Rapat kompartemen Final Deadline

kebijakan isi media; kedua, redaktur pelaksana yang dibebani tanggung jawab pelaksanaan keredaksian, sehari-hari, dan biasanya mengatur isi berita para wartawan atau reporter; ketiga, editor atau redaktur yang bertugas menyunting naskah dan halaman; keempat, wartawan atau reporter yang mencari dan yang membuat berita. 13 Laporan utama merupakan salah satu rubrik di majalah Tempo. Laporan utama ini membahas isu-isu besar yang dijadikan headline dan kover majalah pada edisi terbitan majalah Tempo. Menurut Jobpie, redaktur desk nasional, laporan utama adalah suatu laporan khusus yang mendapat porsi yang besar baik dalam jumlah kolom dan halamannya. “Laporan utama itu biasanya tecermin dari cover, gambar depan itu apa. Nah itu laporan utama adalah suatu laporan khusus, laporan eee yang Tempo menganggap itu mendapat porsi yang besar. Kalau koran itu headline gitu lah. Dan kemudian porsinya lebih banyak halamannya aah begitu. Ketimbang laporan panjang, itu mendapat porsi yang besar.” 14 Dalam pemberitaan di majalah Tempo, objek yang menjadi kebijakan laporan utama itu ada pada rapat Checking. Rapat checking adalah rapat untuk membahas dan mencek bahan-bahan yang telah dikumpulkan. Rapat tersebut hanya dihadiri oleh pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana karena wartawan dan anggota yang lainnya masih mencari bahan untuk di presentasikan. Rapat ini merupakan penentu berita mana saja yang akan dimuat dan berita mana yang akan menjadi laporan utama. 13 Maskun Iskandar, Ensiklopedia Nasional Indonesia Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990, h. 125. 14 Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. “Checking itu kan menentukan, oh mana saja yang akan dimuat. Mana yang menjadi laput, laporan utama gitu kan. Berapa halaman totally nya. Judulnya akan seperti apa, itu hari rabu.” 15 Kebijakan majalah Tempo mengenai pemberitaan tentang Jokowi pada laporan utama edisi April hingga Juni 2014 diambil melalui fakta yang terjadi di publik. Publik mengatakan bahwa mereka butuh sosok baru yang masih bersih belum ada konflik di masalalu. Karena ini majalah Tempo mengambil kebijakan sesuai keinginan publik pangsa pasar. “Oh gini ceritanya, kan kita tahu bahwa 2014 itu tahunnya politik, tahunnya pemilu. Disitu ada dua pemilu. Pemilu itu sangat penting karena berita nasional. Itu menentukan siapa wakil kita lima tahun kedepan. Siapa presiden kita yang dipilih secara langsung. ya itu penting buat masyarakat, dan penting juga Tempo untuk menulis itu. Sehingga menunjukkan kepada masyarakat, ini loh yang terjadi seperti ini, ini loh calon kita. Bagaimana proses orang itu, siapa sih orang itu, track record orang itu, yang dukung siapa saja. Apakah yang mendukung baik-baik apakah tidak.” 16 Setelah menyatakan dipilihnya berita dan cover story tentang Jokowi untuk mengakomodasi kenginan pasar, redaktur desk nasional ini juga menegaskan bahwa dipilihnya topik yang menjadi laporan utama ini juga diputuskan pada rapat perncanaan: Dalam hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari redaktur desk Nasional yang mengatakan bahwa berita yang layak menjadi laporan utama adalah berita yang sedang booming, berita yang sedang terjadi diluar dan berita yang mengacu pada hasil rapat. “Ya tentu rapat mengacu pada apa yang terjadi diluar. Karena pers kan tidak bisa hidup di ruang hampa, menulis sendiri terserah kamu, kan gak bisa. Kita kan mendengar dari masyarakat. Pers 15 Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. 6 Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. adalah menerjemahkan dari telinga publik. Sehingga kita harus menangkap apa sih yang diresahkan publik atau disisi lain mungkin belum resah tapi kita tahu sesuatu lain yang mestinya mereka tahu, untuk eee mereka mengantisipasi sesuatu. Dan untuk itulah publik harus tahu. …kan kita melihat eee apakah pemasalahan sedang booming bukan hanya menarik tapi masalah ini masalah penting buat masyarakat pada pecan itu. Nah itu yang akan kita tampilkan dan itulah yang akan menjadi laput.” 