33
45 = 32 × 5 81 = 3 × 52
120 = 23 × 3 × 5 Faktor yang sama 3 dan 5, dengan pangkat terkecilnya 1. Jadi, FPB
dari 45, 75, dan 120 adalah 3 × 5 = 15
Berdasarkan contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan: “FPB  Faktor  Persekutuan  Terbesar  dari  dua  bilangan  atau  lebih
diperoleh  dari  hasil  kali  faktor-faktor  prima  yang  sama  dengan pangkat terendah”.
2. KPK Kelipatan Persekutuan Terkecil
Burhan  Mustaqim  2008:54  mengatakan  bahwa  KPK Kelipatan  Persekutuan  Terkecil  adalah  kelipatan  persekutuan  dari
dua bilangan atau lebih  yang merupakan kelipatan bilangan-bilangan tersebut  yang  nilainya  paling  kecil  dan  habis  dibagi  oleh  bilangan-
bilangan tersebut. Contoh:
Tentukan KPK dari 6 dan 8
Jawaban: Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24,30, …
34
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24,32, … Jadi  KPK  dari  6  dan  8  adalah  24.  Bilangan  24  adalah  bilangan
terkecil yang habis dibagi oleh bilangan 6 dan 8. Berdasarkan contoh di atas kita dapat mencari KPK dari dua bilangan
atau lebih dengan cara sebagai berikut: a.
Tentukan kelipatan dari masing-masing bilangan yang akan kita cari KPK-nya.
b. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan itu.
c. Tentukan bilangan terkecil dari kelipatan persekutuan tadi. Bilangan
ini merupakan KPK dari bilangan-bilangan tersebut. Teknik  lain  untuk  menentukan  KPK  dari  dua  bilangan  atau  lebih
adalah dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud di sini  adalah  perkalian  antar  bilangan  prima.  Untuk  menentukan  KPK
dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan dengan cara berikut: a.
Faktorkan  bilangan-bilangan  yang  akan  dicari  KPK-nya  dalam factor prima.
b. Ambil semua faktor yang ada.
c. Jika  ada  faktor  yang  sama  dan  faktor  tersebut  mempunyai
pangkat  yang  berbeda-beda  ambil  faktor  yang  mempunyai pangkat terbesar.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut. Contoh:
35
Tentukan KPK dari 42 dan 18 Jawaban:
42 = 2 × 3 × 7 18 = 2 × 32
KPK dari 42 dan 18 adalah 2 × 32 × 7 = 126 Berdasarkan  contoh  tersebut,  dapat  disimpulkan:  “KPK  Kelipatan
Persekutuan  Terkecil  dari  dua  bilangan  atau  lebih  adalah  hasil  kali semua  faktor-faktor  prima  pada  kedua  bilangan,  jika  adafaktor  yang
sama pilih faktor dengan pangkat terbesar”.
5. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Dalam  proses  belajar  mengajar  diperlukan  strategi  pembelajaran yang  dilakukan  oleh  guru  supaya  siswa  memiliki  motivasi  belajar  yang
tinggi  terhadap  mata  pelajaran  yang  diajarkan  khususnya  pelajaran Matematika. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, diharapkan siswa
memperoleh  hasil  belajar  yang  optimal.  Strategi  pembelajaran  yang dimaksud adalah dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual.
Menurut  Elaine  B.Johnson  2010:14  CTL  adalah  sebuah  system belajar  yang  didasarkan  pada  filosofi  bahwa  siswa  mampu  menyerap
pelajaran  apabila  mereka  menangkap  makna  dalam  materi  akademis  yang mereka  terima,  dan  mereka  menangkap  makna  dalam  tugas-tugas  sekolah
36
jika  mereka  bisa  mengaitkan  informasi  baru  dengan  pengetahuan  dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya
Elaine  B.Johnson  2010:15  menyebutkan  CTL  terdiri  dari  delapan komponen,  yaitu:  membuat  keterkaitan  yang  bermakna,  pembelajaran
mandiri, melakukan pekerjaan yang berarti, bekerja sama, berfikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh kembang, mencapai standar yang
tinggi, dan menggunakan penilaian yang autentik Pendekatan  pembelajaran  kontekstual  adalah  konsep  belajar  yang
membantu  guru  dalam  mengaitkan  antara  pokok  bahasan  yang  diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan  yang  dimiliki  dengan  penerapannya  dalam  kehidupan  mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,
yakni: a.
