Rapat kompartemen Final Deadline
kebijakan isi media; kedua, redaktur pelaksana yang dibebani tanggung jawab pelaksanaan keredaksian, sehari-hari, dan biasanya mengatur isi
berita para wartawan atau reporter; ketiga, editor atau redaktur yang bertugas menyunting naskah dan halaman; keempat, wartawan atau
reporter yang mencari dan yang membuat berita.
13
Laporan utama merupakan salah satu rubrik di majalah Tempo. Laporan utama ini membahas isu-isu besar yang dijadikan headline dan
kover majalah pada edisi terbitan majalah Tempo. Menurut Jobpie, redaktur desk nasional, laporan utama adalah suatu laporan khusus yang
mendapat porsi yang besar baik dalam jumlah kolom dan halamannya. “Laporan utama itu biasanya tecermin dari cover, gambar depan
itu apa. Nah itu laporan utama adalah suatu laporan khusus, laporan eee yang Tempo menganggap itu mendapat porsi yang
besar. Kalau koran itu headline gitu lah. Dan kemudian porsinya lebih banyak halamannya aah begitu. Ketimbang laporan panjang,
itu mendapat porsi yang besar.”
14
Dalam pemberitaan di majalah Tempo, objek yang menjadi kebijakan laporan utama itu ada pada rapat Checking. Rapat checking
adalah rapat untuk membahas dan mencek bahan-bahan yang telah dikumpulkan. Rapat tersebut hanya dihadiri oleh pemimpin redaksi dan
redaktur pelaksana karena wartawan dan anggota yang lainnya masih mencari bahan untuk di presentasikan. Rapat ini merupakan penentu berita
mana saja yang akan dimuat dan berita mana yang akan menjadi laporan utama.
13
Maskun Iskandar, Ensiklopedia Nasional Indonesia Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990, h. 125.
14
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
“Checking itu kan menentukan, oh mana saja yang akan dimuat. Mana yang menjadi laput, laporan utama gitu kan. Berapa
halaman totally nya. Judulnya akan seperti apa, itu hari rabu.”
15
Kebijakan majalah Tempo mengenai pemberitaan tentang Jokowi pada laporan utama edisi April hingga Juni 2014 diambil melalui fakta
yang terjadi di publik. Publik mengatakan bahwa mereka butuh sosok baru yang masih bersih belum ada konflik di masalalu. Karena ini majalah
Tempo mengambil kebijakan sesuai keinginan publik pangsa pasar. “Oh gini ceritanya, kan kita tahu bahwa 2014 itu tahunnya politik,
tahunnya pemilu. Disitu ada dua pemilu. Pemilu itu sangat penting karena berita nasional. Itu menentukan siapa wakil kita lima tahun
kedepan. Siapa presiden kita yang dipilih secara langsung. ya itu penting buat masyarakat, dan penting juga Tempo untuk menulis
itu. Sehingga menunjukkan kepada masyarakat, ini loh yang terjadi seperti ini, ini loh calon kita. Bagaimana proses orang itu,
siapa sih orang itu, track record orang itu, yang dukung siapa saja. Apakah yang mendukung baik-baik apakah tidak.”
16
Setelah menyatakan dipilihnya berita dan cover story tentang Jokowi untuk mengakomodasi kenginan pasar, redaktur desk nasional ini
juga menegaskan bahwa dipilihnya topik yang menjadi laporan utama ini juga diputuskan pada rapat perncanaan:
Dalam hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari redaktur desk Nasional yang mengatakan bahwa berita yang layak menjadi laporan
utama adalah berita yang sedang booming, berita yang sedang terjadi diluar dan berita yang mengacu pada hasil rapat.