17 Menurut Warner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. dalam bukunya Teori Komunikasi edisi kelima, mengatakan bahwa kadang- kadang pembingkaian berita dihasilkan oleh trik-trik khusus yang diakses pada awal pemrosesan cerita. Perlengkapan ini meliputi headline, lead paragraf awal berita, pull quote kutipan yang diambil dari artikel dan dicetak dengan huruf besar, nut graph paragraf kunci dalam artikel yang menceritakan isi artikel itu. Perlengkapan ini kadang sesuai dengan kategori advance organizer. Konsep andanve organizer berdasarkan pada gagasan bahwa informasi yang disimpan di kepala manusia diatur dalam sebuah hirarki, dengan informasi yang spesifik dikelompokkan di bawah prinsip-prinsip yang lebih luas. 18 Ini menandakan bahwa pada proses pengolahan berita yang dilakukan media lebih berpengaruh secara dominan. Kebijakan yang dilakukan oleh majalah Tempo dalam laporan utama mengenai Jokowi merupakan kebijakan redaksi yang harus dipatuhi oleh para pekerja media. Sebuah kebijakan media pada pemberitaan Jokowi di laporan utama majalah Tempo merupakan fakta yang terjadi di lapangan, bukan kebijakan dari pemimpin redaksi atau jajarannya karena Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. 18 Warner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Ed. 5 Cet. ke4 Jakarta: Kencana, 2009, h. 333. pemimpin redaksi dan atasannya hanya menentukan keputusan berita mana yang layak naik atau tidak. Bahwa pemberitaan Jokowi di lapangan memang benar untuk mengakomodasi pangsa pasar, faktanya sekali lagi redaktur desk nasional berkata: “Yaa kita menulis apa adanya, menulis faktanya. Fakta bahwa Jokowi fenomenal, kemudian dia berprestasi ya kan. Dia diincar oleh banyak saingan gitu kan. Dan tidak menulis Prabowo misalnya dia tidak seperti yang didengung-dengungkan oleh tim suksesnya misalnya. Bahwa dia juga punya masalalu yang kelam ya kita tulis juga itu. nulis berdasarkan faktanya seperti itu.” 19 Kebijakan yang dilakukan majalah Tempo saat itu memang menitikberatkan pada Jokowi. Hal ini dinyatakan langsung oleh redaktur desk nasional yang ikut membuat berita tersebut. “Ya Tempo berpihak, karena Tempo tidak hidup di ruang hampa. Kan Tempo itu orang Indonesia, dan saat itu adalah pemilihan Presiden Indonesia. Artinya Tempo sebagai ketua lembaga pers, juga berkepentingan, kalau Indonesia ini dipilih oleh orang yang baik. Tidak setuju tidak apa-apa. Waktu itu kan kita melihat dari track record keduanya, gitu. Tempo melihat bahwa Jokowi ini lebih bersih ketimbang Prabowo. Dan faktanya masyarakat memilih dia.” 20 Fakta yang tersirat dalam pemberitaan majalah Tempo merupakan sikap yang dipilih oleh media independen seperti Tempo dalam mengambil kebijakan. Fakta di lapangan menjadi kebijakan organisasi majalah Tempo dalam menentukan kebijakan mengenai pemberitaan Jokowi pada April hingga Juni 2014. Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa McQuail, secara luas disetujui bahwa media seharusnya bebas dari kontrol 19 Wawancara peneliti dengan Anton Septian, Reporter Majalah Tempo, pada 5 Maret 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. 20 Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. pemerintah dan kepentingan penguasa lainnya. Sehinga, cukup bagi mereka untuk melaporkan dan mengungkapkan berita secara bebas dan mandiri dan memenuhi kebutuhan khalayak mereka. Kebebasan secara pokok terdiri atas tiadanya sensor atau pengesahan secara berlebihan, atau hukuman sesudah peristiwa publikasi yang tidak melanggar hukum. Masyarakat juga harus harus bebas dalam menerima media pilihan mereka sendiri. 