C. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelum penelitian dilaksananakan, peneliti terlebih dulu melakukan observasi mengenai keadaan siswa kelas X di SMAN 65 Jakarta. Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran biologi khususnya kelas X MIA di sekolah tersebut, diketahui bahwa siswa kelas X MIA
pada sekolah tersebut memiliki kemampuan yang sama, atau dengan kata lain tidak ada pengelompokan atau pembedaan kelas antara siswa pintar dengan siswa
yang kurang pintar. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan rata-rata skor pretest pada kedua kelas yang keduanya memiliki nilai rata-rata tidak jauh
berbeda, serta hasil perhitungan uji-t pada nilai rata-rata pretest. Rata-rata skor pretest untuk kelas eksperimen yaitu 42,99, sedangkan rata-rata skor pretest untuk
kelas kontrol yaitu 44,67. Hasil pengujian yang diperoleh dengan uji-t pada nilai rata-rata pretest tersebut pun menunjukkan bahwa hasil t
hitung
t
tabel
. Sehingga dapat diartikan bahwa kedua kelas tersebut memiliki pengetahuan dasar yang
sama khususnya pada konsep virus, sehingga nantinya hasil belajar dari kedua kelas tersebut dapat dibandingkan. Karena apabila rata-rata skor pretest didapati
hasil yang jauh berbeda, maka kedua kelas memang sudah memiliki pengetahuan awal yang berbeda sehingga tidak dapat dilihat pengaruh perlakuan yang
diberikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pada kelas eksperimen
proses pembelajaran dilakukan dengan strategi pembelajaran aktif tipe learning starts with a question. Sedangkan pada kelas kontrol pada proses
pembelajarannya dilakukan dengan strategi pembelajaran konvensional berupa kombinasi antara ceramah bervariasi, tanya jawab, dan penugasan. Setelah diberi
perlakuan, kedua kelas tersebut diberi posttest untuk mengukur hasil belajar biologinya pada konsep virus yang telah diajarkan.
Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, siswa masih bingung dalam mempelajari bahan bacaan yang diberikan oleh guru peneliti. Mereka masih
mengalami kesulitan dalam mencari pertanyaan yang akan mereka tanyakan. Sehingga pada saat proses menandai dan mendiskusikan pertanyaan, siswa masih
sering bertanya pada peneliti. Karena hampir seluruh bagian dari bahan bacaan
yang diberikan tidak mereka pahami. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dituliskan oleh setiap kelmpok kecil, yang berarti bahwa pertanyaan yang
dituliskan sebelum kelompok kecil bergabung tidak dapat terjawab pada kelompok kecil. Salah satu faktormya adalah materi virus ini merupakan materi
baru yang belum pernah mereka dapati di SMP. Setelah siswa dalam kelompok kecil selesai menuliskan pertanyaan, kegiatan menjawab pertanyaan oleh guru pun
dimulai. Namun, sebelum guru peneliti menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan, guru memberi kesempatan pada siswa lain untuk menjawab. Saat satu
persatu pertanyaan dijawab oleh guru, antusias siswa dalam mendengarkan sangat besar, terlihat dari pertanyaan yang kembali muncul setiap kali guru menjawab
masing-masing pertanyaan. Hal tersebut dikarenakan siswa lebih sering belajar dikelas dengan menggunakan metode presentasi dan diskusi kelompok yang
membuat mereka mendapatkan materi pelajaran melalui penjelasan teman sebaya, yang sebenarnya teman yang menyajikan presentasipun belum sepenuhnya
memahami mengenai apa yang mereka presentasikan. Sehingga saat guru menyajikan kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe
learning starts with a question, siswa sangat antusias sekali dalam mengajukan pertanyaan, karena mereka menilai lebih mengerti apabila materi pelajaran
disajikan oleh guru dibandingkan dengan teman sekelas. Pada pertemuan selanjutnya terjadi perubahan yang lebih baik, siswa sudah
mulai memahami metode pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dalam mempelajari, memmberi tanda, dan mendiskusikan bahan bacaan para
siswa sudah dapat melakukan secara mandiri tanpa banyak bertanya mengenai apa yang harus dilakukan. Pada saat pengumpulan pertanyaan dilakukan di pertemuan
kedua ini, pertanyaan yang dituliskan masih berjumlah cukup banyak, sama seperti pada pertemuan pertama. Antusias dalam mendengarkan dan kembali
bertanya siswa pun lebih tinggi dibandingkan dengan pada hari pertama. Bahkan pertanyaan yang muncul pun terkadang keluar dari konsep yang seharusnya.
Dikarenakan materi pada pertemuan kedua ini dibahas mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus, sehingga rasa penasaran mereka mengenai penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh virus, terutama pada penyakit-penyakit yang