luhur tersebut akan terintegrasi melalui proses internalisasi dan personalisasi pada diri masing-masing individu.
B. Hakikat Karakter Bela Rasa Compassion
1. Pengertian Bela Rasa Compassion
Kata compassion bela rasa berasal dari bahasa Latin “compassionis” yang artinya belas kasih, hal ikut merasakan; bela
sungkawa. Compassio berarti juga turut merasakan beban penderitaan orang lain, bersama-sama memikul beban penderitaan namun bangkit
mengatasi penderitaan itu bersama-sama pula. Compassion lebih dari sekedar mempunyai kepekaan hati empati dan merasakan penderitaan
orang lain simpati, tetapi merupakan sebuah kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati terhadap penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri serta merupakan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanis, dasar prinsip tertinggi dalam
berperilaku sebagai pribadi yang utuh Luisa, 2012:16-17.
Di dalam compassion ada aspek belas kasih dalam dimensi kuantitatif seperti belas kasih yang individu s
ebagai “kedalaman atau kekuatan”. Compassion lebih kuat dari empati tetapi turut merasakan yang
menimbulkan keinginan aktif untuk meringankan penderitaan orang lain dengan mencari penyebab penderitaan itu, berusaha mengatasi bersama
penyebab tersebut. Belas kasih mempunyai arti turut menderita bersama- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sama orang lain. Nilai compassion yang perlu dibangun adalah sikap
peduli, solider, dan rela berbagi Luisa, 2012:16-17.
Compassion dapat diwujudkan melalui sikap peduli, solider, dan
rela berbagi dengan mereka yang lemah, miskin, menderita jasmani- rohani dan tersisih tanpa membeda-bedakan, sebagai sesama ciptaan
Allah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bela rasa compassion merupakan menanggungkan sesuatu bersama orang
lain, cinta kasih tanpa syarat berlandaskan kasih Tuhan, melayani dengan semangat, mencintai dengan tulus, mengembangkan sikap murah hati demi
“keselamatan” orang-orang yang dilayani Luisa, 2012:16-17. 2.
Karakteristik Karakter Bela Rasa Compassion
Sebagai pribadi-pribadi yang disatukan dan dipanggil dalam pelayanan pendidikan, komitmen kita sebagai orang yang mencintai
dengan setulus hati dan berbela rasa menurut Surani, dkk 2008, tampak dalam:
a. Mewujudkan kepedulian dan solidaritas dengan mereka yang lemah, miskin, dan menderita, baik jasmani maupun rohani seperti teladan
Bunda Elisabeth. b. Membuat kebijakan yang mendukung keberpihakan terhadap yang
miskin lemah dan tersisih. c. Mencintai dengan tulus melampaui batas-batas suku, agama, ras,
budaya, status sosial tanpa diskriminasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Turut serta merasakan penderitaan orang lain dengan sikap empati dan keramahan rela berkorban, siap sedia, murah hati, penuh perhatian,
tenggang rasa, dan terbuka untuk berdialog. e.
Melayani demi “keselamatan” anak-anak yang dilayani. f.
Mengembangkan sikap murah hati di antara para “pelayan pendidikan” maupun peserta didik.
g. Melayani dengan semangat “demi cinta Allah aku akan menolong
mereka yang berkesesakan hidup, maka aku akan cukup kaya dengan rahmat dan cinta Allah”.
C. Hakikat Pendekatan Experiential Learning