Sejarah Gereja Bethel Indonesia Medan Plaza Rayon IV

81 organisasi keagamaan yang berhak hidup dan berkembang di bumi Indonesia. Gereja ini diakui oleh Pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 41 tanggal 9 Desember 1972. Pada tahun 1972, Pdt. H. L. Senduk kemudian memanggil anak rohaninya yaitu, Pdt. S. J. Mesach dan Pdt. Olly Mesach untuk membantu pelayanannya di GBI Jemaat Pertamburan, dimana pada saat itu, Pdt. S. J. Mesach telah menjadi Gembala Sidang GBI Jemaat Sukabumi, yang telah dilayaninya sejak tahun 1963. Pada awal GBI didirikan jumlah jemaat mula-mula yang beribadah tidak kurang dari 20 orang, namun sejalannya dengan waktu bisa dilihat hingga saat ini perkembangan jumlah jemaat GBI yang tumbuh semakin lama semakin banyak hingga mencapai ratusan ribu jemaat yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air dan Luar Negeri. Pada saat ini, Pdt. H. L. Senduk melayani GBI Jemaat Pertamburan dibantu oleh istrinya Pdt. Helen Theska Senduk, dan Pdt. Thio Tjong Koan serta Pdt. Harun Sutanto. Sumber: www.wikipedia.org.

2.5 Sejarah Gereja Bethel Indonesia Medan Plaza Rayon IV

Berdirinya GBI di kota Medan tidak terlepas dari peranan seorang ibu yang bernama Marini Ishak, dimana beliau merupakan salah satu dari pengerja GBI pusat yang berada di Jakarta. Berawal dari sebuah ide pemikiran, Ibu Marini ingin mengungkapkan kerinduan hatinya dengan menghadap kepada pembina Gembala Sidang GBI pusat yakni Pdt. Ir. Niko Njotorahardjo, dalam menyampaikan sebuah saran upaya membangun membuka cabang gereja GBI untuk wilayah kota Medan. Oleh karena hal tersebut, dengan segala pertimbangan yang ada akhirnya Pembina Universitas Sumatera Utara 82 GBI Pusat bersedia untuk memenuhi permohonan dari Ibu Marini Ishak tersebut ditandai dengan pengutusan Pdt. R. B. Jonan beserta istri ke Medan. Pada bulan Februari tahun 1993 Pdt. R. Bambang Jonan selaku gembala sidang GBI Rayon IV 10 1 GBI ranting bag.barat terdiri dari 6 rayon, pusat rayon I-II berada di kota Jakarta. Pusat rayon III berada di wilayah kota Pekan Baru. Pusat rayon IV berada di wilayah kota Medan GBI Medan Plaza merupakan pusat rayon IV. Serta pusat rayon V-VI berada diluar Indonesia. yang terpanggil beserta istri menjejakkan kakinya di kota Medan. Beliau diutus oleh pembina rohani Gembala Sidang GBI pusat Pdt. Dr. Ir. Niko Ntjotorahardjo dalam mengawali visi dan misi semula untuk merintis dan membangun sebuah gereja cabang GBI di kota Medan. Berawal dari kediaman keluarga Ir. Paulus Rianta yang bersedia memberikan tumpangan rumahnya sebagai tempat penginapan sementara bagi kedua utusan tersebut sebagai batu loncatan guna pencapaian dari visi dan misi itu sendiri. Selama proses tukar-pikir yang panjang, akhirnya atas segala pertimbangan yang ada Pdt. R. B. Jonan bersedia untuk memutuskan dan mencari sebuah kontrakan yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat ibadah. Dalam hal ini ditetapkan sebuah kontrakan yang berada di Jl. Zaenal Arifin, Medan. Dua buah ruko yang berderet dengan tiga lantai, adapun guna dan fungsi bangunan secara spesifikasi yakni lantai pertama dari ruko tersebut dipergunakan sebagai kantor kesekretariatan gereja, sedang di lantai dua pada dinding yang memisahkan antara kedua ruko yang letaknya bersebelahan tersebut dibongkar agar dijadikan satu ruangan penuh yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya ibadah. Serta pada lantai tiga, ruko tersebut digunakan sebagai tempat ruangan pribadi gereja. Universitas Sumatera Utara 83 Gereja Bethel Indonesia mengadakan ibadah perdananya di gedung Uniland pada bulan februari 1993, ibadah tersebut sekaligus merupakan hari perayaan pembukaan cabang gereja baru GBI di kota Medan. Gembala Sidang R. B. Jonan selaku pimpinan mendeklarasikan nama dari gereja tersebut dengan