47
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Susanto 2013: 185 berpendapat bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol dalam
matematika yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.Tujuan dari pembelajaran matematika
adalah untuk menyelesaikan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan dikelas adalah pembelajaran yang
sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif.Dari defenisi
Peningkatan Hasil Belajar dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V
SD Negeri Karangmloko 1 Pada
Materi KPK dan FPB Melalui
Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual tahun ajaran 20152016
Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas IV A SD Negeri
Margoyasan tahun ajaran 20132014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X-C
SMA N 11 Yogyakarta melalui Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL pada Materi
Perbandingan Trigonometri tahun ajaran 20102011
Penerapan Pendekatan CTL Contekstual Teaching and Learning
Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
” tahun ajaran 20122013
48
belajar dan pembelajaran serta ideal, maka hakikat pembelajaran yang ideal adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang
dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan
mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.Pembelajaran yang seperti ini, akan melatih dan menanamkan
sikap demokratis bagi siswa dan juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu
belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri.
Namun, fakta yang terjadi saat ini didalam proses pembelajaran guru belum mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan menghubungkannyaantara
realitas permasalahan matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam menerima
pengetahuan baru atau memecahkan suatu masalah. Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa mengakibatkan hasil belajar siswa juga rendah.
Menurut Brahim dalam Susanto 2013: 5 mengungkapkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa setelah siswa mempelajari
materi pelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa diketahui bahwa guru selama proses
pembelajaranmenggunakan pendekatan
teacher centered,
yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya mendengarkan,
mencatat, dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Seharusnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak dihadapkan pada realitas
kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan matematis. Salah satu upaya dalam menghadapi permasalahan tersebut dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia
nyata di kelas dan mendorong siswa untuk menghubungkanpengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan nyata siswa. Kelebihan pendekatan
pembelajaran kontekstual antara lain siswa belajar melalui pengalaman sehari- hari yang diterapkan dalam materi pelajaran, sehingga pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Kemudian dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika, terutama
pada materi KPK dan FPB. Pendekatan pembelajaran kontekstual terdiri dari tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan,
masyyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Serta langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang difokuskan dalam penelitian ini
ada 5, yaitu: Relating, Experiencing, Cooperating, Applying, dan Transfering. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru belum mengkaitkan antara
materi yang dipelajari dengan menghubungkannya antara realitas permasalahan matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berpengaruh terhadap
50
kemampuan berpikir kritis siswa dalam menerima pengetahuan baru atau memecahkan suatu masalah. Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa
mengakibatkan hasil belajar siswa juga rendah. Menurut Brahim dalam Susanto 2013: 5 mengungkapkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa setelah siswa mempelajari materi pelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa diketahui bahwa guru selama proses pembelajaranmenggunakan
pendekatan teacher centered, yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi yang disampaikan
oleh guru. Seharusnya pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak dihadapkan
pada realitas kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan matematis. Jika siswa yang lebih banyak aktif dalam proses pembelajaran, maka
materi pembelajaran akan lebih berkesan dan akan selalu melekat pada siswa, karena siswa menemukan materi dengan sendirinya tanpa harus selalu menunggu
penjelasan dari guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar matematika adalah menerapkan pendekatan
pembelajaran Contektual Teaching and Learning. Pembelajaran matematika dengan pendekatan Contektual Teaching and
Learning dapat meningkatkan motivasi belajar matematika, sebab sangat membantu siswa dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran pun akan lebih berkesan dan bermakna untuk siswa. Dalam penelitian ini, pendekatan
51
Contektual Teaching and Learning tersebut diterapkan dengan harapan agar siswa menjadi lebih aktif dan dapat dengan mudah memahami materi pelajaran
matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
2.4 Hipotesis Tindakan