“Ya tentu rapat mengacu pada apa yang terjadi diluar. Karena pers kan tidak bisa hidup di ruang hampa, menulis sendiri terserah
kamu, kan gak bisa. Kita kan mendengar dari masyarakat. Pers
15
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
6
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
adalah menerjemahkan dari telinga publik. Sehingga kita harus menangkap apa sih yang diresahkan publik atau disisi lain
mungkin belum resah tapi kita tahu sesuatu lain yang mestinya mereka tahu, untuk eee mereka mengantisipasi sesuatu. Dan untuk
itulah publik harus tahu. …kan kita melihat eee apakah pemasalahan sedang booming bukan hanya menarik tapi masalah
ini masalah penting buat masyarakat pada pecan itu. Nah itu yang akan kita tampilkan dan itulah yang akan menjadi laput.”
17
Menurut Warner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. dalam bukunya Teori Komunikasi edisi kelima, mengatakan bahwa kadang-
kadang pembingkaian berita dihasilkan oleh trik-trik khusus yang diakses pada awal pemrosesan cerita. Perlengkapan ini meliputi headline, lead
paragraf awal berita, pull quote kutipan yang diambil dari artikel dan dicetak dengan huruf besar, nut graph paragraf kunci dalam artikel yang
menceritakan isi artikel itu. Perlengkapan ini kadang sesuai dengan kategori advance organizer. Konsep andanve organizer berdasarkan pada
gagasan bahwa informasi yang disimpan di kepala manusia diatur dalam sebuah hirarki, dengan informasi yang spesifik dikelompokkan di bawah
prinsip-prinsip yang lebih luas.
18
Ini menandakan bahwa pada proses pengolahan berita yang dilakukan media lebih berpengaruh secara
dominan. Kebijakan yang dilakukan oleh majalah Tempo dalam laporan
utama mengenai Jokowi merupakan kebijakan redaksi yang harus dipatuhi oleh para pekerja media. Sebuah kebijakan media pada pemberitaan
Jokowi di laporan utama majalah Tempo merupakan fakta yang terjadi di lapangan, bukan kebijakan dari pemimpin redaksi atau jajarannya karena
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
18
Warner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Ed. 5 Cet. ke4 Jakarta: Kencana, 2009, h. 333.
pemimpin redaksi dan atasannya hanya menentukan keputusan berita mana yang layak naik atau tidak. Bahwa pemberitaan Jokowi di lapangan
memang benar untuk mengakomodasi pangsa pasar, faktanya sekali lagi redaktur desk nasional berkata:
“Yaa kita menulis apa adanya, menulis faktanya. Fakta bahwa Jokowi fenomenal, kemudian dia berprestasi ya kan. Dia diincar
oleh banyak saingan gitu kan. Dan tidak menulis Prabowo misalnya dia tidak seperti yang didengung-dengungkan oleh tim
suksesnya misalnya. Bahwa dia juga punya masalalu yang kelam ya kita tulis juga itu. nulis berdasarkan faktanya seperti itu.”
19
Kebijakan yang dilakukan majalah Tempo saat itu memang menitikberatkan pada Jokowi. Hal ini dinyatakan langsung oleh redaktur
desk nasional yang ikut membuat berita tersebut. “Ya Tempo berpihak, karena Tempo tidak hidup di ruang hampa.
Kan Tempo itu orang Indonesia, dan saat itu adalah pemilihan Presiden Indonesia. Artinya Tempo sebagai ketua lembaga pers,
juga berkepentingan, kalau Indonesia ini dipilih oleh orang yang baik. Tidak setuju tidak apa-apa. Waktu itu kan kita melihat dari
track record keduanya, gitu. Tempo melihat bahwa Jokowi ini lebih bersih ketimbang Prabowo. Dan faktanya masyarakat
memilih dia.”
