaimana Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

1 5 90

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEAKTIFAN SISWA Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Terhadap Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA

0 2 19

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEAKTIFAN SISWA Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Terhadap Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA

0 4 12

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 15

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 10

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 19

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG BIMBINGAN GURU BK DAN CARA GURU MENGAJAR DENGAN MOTIVASI Hubungan Persepsi Siswa Tentang Bimbingan Guru BK Dan Cara Guru Mengajar Dengan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X Di Smk Negeri 6 Surakarta.

0 0 20