21 Kebebasan merupakan cara pandang yang dianggap sebagai prinsip dasar bagaimana media mengambil sikap. Sebagai media yang bebas dan bertanggung jawab, majalah Tempo seharusnya tidak mengambil sikap untuk lebih mendukung sosok Jokowi yang dianggap baru dalam dunia pemerintahan. Seperti yang dikatakan McQuail dalam persyaratan utama untuk kualitas informasi media massa adalah media seharusnya memberi informasi yang berimbang dan adil tidak memihak. 22 Menurut skema Westerstahl yang dikutip oleh McQuail, keadilan merupakan sikap netral yang harus diraih melalui kombinasi keseimbangan antara penafsiran, sudut pandang dan netralitas dalam penyajian. Oleh karena itu majalah Tempo dalam menyajikan informasi seharusnya lebih bersikap netral dan tidak memihak sebagaimana fungsinya yang memberi informasi yang akurat, factual, jujur terhadap realitas dan dapat memisahkan antara fakta dan opini. Pengolahan pemberitaan dapat digambarkan pada rapat-rapat yang dilakukan di majalah Tempo. Rapat tersebut adalah rapat kompartemen, 21 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail Jakarta: Salemba Humanika, 2011, Edisi-6, h. 183 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail Jakarta: Salemba Humanika, 2011, Edisi-6, h. 224. rapat besar, rapat checking, dan rapat opini. Hasil yang telah disepakati dalam rapat menjadi pedoman dan acuan bagi para wartawan ketika menjalankan tugasnya di lapangan. Dalam menjalankan tugasnya, wartawan tidak bisa bertentangan dengan keputusan hasil rapat, karena rapat yang telah peneliti sebutkan di atas sebelumnya adalah hasil diskusi antara reporter sebagai pekerja media di lapangan dengan para redaktur sebagai pemegang kebijakan di meja redaksi. Sistem rapat di majalah Tempo cukup terbuka dan egaliter, yaitu melibatkan semua pihak redaksi dan dapat dapat memberi masukan tanpa memandang jabatan dari setiap individu di majalah Tempo. “Kamu sebagai pimred bisa ditolak dalam usulanmu, begitu. Tapi kalau diterima ya kamu bikin beritanya. Beritamu nanti diedit meskipun kamu pemred. Bahwa dia sebagai penanggungjawab ikut menghela rapat, iya. Tetapi dia tidak memonopoli harus begini harus begitu, tidak juga. Nah kalo kamu di kampus ikut pers kampus, barangkali bisa lebih mudah membayangkan. Bagaimana egaliternya pers kampus. Baik subtansi maupun kebahasaan. Di Tempo itu tidak yang reporter selalu salah dan redaktur selalu benar dalam usulan-usulan, enggak juga.” 23 Dalam tugasnya di lapangan, reporter yang meliput tentang Jokowi saat itu ditugaskan mencari data dengan benar dan sesuai fakta yang terjadi. Kebijakan majalah Tempo dalam mencari berita pun tidak sembarangan, mereka melihat kebutuhan masyarakat akan informasi yang ter-update. Mereka melihat bahwa masyarakat lebih memilih sosok Jokowi yang baru, yang pro dengan masyarakat. Ini yang menjadi acuan Tempo untuk memberitakan tentang Jokowi di laporan utamanya. “Penulis menulis mengenai siapa sih calon yang akan naik? Nah kemudian Jokowi memang menjadi figur yang eee paling terkenal 23 Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. waktu itu. Memang kemudian masyarakat kan menghendaki orang yang mau bekerja. Orang yang tidak kena kasus dimasa lalu, tidak punya hutang dimasa lalu, orang yang mau bekerja, muda, itu semua yang orang liat. Kemudian tidak punya hutang partai.” 24 Cara kerja majalah Tempo dalam memberitakan sesuai dengan fakta yang terjadi adalah untuk membentuk kredibilitas media itu sendiri. Bagaimana media mempunyai kebijakan yang diterapkan sesuai dengan acuan atau pedoman yang digunakan. Kredibilitas media bisa diakui langsung baik buruknya terhadap penilaian masyarakat. Di sinilah majalah Tempo harus menjaga dan mempertahankan kredibilitas yang telah dipandang baik oleh masyarakat. Sebagai sebuah majalah, cara kerja wartawan majalah Tempo pun berbeda dengan koran Tempo. Wartawan majalah Tempo dituntut untuk mencari data secara investigatif dan mendalam. Sedangkan wartawan koran yang lebih ditekankan pada pemberitaan