20
Fakta yang tersirat dalam pemberitaan majalah Tempo merupakan sikap yang dipilih oleh media independen seperti Tempo dalam mengambil
kebijakan. Fakta di lapangan menjadi kebijakan organisasi majalah Tempo dalam menentukan kebijakan mengenai pemberitaan Jokowi pada April
hingga Juni 2014. Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa
McQuail, secara luas disetujui bahwa media seharusnya bebas dari kontrol
19
Wawancara peneliti dengan Anton Septian, Reporter Majalah Tempo, pada 5 Maret 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
20
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
pemerintah dan kepentingan penguasa lainnya. Sehinga, cukup bagi mereka untuk melaporkan dan mengungkapkan berita secara bebas dan
mandiri dan memenuhi kebutuhan khalayak mereka. Kebebasan secara pokok terdiri atas tiadanya sensor atau pengesahan secara berlebihan, atau
hukuman sesudah peristiwa publikasi yang tidak melanggar hukum. Masyarakat juga harus harus bebas dalam menerima media pilihan mereka
sendiri.
21
Kebebasan merupakan cara pandang yang dianggap sebagai prinsip dasar bagaimana media mengambil sikap.
Sebagai media yang bebas dan bertanggung jawab, majalah Tempo seharusnya tidak mengambil sikap untuk lebih mendukung sosok Jokowi
yang dianggap baru dalam dunia pemerintahan. Seperti yang dikatakan McQuail dalam persyaratan utama untuk kualitas informasi media massa
adalah media seharusnya memberi informasi yang berimbang dan adil tidak memihak.
22
Menurut skema Westerstahl yang dikutip oleh McQuail, keadilan merupakan sikap netral yang harus diraih melalui
kombinasi keseimbangan antara penafsiran, sudut pandang dan netralitas dalam penyajian. Oleh karena itu majalah Tempo dalam menyajikan
informasi seharusnya lebih
bersikap netral dan tidak memihak sebagaimana fungsinya yang memberi informasi yang akurat, factual, jujur
terhadap realitas dan dapat memisahkan antara fakta dan opini. Pengolahan pemberitaan dapat digambarkan pada rapat-rapat yang
dilakukan di majalah Tempo. Rapat tersebut adalah rapat kompartemen,
21
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail Jakarta: Salemba Humanika, 2011, Edisi-6, h. 183
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail Jakarta: Salemba Humanika, 2011, Edisi-6, h. 224.
rapat besar, rapat checking, dan rapat opini. Hasil yang telah disepakati dalam rapat menjadi pedoman dan acuan bagi para wartawan ketika
menjalankan tugasnya di lapangan. Dalam menjalankan tugasnya, wartawan tidak bisa bertentangan dengan keputusan hasil rapat, karena
rapat yang telah peneliti sebutkan di atas sebelumnya adalah hasil diskusi antara reporter sebagai pekerja media di lapangan dengan para redaktur
sebagai pemegang kebijakan di meja redaksi. Sistem rapat di majalah Tempo cukup terbuka dan egaliter, yaitu melibatkan semua pihak redaksi
dan dapat dapat memberi masukan tanpa memandang jabatan dari setiap individu di majalah Tempo.
“Kamu sebagai pimred bisa ditolak dalam usulanmu, begitu. Tapi kalau diterima ya kamu bikin beritanya. Beritamu nanti diedit
meskipun kamu pemred. Bahwa dia sebagai penanggungjawab ikut menghela rapat, iya. Tetapi dia tidak memonopoli harus begini
harus begitu, tidak juga. Nah kalo kamu di kampus ikut pers kampus, barangkali bisa lebih mudah membayangkan. Bagaimana
egaliternya pers kampus. Baik subtansi maupun kebahasaan. Di Tempo itu tidak yang reporter selalu salah dan redaktur selalu
benar dalam usulan-usulan, enggak juga.”
