Data Hasil Lembar Kerja Siswa
yang diberikan tidak mereka pahami. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dituliskan oleh setiap kelmpok kecil, yang berarti bahwa pertanyaan yang
dituliskan sebelum kelompok kecil bergabung tidak dapat terjawab pada kelompok kecil. Salah satu faktormya adalah materi virus ini merupakan materi
baru yang belum pernah mereka dapati di SMP. Setelah siswa dalam kelompok kecil selesai menuliskan pertanyaan, kegiatan menjawab pertanyaan oleh guru pun
dimulai. Namun, sebelum guru peneliti menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan, guru memberi kesempatan pada siswa lain untuk menjawab. Saat satu
persatu pertanyaan dijawab oleh guru, antusias siswa dalam mendengarkan sangat besar, terlihat dari pertanyaan yang kembali muncul setiap kali guru menjawab
masing-masing pertanyaan. Hal tersebut dikarenakan siswa lebih sering belajar dikelas dengan menggunakan metode presentasi dan diskusi kelompok yang
membuat mereka mendapatkan materi pelajaran melalui penjelasan teman sebaya, yang sebenarnya teman yang menyajikan presentasipun belum sepenuhnya
memahami mengenai apa yang mereka presentasikan. Sehingga saat guru menyajikan kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe
learning starts with a question, siswa sangat antusias sekali dalam mengajukan pertanyaan, karena mereka menilai lebih mengerti apabila materi pelajaran
disajikan oleh guru dibandingkan dengan teman sekelas. Pada pertemuan selanjutnya terjadi perubahan yang lebih baik, siswa sudah
mulai memahami metode pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dalam mempelajari, memmberi tanda, dan mendiskusikan bahan bacaan para
siswa sudah dapat melakukan secara mandiri tanpa banyak bertanya mengenai apa yang harus dilakukan. Pada saat pengumpulan pertanyaan dilakukan di pertemuan
kedua ini, pertanyaan yang dituliskan masih berjumlah cukup banyak, sama seperti pada pertemuan pertama. Antusias dalam mendengarkan dan kembali
bertanya siswa pun lebih tinggi dibandingkan dengan pada hari pertama. Bahkan pertanyaan yang muncul pun terkadang keluar dari konsep yang seharusnya.
Dikarenakan materi pada pertemuan kedua ini dibahas mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus, sehingga rasa penasaran mereka mengenai penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh virus, terutama pada penyakit-penyakit yang
sering mereka temui di lingkungan sekitar menjadi terpancing. Pengembangan materi pada proses pembelajaran ini pun berlangsung sangat baik, dan masih
dalam batas kewajaran. Pada kelas kontrol juga diberikan waktu tanya jawab, namun kegiatan tanya
jawab tersebut dilakukan setelah materi disampaikan oleh guru. Antusias siswa dalam bertanya pun tidak jauh berbeda dengan kelas eksperimen. Kemungkinan
hal tersebutlah yang menyebabkan hasil belajar pada kelas kontrol tidak jauh berbeda dari kelas eksperimen. Namun pertanyaan yang muncul tidak sebanyak
pada kelas eksperimen. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan masih terdapat siswa yang merasa cukup atas penjelasan dari guru peneliti, sehingga
pengembangan materi kurang pada proses pembelajaran ini. Berdasarkan data yang didapat, diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil
tes pada kedua kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Namun terdapat perbedaan hasil peningkatan pada kedua kelas tersebut. Pada kelas
eksperimen peningkatan hasil yang didapat yaitu sebesar 50,12, sedangkan pada kelas kontrol yaitu sebesar 36,77. Pada kelas eksperimen terdapat 10 siswa yang
mendapatkan nilai maksimal yaitu 100, sedangkan pada kelas kontrol hanya ada 2 siswa yang mendapatkan nilai maksimal. Nilai terendah yang didapat pada kedua
kelas tersebut juga mengalami perbedaan yaitu 83,33 pada kelas eksperimen dan 70 pada kelas kontrol. Keduanya memiliki nilai diatas KKM.
Perbedaan yang tidak terlalu signifikan pada kedua kelas, kemungkinan dikarenakan siswa pada kedua kelas tersebut sangat aktif dalam bertanya. Karena
pada saat proses tanya jawab yang dilakukan pada kelas kontrol, siswa pada kelas tersebut sangat antusias bertanya, tidak jauh berbeda dengan keadaan pada kelas
eksperimen pada saat proses learning starts with a question dilaksanakan. Perbedaannya hanya pada kelas eksperimen kegiatan Tanya jawab dilaksanakan
pada awal pembelajaran, sebelum penjelasan mengenai materi virus dilakukan oleh guru. Tanya jawab di awal tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan
pemikiran siswa mengenai konsep virus secara mandiri, sebelum dibantu guru. Berdasarkan data hasil pretest dan posttest yang diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol tersebut didapatkan selisih skor pretest dan postest
pada kelas eksperimen sebesar 48,36 dan selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol sebesar 42,3. Dengan demikian, kelompok eksperimen yang
dalam pembelajaran menggunakan strategi pembelajarn aktif tipe learning starts with a question memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan
kelompok kontrol yang dalam pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang merupakan kombinasi antara ceramah bervariasi, tanya jawab,
dan penugasan. Dari hasil analisis tampak pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe learning starts with a question terhadap hasil belajar biologi siswa pada
konsep virus. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini sejalan dengan hasil yang
didapatkan pada penelitian yang pernah dilakukan Riddya Hasan, Renny Risdaw
ati dan Siska Nerita dalam jurnalnya yang berjudul ” Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts With A Question Terhadap
Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 2 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Pelajar
an 20112012”. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe learning starts with a question
ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.