Hipotesis Penelitian KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

matematis yang diberikan terdiri dari 5 butir soal berbentuk uraian dengan pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel SPLDV

E. Instrumen penelitian

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal uraian yang diberikan dalam bentuk posttest. Instrumen tes ini diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel SPLDV, dimana tes yang diberikan kepada kedua kelas tersebut adalah sama. Instrumen tes ini terdiri dari 5 butir soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa dengan materi sistem persamaan linear dua variabel SPLDV Adapun indikator yang akan diukur melalui tes uraian akan dijelaskan sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Representasi Matematis No Representasi Bentuk Operasional Nomor soal Jumlah Butir soal 1. Visual Menggunakan grafik untuk menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel SPLDV 2 1 2. Persamaan atau ekspresi matematis Membuat sistem persamaan linear dua variabel SPLDV dari grafik yang diberikan 5 2 Menyelesaikan masalah dengan menggunakan sistem persamaan linear dua variabel SPLDV 3 3. Kata-kata atau teks tertulis Menjawab atau menyimpulkan masalah SPLDV dengan menggunakan kata-kata teks tertulis 4, 1 2 Untuk memperoleh data kemampuan representasi matematis siswa, diperlukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Kriteria penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor rubrik yang dimodifikasi dari “Cai, Lane dan Jakabscin” Elis Fatonah, 2012 seperti pada tabel 3.3 berikut ini: Table 3.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematis Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV Skor Teks Tertulis Kata Visual Ekspresi MatematikaPersamaan Tidak ada jawaban 1 Penjelasan ditulis secara matematis akan tetapi masih salah . Tidak membuat gambargrafik, tetapi mendapatkan solusi Membuat model matematika namun masih salah. 2 Penjelasan ditulis secara matematis, akan tetapi tidak lengkap. Membuat gambargrafik akan tetapi tidak lengkap Membuat model matematika dengan benar, namun terdapat kesalahan dalam perhitungan. 3 Penjelasan ditulis secara matematis dan logis, akan tetapi tidak tersusun secara sistematis. Membuat gambargrafik secara lengkap namun salah dalam mendapatkan solusi. Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan dengan tepat, namun salah dalam mendapatkan solusi. 4 Penjelasan ditulis secara matematis, serta tersusun secara logis dan sistematis. Membuat gambargrafik secara lengkap serta mendapatkan solusi yang benar. Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan dengan tepat serta mendapatkan solusi yang benar dan lengkap.