23
Dalam tugasnya di lapangan, reporter yang meliput tentang Jokowi saat itu ditugaskan mencari data dengan benar dan sesuai fakta yang
terjadi. Kebijakan majalah Tempo dalam mencari berita pun tidak sembarangan, mereka melihat kebutuhan masyarakat akan informasi yang
ter-update. Mereka melihat bahwa masyarakat lebih memilih sosok Jokowi yang baru, yang pro dengan masyarakat. Ini yang menjadi acuan Tempo
untuk memberitakan tentang Jokowi di laporan utamanya. “Penulis menulis mengenai siapa sih calon yang akan naik? Nah
kemudian Jokowi memang menjadi figur yang eee paling terkenal
23
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
waktu itu. Memang kemudian masyarakat kan menghendaki orang yang mau bekerja. Orang yang tidak kena kasus dimasa lalu, tidak
punya hutang dimasa lalu, orang yang mau bekerja, muda, itu semua yang orang liat. Kemudian tidak punya hutang partai.”
24
Cara kerja majalah Tempo dalam memberitakan sesuai dengan fakta yang terjadi adalah untuk membentuk kredibilitas media itu sendiri.
Bagaimana media mempunyai kebijakan yang diterapkan sesuai dengan acuan atau pedoman yang digunakan. Kredibilitas media bisa diakui
langsung baik buruknya terhadap penilaian masyarakat. Di sinilah majalah Tempo harus menjaga dan mempertahankan kredibilitas yang telah
dipandang baik oleh masyarakat. Sebagai sebuah majalah, cara kerja wartawan majalah Tempo pun
berbeda dengan koran Tempo. Wartawan majalah Tempo dituntut untuk mencari data secara investigatif dan mendalam. Sedangkan wartawan
koran yang lebih ditekankan pada pemberitaan dengan model straight news,
kebijakan mereka
hanya menekankan
pada informasi.
Bagaimanapun majalah Tempo dalam pemberitannya menggunakan gaya in dept story yaitu menekankan pada kedalaman data dan fakta yang
didapatkan. Namun walau beda penyajian berita pada majalah dan koran, cara kerja para pekerja Tempo di lapangan tetap sama dengan memegang
acuan dan pedoman pada hasil rapat. “Kalau di majalah tidak bisa seperti straight news kan. Kalau
straight news koran piramida terbalik kan, potong dari bawah. Kalau kepanjangan potong merem dari bawah, itu standarnya.
Nulis straight news kan begitu. Kalau piramida terbalik potong bawahnya, karena semakin kebawah semakin tidak penting. Nah
24
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
kalau di majalah itu strukturnya peluru gitu, gede kecil, gede lagi kecil lagi.”
25
s
Para wartawan majalah Tempo yang dipengaruhi oleh rapat dalam mencari berita selama ini, juga dipengaruhi oleh visi misi majalah Tempo.
Sebagai media yang independen, majalah Tempo mempunyai visi misi yang berpengaruh pada pemberitaan.
“Tentu memengaruhi dong, itukan diturunkan dalam pemberitaan gitu. Ya bagaimana kita melihat suatu permasalahan kan tentu
harus di analisa berdasarkan pisau. Pisaunya itu adalah dari acuan-acuan pemikiran Tempo dan berita yang layak untuk
diterbitkan oleh Tempo. itu melihat bagaimana kepentingan publiknya, besar atau enggak. Makanya kan di dalam jurnalistik di
media ada pemikiran antara menarik dan penting dan ada lagi yang dua-duanya. Penting itu artinya memengaruhi ya sedikiti-
sedikit lebihnya begitu, termasuk pemilihan Presiden, pemilu. Menarik itu perhatian masyarakat, mungkin masalah skandal.”
26
Selain faktor pengolahan, faktor sumber juga masuk dalam level pengaruh kerutinan media. Namun dalam konteks majalah Tempo secara
umum dan pada pemberitaan majalah Tempo mengenai pemberitaan tentang Jokowi, faktor narasumber tidak terlalu berpengaruh. Narasumber
tidak terlalu
berpengaruh karena
pemberitaan majalah
Tempo menggunakan narasumber yang akurat dan tidak mengintervensi pada
pemberitaan majalah Tempo. Narasumber yang dipilih itu berdasarkan kebutuhan tulisan, bukan ditentukan di rapat, bahkan wartawan pun
menentukannya sendiri. Tentang hal ini Anton Septian menegaskan: “Ya enggak, berdasarkan tulisannya bukan berdasarkan rapat
atau enggak. Karena kan kamu mau nulis apa ya kamu harus tahu narasumber apa yang akan kamu hubungi atau kamu temui gitu.