sebutan “Gereja Bethel Indonesia Kemah Daud” yang saat ini telah berubah nama menjadi Gereja Bethel Indonesia GBI. GBI Kemah Daud memulai aktifitas ibadah pedananya dengan terdiri dari beberapa pengerja yaitu, sepasang suami dan istri yang bernama Bapak dan Ibu Hm. Manik, Bapak dan Ibu G, Sihombing, Bapak alm Muller Parhusip dan Ibu, Bapak alm Max Lodewyk, dan tiga orang pengerja yang berfungsi sebagai guru sekolah minggu yaitu, Sdri. Sintaria Purba, Gloriati Pinem dan Herni Purba, dan beberapa pengerja imam-imam musik yaitu, Sdr. Stephen kini sebagai koordinator dept. musik, Sdr. Budiman Salim kini sebagai koordinator pelayanan sosial, Sdr. Obed Sembiring kini sebagai koordinator dept. musik, serta beberapa muda-mudi yang turut mengambil bagian didalam pelayanan sebagai partisipan guna mengisi tugas-tugas gereja yang ada yaitu, Sdr. Basingan Sebayang, Jackson wong, Lisma bakara kini sebagai pendoa fulltime, Sabarati. Kemudian Sdri. Rebecca dan Sdri. Petra kini full time gereja. Adapun data dari jumlah jemaat GBI Kemah Daud mula-mula terhitung pada saat ibadah perdana tesebut ditambah dengan jumlah pengerja gereja yang ada ialah berjumlah 119 orang. Seiring dengan waktu jumlah jemaat yang datang beribadah semakin minggu semakin bertambah, terlihat dari kapasitas ruko yang tersedia sudah tidak lagi cukup menampung jemaat yang hadir beribadah. Sehingga, pencarian tempat ibadah yang dapat menampung jemaat dengan kapasitas yang besar sangat perlu dilakukan Universitas Sumatera Utara 84 menunggu pencapaian sebuah tempat ibadah yang permanen. Oleh karena itu, muncullah sebuah ide pemikiran dari Gembala Sidang R. B. Jonan yang memutuskan agar mencari sebuah tempat yang berkapasitas lebih besar guna menampung jumlah jemaat yang ada. Sementara ruko yang sebelumnya dijadikan sebagai tempat ibadah tersebut tetap dipakai yakni berfungsi sebagai tempat berbagai macam kegiatan harian gereja seperti kelas KOM 11 Setelah menjalani ibadah selama beberapa bulan lamanya, akhirnya pada tanggal 25 juli 1993 GBI Kemah Daud menemukan sebuah tempat ibadah yang telah memenuhi standart ruangan dengan kapasitas yang cukup guna menampung jumlah jemaat yang datang beribadah. Pada saat itulah pengukuhan pentakhbisan nama gereja dilakukan dan dilantik langsung oleh BPD , pertemuan doa pengerja bulanan, pertemuan departemen-departemen, ibadah remaja yang diadakan pada hari sabtu dan sebagainya. 12 11 KOM Kehidupan Orientasi Melayani merupakan sebuah wadah dimana jemaat yang rindu melayani akan dibina dan diarahkan dengan cara menggali firman tuhan sebagai dasar-dasar kekristenan dan motivasi pelayanan yang baik sehingga bekal tersebut dapat menjadi acuan di dalam pelayanan. Kelas-kelas KOM terbuka bagi jemaat dari semua kalangan, usia dan pendidikan. 12 Merupakan singkatan dari Badan Pengerja Daerah yaitu sebuah badan yang menaungi seluruh GBI se-Sumatera Utara dan berada dibawah pimpinan Badan Pengerja Pusat di Jakarta. pada saat itu dijabat oleh Alm. Pdt. J. Simangunsong yang dinyatakan secara resmi dengan sebutan “Gereja Bethel Indonesia GBI”. Adapun proses perolehan tempat tersebut berawal dari bantuan hamba Tuhan yakni Alm. Bapak Rh. Napitupulu yang saat itu menjabat Direktur PTP. IV yang bersedia datang menemui Ibu Vera Pardede yakni istri dari Bpk. Drs. Rudolf M, Pardede dengan maksud dan tujuan kedatangan beliau antara lain untuk menyampaikan sebuah permohonan dalam hal pemakaian tempat yang dimiliki oleh keluarga Pardede tersebut agar dapat dijadikan sebagai tempat ibadah GBI Universitas Sumatera Utara 85 berlangsung. Sehingga atas persetujuan pengelola HDTI atau Hotel Danau Toba Internasional Medan tepatnya di ball room HDTI sehingga saat ini tempat tersebut dapat dijadikan sebagai tempat ibadah GBI secara permanen. Oleh karena hal tersebut