Kenapa waktu itu majalah Tempo laporan utamanya adalah Jokowi?

loh, oh waktu itu konteksnya kaya begini nih. Nah kemudian kamu baru bisa menceritakan media. 19. Bagaimana pandangan anda sendiri terhadap fenomena Jokowi saat itu? Saya melihat Jokowi sebagai orang yang tentu punya kelemahan karena dia orang baru di bidang politik. Orang baru di bidang politik itu belum banyak temen, kan gitu. Belum paham betul dpd politik. Dia mungkin sudah di Solo dan Jakarta. saya melihat dia orang yang mau belajar disamping kelemahannya, tapi secara politik dia adalah orang yang kalau kamu bertemu dia gak akan takut, gak akan menganggap dia orang yang apa eee tokoh. Kita itu kan eee secara politik dan sosial kan begitu, pilihan orang kan gitu milih orang yang sama kaya dia. Disitu makanya kan kalau kamu buka survey-survey siapa profil pemilih Jokowi, itu orang-orag menengah kebawah. Siapa pemilihnya prabowo, naah bagitu. Jadi Jokowi itu orang yang mau bekerja, sederhana. Sederhana itu artinya tidak pakai jam, gak kerren gitu nyantai, basa aja gitu. Orang yang mau bekerja, orang yang mau mendengarkan. Orang suka sama dia, karena dia berbeda dengan para politikus-politikus kebanyakan. 20. Ideologi apa yang dianut oleh Tempo? Ideologi Tempo seperti yang saya jelasin tadi. Tempo ingin mewujudkan Indonesia yang beradab, yang maju, anti korupsi, berjiwa demokrasi. Itu loh sebenarnya yang diidamkan oleh Tempo. itu loh makanya Tempo memberitakan anti korupsi, jiwa demokrasi, dalam arti kita ingin menyelesaikan persoalan misalnya kita menulis soal Jokowi, kita berusaha mengkritik partai tapi kita juga harus mengikuti kehendak masyarakat dong. Oh masyarakat pengennya Jokowi bukan Mega, ya kamu harus terima. Ya tapi terserah kamu sebagai pemilik partai pengusung presiden. Gitu-gituu. Jadi Tempo lebih menyorot ke soal-soal itu, Tempo juga pernah menulis eee mengenai tajuk itu dulu mengenai pancasila. Jadi Tempo eee sepakat dengan pancasila. Tidak ingin membuat sejarah lain kecuali pancasila. Jadi dengan dasar itulah ya Tempo sepakat dengan kesetaraan-kesetaraan, demokrasi, anti korupsi dan sebagainya. Wawancara “Hirarki Pengaruh Pemberitaan Jokowi pada Laporan Utama Majalah Tempo Edisi April – Juni 2014” Nama : Nurfajria NIM : 1110051100045 Narasumber : Anton Septian Jabatan : Wartawan HariTanggal : Kamis, 5 Maret 2015 Tempat : Kantor Redaksi Majalah Koran Tempo Jln. Kebayoran Baru – Mayestik, Jakarta 1. Apa latar belakang pendidikan anda? Saya di Tempo eee berapa tahun ya, delapan tahun. Dulu kuliah di Universitas Gajah Mada, S1 jurusan menejemen ekonomi. Ikut pers mahasiswa kemudian eee apa namanya diluar itu juga saya bikin newsletter dulu zamannya kuliah. Saya juga suka nulis dan sebagainya deh. Ketertarikan di dunia jurnalistik itu memang sejak awal, kalau saya ya bukan dari sudah masuk Tempo baru tertarik. Karena banyak temen-temen saya tuh yang baru belajar nulis atau belajar jurnalistik setelah sudah di Tempo. Karena setiap orang kan harus menjadi wartawan politik bukan wartawan ekonomi. Ada juga intinya tuh yang jadi wartawan gaya hidup, dan wartawan sebagainya. 2. Apa latar belakang organisasi anda? Apakah anda termasuk dalam keanggotaan organisasi masyarakat ormas tertentu? Ada di pers kampus dan organisasi lainnya. Dan gak ikut ormas-ormasan gitu,Cuma ikut pers kampus zaman-zamannya kuliah, gitu.

3. Saat anda mendaftar menjadi jurnalis di Tempo apa saja persyarakat khusus yang

harus dipenuhi? Enggak ada, eee kalau misalnya aku lupa lagi cuma waktu itu lowongan terbuka tuh, bisa dilihat kualifikasinya apa saja tuh. Kaya misalnya usia maksimal 26 tahun yak an, terus juga eee ipk minimal 2,8, terus soal jurusan diutamakan aktif di pers kampus, atau minimal ngerti bahasa asing, udah gitu-gitu aja. Enggak ada, gak ada yang khusus. Paling yang agak khususnya yang diutamakan pernah ikut pers kampus. Tapi bukan berati yang enggak aktif gak diterima, bukatinya temen-temen saya tuh yang ikut pers Cuma beberapa doing, jadi kebanyakannya tuh bener-bener sama sekali baru. Itu yang diutamakannya, tapi itu bukan satu-satunya syarat karena kaya tes psikologi juga