a. Uji Validitas
Suatu instrumen dapat dipergunakan dalam penelitian apabila telah dinyatakan valid.
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan yang hendak diukur atau dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
9
Dalam penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar fisika siswa, khususnya pada konsep suhu dan kalor.
Untuk menguji validitas soal dalam penelitian ini digunakan koefisien point biserial
10
sebagai berikut:
Keterangan : r
pbis
: Koefisien korelasi point biserial M
p
: Mean rata-rata skor yang dijawab betul M
t
: Mean rata-rata skor yang dijawab salah p
: proporsi siswa yang menjawab benar. q
: proporsi siswa yang menjawab salah Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
3.4 berikut.
11
Tabel 3.4 Interprestasi koefisien korelasi nilai r Interval koefisien korelasi
Tingkat hubungan
0,80 r
xy
≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 r
xy
≤ 0,80 Tinggi
0,40 r
xy
≤ 0,60 Cukup
0,20 r
xy
≤ 0,40 Rendah
0,00 r
xy
≤ 0,20 Sangat rendah
Hasil uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:
9
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 168.
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. 9, h. 79
11
Ibid, h. 75
Tabel 3.5 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 30
Nomor Soal Valid 1, 2, 5, 7, 9, 12, 13, 16,
17, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 29, 33, 35, 39
Jumlah soal valid 27
Persentase 67,5
Berdasarkan Tabel 3.5 di atas terlihat bahwa dari 40 soal yang diujikan terdapat 27 soal yang dinyatakan valid setelah diuji validitasnya.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpulan data dan apabila digunakan akan memberikan hasil
yang tetap meskipun diteskan berulang kali. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Kuder
– Richardson yaitu rumus K-R 20, adalah sebagai berikut.
12
2 2
11
1 s
pq s
n n
r Keterangan:
11
r = koefisien reliabilitas internal seluruh item.
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item salah
p q
1
Σ
pq
= jumlah hasil perkalian p dan q k
= banyaknya item penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.6
berikut.
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Rentang nilai r
11
Kategori
0,7 0 ≤ r
11
1,
00
Tinggi 0,50 ≤ r
11
0,
70
Sedang 0,00 ≤ r
11
0,
50
Rendah
12
Ibid, h. 95
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
r
11
0,78 Kesimpulan
Reliabilitas Tinggi BerdasarkanTabel 3.7 di atas, terlihat bahwa hasil uji reliabilitas instrumen
tes yang didapat sebesar 0,78 dan termasuk dalam kategori tinggi.
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
13
Untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
14
Keterangan: P
= Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar
JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang
diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah. Adapun penentuan kategori indeks
kesukaran soal didasarkan pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran
Rentang nilai P Kategori
,00 ≤ P 0.30 Sukar
0,30 ≤ P 0.70 Sedang
0,70 ≤ P 1,00 Mudah
13
Ibid, h. 207.
14
Ibid, h. 208.