dengan model straight news, kebijakan mereka hanya menekankan pada informasi. Bagaimanapun majalah Tempo dalam pemberitannya menggunakan gaya in dept story yaitu menekankan pada kedalaman data dan fakta yang didapatkan. Namun walau beda penyajian berita pada majalah dan koran, cara kerja para pekerja Tempo di lapangan tetap sama dengan memegang acuan dan pedoman pada hasil rapat. “Kalau di majalah tidak bisa seperti straight news kan. Kalau straight news koran piramida terbalik kan, potong dari bawah. Kalau kepanjangan potong merem dari bawah, itu standarnya. Nulis straight news kan begitu. Kalau piramida terbalik potong bawahnya, karena semakin kebawah semakin tidak penting. Nah 24 Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. kalau di majalah itu strukturnya peluru gitu, gede kecil, gede lagi kecil lagi.” 25 s Para wartawan majalah Tempo yang dipengaruhi oleh rapat dalam mencari berita selama ini, juga dipengaruhi oleh visi misi majalah Tempo. Sebagai media yang independen, majalah Tempo mempunyai visi misi yang berpengaruh pada pemberitaan. “Tentu memengaruhi dong, itukan diturunkan dalam pemberitaan gitu. Ya bagaimana kita melihat suatu permasalahan kan tentu harus di analisa berdasarkan pisau. Pisaunya itu adalah dari acuan-acuan pemikiran Tempo dan berita yang layak untuk diterbitkan oleh Tempo. itu melihat bagaimana kepentingan publiknya, besar atau enggak. Makanya kan di dalam jurnalistik di media ada pemikiran antara menarik dan penting dan ada lagi yang dua-duanya. Penting itu artinya memengaruhi ya sedikiti- sedikit lebihnya begitu, termasuk pemilihan Presiden, pemilu. Menarik itu perhatian masyarakat, mungkin masalah skandal.” 26 Selain faktor pengolahan, faktor sumber juga masuk dalam level pengaruh kerutinan media. Namun dalam konteks majalah Tempo secara umum dan pada pemberitaan majalah Tempo mengenai pemberitaan tentang Jokowi, faktor narasumber tidak terlalu berpengaruh. Narasumber tidak terlalu berpengaruh karena pemberitaan majalah Tempo menggunakan narasumber yang akurat dan tidak mengintervensi pada pemberitaan majalah Tempo. Narasumber yang dipilih itu berdasarkan kebutuhan tulisan, bukan ditentukan di rapat, bahkan wartawan pun menentukannya sendiri. Tentang hal ini Anton Septian menegaskan: “Ya enggak, berdasarkan tulisannya bukan berdasarkan rapat atau enggak. Karena kan kamu mau nulis apa ya kamu harus tahu narasumber apa yang akan kamu hubungi atau kamu temui gitu. Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. 6 Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. Bukan kamu mau nulis ini ditentukan narasumbernya, ya enggak gitu kan, berdasarkan tulisanmu. Mencari sendiri, tapi biasanya orang lain ini kayanya orang ini tahu deh, coba kamu kontak dan lain sebagainya. Tapi initinya kalau narasumber tidak ditentukan di rapat. Tapi bedasarkan kebutuhan tulisanmu sendiri.” 27 Faktor lain di kerutinan media pada hirarki ini selain pengolahan berita dan narasumber, yaitu pembaca. Pembaca yang dimaksud peneliti adalah masyarakat yang menjadi faktor kuat untuk menjadikan Jokowi lebih unggul pemberitaannya dibanding calon lainnya. Hal ini dikemukakan langsung oleh redaktur desk nasional majalah Tempo, bahwa majalah Tempo melihat keinginan masyarakat akan sosok yang baru dan memang ketika itu menurut sejumlah survey menyatakan bahwa Jokowi lebih unggul. “Memang waktu itu sudah terlihat bahwa Jokowi lebih tenar ketimbang tokoh lain gitu. penulis menulis mengenai siapa sih calon yang akan naik? Nah kemudian Jokowi memang menjadi figur yang paling terkenal waktu itu. Tempo melihat bahwa Jokowi ini lebih bersih ketimbang Prabowo. Dan faktanya masyarakat memilih dia. Tapi jangan dibalik loh, Tempo menulis Jokowi kemudian masyarakat mendukung dia, enggak kan. Pertanyaannya, kalau Tempo enggak menulis, apakah Jokowi tidak terkenal? Apakah Tempo kalau tidak di Indonesia ini, Jokowi