7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis 1. Hakekat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
1
Heinich mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film,
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
2
Assosiation for Education and Communication Technology AECT di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan atau informasi.
3
Sedangkan National Education Assosiation NEA mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
4
Sementara itu, Gagne dan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan
1
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaataannya, Jakarta : Rajawali Pers, 2010, h. 6
2
Cecep Kustandi,dkk, Media Pembelajaran Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 9
3
Arief S. Sadiman, dkk, Op.cit, h. 6
4
Ibid, h.7
isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain, buku, tape recorder, kaset, video, film, slide, foto, gambar grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media
adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
5
Miarso mengatakan bahwa media yang dirancang dengan baik dalam batas- batas tertentu dapat merangsang timbulnya dialog internal dalam diri siswa dengan
media atau antara siswa dengan guru sebagai sumber belajar. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
6
Sejalan dengan itu, Hamidjojo dalam Latuhero memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebarkan ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
7
Hamalik mengemukakan bahwa media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat
dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
8
Rudi Bertz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu : suara, visual dan gerak. Visual
sendiri dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : gambar atau grafis, garis line graphic dan simbol.
9
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
5
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 4
6
Ibid, h. 5
7
Cecep Kustandi,dkk, Media Pembelajaran Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 9
8
Azhar Arsyad, Op cit, h. 15
9
Arief S. Sadiman,dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembagan, dan Pemanfaataannya, Jakarta : Rajawali Pers, 2010, h. 20