Konstruktivisme Constructivism Konstruktivisme  merupakan  landasan  berfikir  pendekatan
pendekatan  pembelajaran  kontekstual,  yaitu  bahwa  pengetahuan manusia dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks  yang  terbatas.  Sehingga,  siswa  harus  mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata maupun
keterlibatan  aktif  dalam  proses  belajar  mengajar.  Dalam  pandangan konstruktivisme,  strategi  memperoleh  lebih  diutamakan  dibandingkan
seberapa banyak
siswa memperoleh
dan mengingat
37
pengetahuan.Pengetahuan tumbuh
dan berkembang
melalui pengalaman.Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat
apabila selalu diuji dengan pengalaman baru Nurhadi, 2002: 10. b.
Bertanya Questioning Bertanya  merupakan  strategi  utama  pembelajaran  yang  berbasis
pendekatan  pembelajaran  kontekstual.  Menurut  Nasution  2004:  161, tujuan bertanya dalam pembelajaran adalah kegiatan guru untuk:
1 Mendorong anak berfikir untuk memecahkan suatu soal.
2 Membangkitkan pengertian yang lama maupun yang baru.
3 Menyelidiki  dan  menilai  penguasaan  murid  tentang  bahan
pelajaran. 4
Membangkitkan  minat  untuk  sesuatu,  sehingga  timbul  keinginan untuk mempelajarinya.
5 Mendorong  anak  untuk  menginterpretasi  dan  mengorganisasi
pengetahuan dan pengalamannya dalam bentuk  prinsipgeneralisasi yang lebih luas.
6 Menyelidiki  kepandaian,  minat,  kematangan,  dan  latar  belakang
anak- anak. 7
Menarik perhatian anak atau kelas. Bagi  siswa,  kegiatan  bertanya  merupakan  bagian  penting  dalam
melaksanakan pembelajaran
yang berbasis
inkuiri. Adapun
penerapannya  dalam  kelas,  hampir  semua  aktivitas  belajar,  kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
bertanya  dapat  diterapkan:  antara  siswa  dengan  siswa,  antara  guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain
yang didatangkan ke kelas, dsb. c.
Menemukan Inquiry Menemukan  merupakan  bagian  inti  dari  kegiatan  pembelajaran
berbasis  pendekatan  pembelajaran  kontekstual  Nurhadi,  2002:  12. Pengetahuan  dan  ketrampilan  yang  diperoleh  siswa  diharapkan  bukan
hasil  mengingat  seperangkat  fakta-fakta,  tetapi  hasil  dari  menemukan sendiri.  Guru  harus  merancang  kegiatan  yang  merujuk  pada  kegiatan
menemukan.  Adapun  siklus  dalam  kegiatan  inkuiri  adalah  observasi, bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data dan menyimpulkan.
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan inkuiri adalah: 1
Rumusan masalah,  yang nantinya digunakan menjadi bahan untuk hipotesis
2 Mengamati  atau  melakukan  observasi  dengan  tujuan  untuk
pengumpulan data 3
Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dll.