tidak terkenal? Kan gak juga gitu loh. Bahwa Tempo melihat di masyarakat, kok begitu banyak orang yang ke dia. Kita teliti dia itu siapa sih, gitu loh.” 28 Faktor terbesar yang memberi pengaruh kepada pemberitaan mengenai Jokowi di laporan utama majalah Tempo sebenarnya lebih kepada faktor pengolahan pemberitaan dibanding dengan faktor lainnya. Faktor ini mengikat karena kebiasaan kerutinan media dalam mengemas sebuah berita membentuk para pekerja media patuh pada apa yang Wawancara peneliti dengan Anton Septian, Reporter Majalah Tempo, pada 5 Maret 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. 28 Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. diputuskan di rapat. Hal ini juga yang membuat kerutinan media menjadi faktor khusus dalam kebiasaan media pada pengemasan berita yang diolahnya menjadi sebuah berita di majalah Tempo. Pengaruh dari level kerutinan media berpengaruh secara dominan dibanding pengaruh lainnya seperti pengaruh individu, pengaruh organisasi media, pengaruh ekstra media dan pengaruh ideologi. Pengaruh kerutinan media yang direpresentasikan melalui rapat-rapat redaksi majalah Tempo berpengaruh secara dominan mulai dari pra, pencarian, dan jadinya berita. Namun dari semua itu faktor yang lebih memengaruhi dari pemberitaan tentang Jokowi pada laporan utama di majalah Tempo yaitu pada faktor pembaca dari kerutinan media yang digambarkan pada keinginan publik pangsa pasar.

3. Level Pengaruh Organisasi Media

Level pengaruh ketiga adalah pengaruh organisasi pada sebuah pemberitaan di media. Pada level ini peneliti akan membahas pengaruh organisasi pada sebuah media kepada sebuah pemberitaan, di dalamnya juga akan dibahas seberapa kuat pengaruh level organisasi pada sebuah pemberitaan yang disajikan oleh media. Berkaitan dengan level sebelumnya, pada teori hirarki pengaruh yaitu level individu dan level media rutin, menurut Pamela J. Shomaker dan Stephen D. Reese, level organisasi lebih berpengaruh dibanding kedua level sebelumnya. 29 Namun setelah peneliti analisis lebih jauh, faktor yang lebih berpengaruh pada sebuah pemberitaan di majalah Tempo adalah faktor kerutinan media 29 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of influences on Mass Media Content, h. 140. seperti yang telah peneliti jelaskan di level kerutinan media karena persentase kepemilikan media di majalah Tempo sama rata, tidak terpusat pada satu pemilik. “Kalau temen-temen riset, Tempo itu satu apa namanya perusahaan media pertama yang pertama kali melakukan Initial Public Offering IPO ya, atau sahamnya yang dimiliki publik gitu misalnya. Jadi penawaran saham perdana ke publik gitu. Yang jelas tidak ada owner atau pihak yang dominan, kan ada Yayasan karyawan Tempo, kemudian juga ada Yayasan Jaya Raya, kemudian ada Yayasan 22 Juni, itu karyawan juga ex Tempo ada sebagiannya, terus disini mah enggak ada owner gitu, enggak ada owner individual sehingga kemudian ya kalau segi kepemilikan gitu ya mungkin di Indonesia satu-satunya media yang paling independen gitu, ya Tempo. Jadi pengaruh owner dalam pemberitaan di Tempo itu tidak berpengaruh sama sekali gitu.” 30 Dari penjelasan Anton Septian di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa kepemilikan media yang tidak dikuasai oleh individu ini memungkinkan tidak adanya intervensi dan kepentingan individu yang memengaruhi kebijakan pemberitaan di majalah Tempo. Perusahaan terbuka disingkat Tbk adalah perusahaan yang tidak membatasi jumlah pemegang saham dan menawarkan sahamnya kepada masyarakat luas tidak seperti perusahaan tertutup. Perusahaan terbuka umumnya memiliki saham yang terdaftar dan dijualbelikan di pasar saham. 31 Perusahaan terbuka intinya adalah sebagian sahamnya sudah milik publik, berarti perusahaannya sudah siap go publik. Manajemennya sudah pasti bisa lebih transparan daripada yang tidak terbuka. Hal ini yang 30 Wawancara peneliti dengan Anton Septian, Reporter Majalah Tempo, pada 5 Maret 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. 