jemaat tidak lagi harus berpindah-pindah, bahkan dari gereja ini lahirlah gereja-gereja cabang GBI yang lain yang semakin lama smakin berkembang sehingga membentuk sebuah rayon baru yang dinamakan Gereja Bethel Indonesia Rayon IV antara lain: GBI Ria saat ini GBI Resto Surabaya, GBI Novotel, GBI delitua, GBI Pinang baris, GBI Grand Angkasa, GBI Selecta, GBI Setia budi, GBI Pardede Hall, GBI Pematang Siantar, GBI Batam, GBI Padang Bulan, GBI Simalingkar, GBI Sunggal, GBI Sun Plaza, GBI JW. Marriot, GBI Medan Plaza dan banyak lagi yang saat ini telah terdapat lebih kurang 102 gereja cabang yang ada dibawah kepemimpinan GBI rayon IV. Setelah melalui proses perjalanan yang cukup panjang, GBI dalam membuka cabang yang ada di gedung Medan Plaza juga akhirnya dapat ditempuh, bermula dari penglobian tempat tersebut yang dimana pada awalnya gedung Medan Plaza tepatnya pada lantai enam dan tujuh ialah tempat hiburan malam yakni sebuah tempat yang dijadikan sebagai bisnis pub dan karaoke. Namun setelah mengadakan negoisasi yang cukup panjang dalam upaya menjadikan tempat tersebut sebagai tempat ibadah. Akhirnya pada tahun 1997 gedung Medan Plaza tepatnya pada lantai enam dan lantai tujuh dapat diperoleh ijin pemakaian gedung sebagai tempat yang akan digunakan untuk ibadah bagi gereja GBI. Sejak saat itu pembentukan gereja ini dalam perayaan ibadah pembukaanya dikenal dengan sebutan “Gereja Bethel Indonesia Medan Plaza” GBI Medan Plaza. Dengan diperolehnya gedung Medan Plaza sebagai Universitas Sumatera Utara 86 tempat ibadah maka, tercetus pula sebuah ide pemikiran dari Gembala Pembina Pdt. R. Bambang Jonan untuk menjadikan GBI Medan Plaza sebagai pusat perkantoran kesekretariatan gereja sekaligus dengan berpindahnya pusat perkantoran yang sebelumnya terdapat di Jl. Zaenal Arifin, Medan tersebut, dengan sendirinya hingga saat ini GBI Medan Plaza dijadikan sebagai pusat GBI Rayon IV itu sendiri. Di awal berdirinya, GBI Medan Plaza memiliki 4 sesi ibadah yaitu: sesi 1: Pukul 8.00 - 10.00 Wib sesi 3: Pukul 12.00 - 14.00 Wib sesi 2: Pukul 10.00 - 12.00 Wib sesi 4: Pukul 16.00 - 18.00 Wib dengan durasi ibadah selama 2 jam, dengan jumlah jemaat mula-mula lebih kurang 5000 orang, dimana kapasitas gereja yang tersedia sebanyak 2500 orang yakni pada lantai 6 digabung dengan penambahan tempat ruangan yang ada di balkon pada lantai 7. Didalam pelaksanaan ibadah itu sendiri yang telah disediakan beberapa instrument musik dengan komposisi antara lain; keyboard, piano, drum dan bass. Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini GBI Medan Plaza telah memiliki 5 sesi ibadah pada hari minggunya yaitu, sesi 1: Pukul 07.30 - 09.30 Wib sesi 4: Pukul 16.00 - 18.00 Wib sesi 2: Pukul 10.00 - 12.00 Wib sesi 5: Pukul 18.00 - 20.00 Wib sesi 3: Pukul 12.00 - 14.00 Wib dengan total keseluruhan jumlah jemaat yang ada pada saat ini lebih kurang 12.000 orang. Sedangkan komposisi instrument musik yang telah dipakai di GBI Medan Plaza saat ini sudah bertambah dengan penambahan beberapa instrument musik seperti saxsofon, gitar akustik gitar elektrik. Universitas Sumatera Utara 87 Dengan demikian, dapat dipahami bahwa GBI di Medan khususnya GBI Medan Plaza, tidak dapat dipisahkan dari kondisi umatnya yang secara etnik yaitu heterogen. GBI mewadahi integrasi ini. Selain itu, GBI di Medan dan Sumatera Utara adalah merupakan hasil dari rintisan Gereja Pentakosta yang sudah dirintis sejak zaman Belanda yaitu, oleh misionaris dari Amerika dan Negeri belanda. Kemudian dengan mengalami perpecahan karena adanya perbedaan otganisatoris dan kepentingan, walaupun masih tetap dalam iman Protestan dan kharismatik. Universitas Sumatera Utara 88 BAB III MANAJEMEN ORGANISASI GEREJA BETHEL INDONESIA MEDAN PLAZA DAN DEPARTEMEN MUSIK YANG ADA DI BAWAHNYA

3.1 Pengantar