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
6
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
Bukan kamu mau nulis ini ditentukan narasumbernya, ya enggak gitu kan, berdasarkan tulisanmu. Mencari sendiri, tapi biasanya
orang lain ini kayanya orang ini tahu deh, coba kamu kontak dan lain sebagainya. Tapi initinya kalau narasumber tidak ditentukan
di rapat. Tapi bedasarkan kebutuhan tulisanmu sendiri.”
27
Faktor lain di kerutinan media pada hirarki ini selain pengolahan berita dan narasumber, yaitu pembaca. Pembaca yang dimaksud peneliti
adalah masyarakat yang menjadi faktor kuat untuk menjadikan Jokowi lebih unggul pemberitaannya dibanding calon lainnya.
Hal ini dikemukakan langsung oleh redaktur desk nasional majalah Tempo, bahwa
majalah Tempo melihat keinginan masyarakat akan sosok yang baru dan memang ketika itu menurut sejumlah survey menyatakan bahwa Jokowi
lebih unggul. “Memang waktu itu sudah terlihat bahwa Jokowi lebih tenar
ketimbang tokoh lain gitu. penulis menulis mengenai siapa sih calon yang akan naik? Nah kemudian Jokowi memang menjadi
figur yang paling terkenal waktu itu. Tempo melihat bahwa Jokowi ini lebih bersih ketimbang Prabowo. Dan
faktanya masyarakat memilih dia. Tapi jangan dibalik loh, Tempo menulis Jokowi
kemudian masyarakat
mendukung dia,
enggak kan.
Pertanyaannya, kalau Tempo enggak menulis, apakah Jokowi tidak terkenal? Apakah Tempo kalau tidak di Indonesia ini, Jokowi tidak
terkenal? Kan gak juga gitu loh. Bahwa Tempo melihat di masyarakat, kok begitu banyak orang yang ke dia. Kita teliti dia itu
siapa sih, gitu loh.”
28
Faktor terbesar yang memberi pengaruh kepada pemberitaan mengenai Jokowi di laporan utama majalah Tempo sebenarnya lebih
kepada faktor pengolahan pemberitaan dibanding dengan faktor lainnya. Faktor ini mengikat karena kebiasaan kerutinan media dalam mengemas
sebuah berita membentuk para pekerja media patuh pada apa yang
Wawancara peneliti dengan Anton Septian, Reporter Majalah Tempo, pada 5 Maret 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
28
Wawancara peneliti dengan Jobpie Sugiharto, Redaktur desk Nasional Majalah Tempo, pada 23 Februari 2015 pukul 12:30 di kantor Majalah Tempo, Jakarta.
diputuskan di rapat. Hal ini juga yang membuat kerutinan media menjadi faktor khusus dalam kebiasaan media pada pengemasan berita yang
diolahnya menjadi sebuah berita di majalah Tempo. Pengaruh dari level kerutinan media berpengaruh secara dominan
dibanding pengaruh lainnya seperti pengaruh individu, pengaruh organisasi media, pengaruh ekstra media dan pengaruh ideologi. Pengaruh
kerutinan media yang direpresentasikan melalui rapat-rapat redaksi majalah Tempo berpengaruh secara dominan mulai dari pra, pencarian, dan
jadinya berita. Namun dari semua itu faktor yang lebih memengaruhi dari pemberitaan tentang Jokowi pada laporan utama di majalah Tempo yaitu
pada faktor pembaca dari kerutinan media yang digambarkan pada keinginan publik pangsa pasar.