31 Artikel ini diakses dari http:kamusbisnis.comartiperusahaan-terbuka pada Kamis, 23 April 2015 pukul 10:00 WIB. menjadi indikator bahwa level organiasi tidak memberi pengaruh pada pemberitaan Jokowi majalah Tempo saat April-Juni 2014. Dengan demikian majalah Tempo yang menjadi perusahaan terbuka Tbk yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dengan saham lebih banyak dimiliki oleh publik, menjadi kecil kwmunginan intervensi atau pengaruh yang ada dalam kepemilikan. “Jadi penting nanti dimasukkan di tulisan itu soal komposisi kepemilikan. Itu bisa diriset di internet. Kalau kuramg datanya bisa minta ke SDM atau bagian pusat tapi aku gak punya datanya ya. Atau bisa minta ke BEI, Bursa Efek Indonesia, karena kita kan perusahaan publik jadi harus terdaftar di BEI. Jadi bisa dilihat itu kompisisi kepemilikannya. Yang jelas tidak ada owner atau pihak yang dominan.” 32 Pengaruh terhadap pemberitaan yang terjadi pada pemberitaan tentang Jokowi di majalah Tempo itu lebih bersifat usulan dan hasil diskusi dari rapat redaksi dibanding intervensi dari pemilik atau dewan direksi. Usulan dalam hal ini yaitu Tempo melihat pada keinginan publik akan berita yang sedang booming. Ketika itu sosok Jokowi yang baru dan terkenal dengan blusukannya memang menyita perhatian publik, sehingga majalah Tempo mengambil fakta bemberitaan yang terjadi di masyarakat dari pemberitaan Jokowi. Fakta bahwa Jokowi memang sosok yang fenomenal yang diinginkan publik. Pengaruh pada level organisasi yang lebih besar justru pada posisi redaktur pelaksana. Ini dikarenakan posisi redaktur pelaksana yang berkenaan dalam rapat direksi dan memiliki kewenangan untuk menugaskan reporter dalam mencari dan membuat sebuah pemberitaan, 32 Wawancara peneliti dengan Anton Septian, Reporter Majalah Tempo, pada 5 Maret 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. bahkan redaktur yang mengedit semua berita sebelum layak naik menjadi sebuah berita di majalah Tempo. Campur tangan pemilik atau perseorangan dalam hal ini owner terbilang nihil ataupun minim karena sifat media-nya yang Initial Public Offering atau saham milik publik. “Di semua level di Tempo itu tidak ada tulisan yang lolos tanpa editing, siapapun penulisnya. Bahkan redpel pun menulis atau mengedit meskipun sebagai editornya. Jadi di Tempo yang penting adalah tidak ada jurnalis di Tempo yang tulisannya tidak diedit. Pasti diedit siapapun itu.” 33 “Kamu ngusulin itu ya kamu yang nulis itu gitu. Kecuali usulannya yang mentah dan ada usulan yang lebih baik baru redpel yang membagi. Penentuan siapa nulis apa tuh pertama berdasarkan usulan, kedua berdasarkan anggapan ooh nih kayanya anak ini punya kompetisi, jadi enggak berdasarkan hal yang istimewa. Saya pikir hal ini berlaku umum, dimanapun pasti yang dipertimbangkan kan kompetensinya dan kemampuannya.” 34 Posisi redaktur yang langsung berkaitan dengan reporter dan rapat redaksi memberikan akses yang besar terhadap redaktur pelaksana untuk membentuk suatu pemberitaan. Kebijakan pada level organisasi majalah Tempo tercermin pada rapat redaksi yang direpresentasikan dalam rapat kompartemen dan rapat besar. Rapat kompartemen dan rapat besar inilah yang menggambarkan sirkulasi cara kerja organisasi media pada media Tempo. Pada konteks pemberitaan mengenai Jokowi saat itu di majalah Tempo, kebijakan yang diambil adalah untuk memberitakan secara jelas siapa calon presiden Indonesia lima tahun mendatang, bagaimana track record, dan siapa orang itu. Kemudian hanya ada dua calon yang yang menjadi calon Presiden yaitu Jokowi dan Prabowo. Tempo melihat bahwa Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta. Wawancara peneliti dengan Anton Septian, Reporter Majalah Tempo, pada 5 Maret 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.