4 Mengkomunikasikanmenyajikan  hasil  karya  kepada  pembaca,
teman sekelas, guru, atau audien yang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
d. Masyarakat Belajar Learning Community
Konsep learning
community menyarankan
agar hasil
pembelajaran  diperoleh  dari  kerjasama  dengan  orang  lain.  Metode pembelajaran  dengan  teknik  learning  community  sangat  membantu
proses  pembelajaran  di  kelas.  Dalam  kelas  pembelajaran  kontekstual, guru  disarankan  selalu  melaksanakan  pembelajaran  dalam  kelompok-
kelompok  belajar.Siswa  dibagi  dalam  kelompok-kelompok  yang anggotanya  heterogen  yaitu  ada  yang  pandai  dan  ada  yang  kurang
pandai supaya dapat terjadi komunikasi dua arah Nurhadi, 2002: 15 e.
Pemodelan Modelling Pemodelan adalah suatu  kegiatan pembelajaran ketrampilan atau
pengetahuan  tertentu  yang  dalam  pelaksanaannya  terdapat  model  yang bisa  ditiru.  Dalam  pendekatan  pembelajaran  kontekstual,  guru  bukan
satu-satunya  model.Model  dapat  dirancang  dengan  melibatkan  siswa. Seorang  siswa  dapat  ditunjuk  untuk  memberi  contoh  temannya  tentang
kegiatan  yang  akan  dilakukan.  Ada  kalanya  siswa  lebih  paham  apabila diberi contoh oleh temannya Nurhadi, 2002: 16.
f. Refleksi Reflection
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir  ke  belakang  tentang  apa  yang  sudah  dilakukan  di  masa  lalu.
Selain  itu,  refleksi  merupakan  respon  terhadap  kejadian,  aktivitas  atau pengetahuan  yang  baru  diterima.Pengetahuan  yang  dimiliki  oleh  siswa
40
diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian diperluas sedikit demi  sedikit.  Kunci  dari  semua  itu  adalah  bagaimana  pengetahuan  itu
mengendap  di  benak  siswa.Pada  akhir  pembelajaran,  guru  menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi Nurhadi, 2002: 18.
g. Penilaian yang Sebenarnya Authentic Assessment
Penilaian  adalah  proses  pengumpulan  berbagai  data  yang  bisa memberikan  gambaran  perkembangan  belajar  siswa.  Data  yang
dikumpulkan  melalui  kegiatan  penilaian  bukanlah  mencari  informasi tentang  belajar  siswa.  Gambaran  perkembangan  belajar  siswa  perlu
diketahui  oleh  guru  agar  bisa  memastikan  bahwa  siswa  mengalami proses  pembelajaran  yang  benar.  Pembelajaran  yang  benar  memang
seharusnya  ditekankan  pada  upaya  membantu  siswa  agar  mampu mempelajari  bukan  ditekankan  pada  diperolehnya  sebanyak  mungkin
informasi di akhir periode pembelajaran Nurhadi, 2002: 19. Menurut  Nurhadi  2002:  10,  sebuah  kelas  dikatakan
menggunakan  pendekatan  pembelajaran  kontekstual  jika  menerapkan komponen-komponen  tersebut  di  atas  dalam  pembelajarannya.
Penerapan  pendekatan  pembelajaran  kontekstual  dalam  kelas  cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah sebagai berikut:
1 Mengembangkan  pemikiran  bahwa  anak  akan  belajar  lebih
bermakna  dengan  cara  bekerja  sendiri,  menemukan  sendiri,  dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
41
2 Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3 Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4 Menciptakan  masyarakat  belajar  belajar  dalam  kelompok-
kelompok. 5
Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6
Melakukan refleksi di akhir pertemuan. 7
Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Dari
penjelasan di
atas, maka
pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkat hasil  belajar,  karena  ilmu  dan  pengalaman  yang  diperoleh  siswa  dari
menemukan  sendiri,  siswa  dapat  bertanya  maupun  mengajukan pendapat  tentang  materi  yang  diajarkan,  siswa  dapat  melakukan  kerja
kelompok  melalui  masyarakat  belajar,  guru  dapat  melakukan pemodelan, dan dilakukan penilaian yang sebenarnya dari kegiatan yang
sudah dilakukan siswa.
5. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual