Apakah visi dan misi tersebut memengaruhi pada pemberitaan di majalah Tempo?

kita ketahui sebagai tempat orang berlindung orang melakukan kejahatan, dan standar orang melakukan kejahatan, bukan partainya jelek, tapi katanya orang-orang sebagian begitu. Nah ini gimana, dicalonkan tidak Megawati, siapa yang menginginkan Megawati menjadi capres, kenapa bukan Megawati, kenapa harus Megawati, kenapa harus Jokowi, kenapa bukan Jokowi, Prabowo juga begitu dan tokoh lain begitu. Jadi kita merekam persoalan pada waktu itu. 16. Apakah owner memengaruhi kebijakan redaksi? Tidak, karena ownernya Tempo itu banyak karena Tbk. Tidak memengaruhi, biasa saja. 17. Seberapa besar pengaruh pengaruhtekanan dari pihak luar dalam setiap penulisan dan penentuan berita? misalnya dari pemerintah, partai politik, pemasang iklan, pembaca, teknologi, kondisi ekonomi, dan sebagainya? Enggak, gak ada. Tidak memengaruhi atau apa. Tempo hanya tunduk kepada fakta. Apakah fakta yang kita peroleh benar atau tidak. Dan kamu juga harus tahu bahwa jurnalistik itu fakta jurnalistik, bukan fakta hukum. Gitu loh. Tahu gak apa bedanya? Gak tau? Fakta jurnalistik itu adalah hal-hal yang terbukti secara jurnalistik. Jadi kamu jangan pernah baca berita itu dengan frame hukum. Kok Tempo mengatakan ini, kan belum terbukti, ya memang. Tapi kan kaidahnya kaidah jurnalistik, karena kita adalah media. misalnya kaidah jurnalistik, saya dating ke rumahmu, gak ada. Saya tulis, aku ke rumahmu, gak ngomong apa-apa, gak komen, saya tulis memang begitu. Saya tidak akan menulis kamu ngapain-ngapain kan enggak, memang faktanya begitu. Misal korupsi, ya kita tulis saja. Ini temannya ini, ini temannya ini, apa terbukti secara hukum? Kan tidak. Gitu looh. Dan itu antara kewenangan lembaga hukum. Misal dia melihat Tempo untuk acuan gitu. Ini kadang masyarakat gak paham juga , bahwa fakta di media itu fakta jurnalistik. Kebenarannya pun kebenaran jurnalistik, bukan kebenaran hukum, bukan kebenaran kitab suci, gak ada, jurnalistik saja yang bisa berubah besoknya. Kalau kamu sekarang saya wawancarain ngomongnya ke kiri ya tulis miring ke kiri. Kalau besok kamu ngomongnya ke kanan ya saya tulis kamu miring ke kanan. Tapi nanti saya tanyai kenapa kamu kemarin ngomongnya ke kiri kok sekarang ke kanan. Gitu looh. Jangan dilihat media itu haah media gak bagus. Dia gak nanya sama narasumbernya, dia ngomong apa sih. Apakah kamu ngomong temannya akan ditulis? Kan sering kamu berpikir, aku nganggep si A itu orang baik, tapi kok di media kok seolah jelek. Kamu harus bertanya, bagaimana proses dia mencari beritanya, bagaimana orang itu