88
BAB III MANAJEMEN ORGANISASI
GEREJA BETHEL INDONESIA MEDAN PLAZA DAN DEPARTEMEN MUSIK YANG ADA DI BAWAHNYA
3.1 Pengantar
Sebagai sebuah kumpulan atau orhanisasi, gereja apapun, baik dalam lingkup Katolik, Ortodoks, Prorestan, Koptik, atau yang lainnya sejak awal tidak terlepas dari
system keorganisasian yang direncanakan dan dilakukan secara organisatoris. Dalam gereja Katolik misalnya kita lihat dari peringkat atas ada Paus, kemudian ada Bisop,
Artbishop, Uskup, dan Gereja di daerah dalam stasi-stasi. Demikian pula dalam Gereja Protestan. Semua ini dilakukan untuk memenuhi fungsi-fungsi manajemen
dalam kehidupan gereja. Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Organisasi dan
Motivasi 1996:48 bahwa setiap organisasi terdiri dari beberapa departemen bagian atau divisi kerja atau subsistem. Banyaknya bagian atau departemen suatu organisasi
tergantung dari kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Adapun azas pendepartemenan itu sendiri ialah pengelompokan kegiatan-kegiatan yang sama yang
berkaitan erat kedalam suatu unit kerja bagian.
Universitas Sumatera Utara
89
GEMBALA PEMBINA
Pdt. R. Bambang Bendahara
Ashari Sekretaris
Yanti
Deputi I Pdt. Edy
Prayitno
Deputi II Pdt. Lukgimin.
A Deputi IV
Pdt. Erik Deputi III
Pdt. H. Manik
Koord
.
Dep.Musik Pdm. Hendy
Obed. S Koord.
Dep. KOM Pdt.Robet, S
Koord. Dep. Doa
Pdm.Aldrian Koord.
Dep. Anak Cerah Yani
Koord. Dep. Misi
Josua Koord.
Dep. WBI Diana
Koord. Dep.
Pemuda Pdm.Adjie,S
Koord. Dep. Rumah Sakit
Dr.Anita Koord. Dep. Klinik
Dr.Iskandar Koord. Dep. Sekolah
Pdt.Erik Sihotang Keterangan:
Dep. Bidang Pelayanan Kerohanian Dep. Bidang Pelayanan Masyarakat
3.2 Struktur Organisasi GBI Medan Plaza
Universitas Sumatera Utara
90 Berdasarkan pendapat Malayu S. P. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul
Organisasi dan Motivasi 1996:26 mengatakan bahwa di dalam sebuah manajemen, organisasi sangatlah penting dikarenakan:
1. Organisasi adalah syarat utama adanya manajemen, tanpa organisasi
manajemen tidak ada; 2.
Organisasi merupakan wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen dalam mencapai tujuan;
3. Organisasi adalah tempat kerjasama formal dari sekelompok orang dalam
melakukan tugas-tugasnya; 4.
Organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Gereja Bethel Indonesia Medan Plaza sebagaimana dengan gereja lainnya
memiliki sebuah organisasi kepengerjaan yang dipimpin langsung oleh gembala sidang. Organisasi ini membentuk sebuah struktur kepengerjaan yang berperan aktif
sebagai sarana pendukung kinerja dari tugas-tugas gereja agar lebih optimal. Dimana fungsi dari komponen itu sendiri terbagi ke dalam wadah departemen-departemen,
adapun pembentukan sistem tersebut berdasarkan hasil dari keputusan rapat pleno dewan pimpinan GBI pusat yang dilaksanakan pada tahun 1982 di Jakarta, dan
dihadiri oleh seluruh gembala sidang cabang GBI yang ada. Adapun pembahasan yang dilakukan yaitu dalam hal menetapkan ketetapan
dasar ketatagerejawian di GBI, yang dibangun berdasarkan pelaksanaan dan panggilan dari seluruh visi dan misi gereja yang ada, serta melibatkan suatu bentuk
pelayanan yang nyata kepada jemaat itu sendiri agar menjadi berkat bagi banyak orang. Hal tersebut yang menjadi landasan hingga saat ini adanya pembentukan
Universitas Sumatera Utara
91 struktur-struktur kerja di dalam tubuh GBI. Adapun departemen-departemen yang
dibentuk antara lain:
Tabel 3.1 Struktur Koordinasi Bidang Pelayanan Koordinator Pelayanan Kerohanian,
dan Koordinator Pelayanan Masyarakat.
No Bidang Pelayanan
I. Koordinator Pelayanan Kerohanian
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. Departemen Musik, membidangi pelayanan musik dalam ibadah gereja
Departemen KOM, membidangi pendalaman Alkitab Departemen Doa, membidangi pelayanan doa dari rumah-kerumah
Departemen Anak, membidangi pendidikan anak terutama mengenai firman Tuhan, keluarga dan masyarakat
Departemen Misi, mencari orang-orang yang belum mengenal kristus Departemen Wanita Bethel Indonesia WBI, membidangi pelayanan kaum
wanita mengenai firman Tuhan, keluarga dan masyarakat Departemen Pemuda, membidangi pelayanan pemuda di dalam mendalami
firman Tuhan, keluarga dan masyarakat
II. Koordinator Pelayanan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
92 1.
2. 3
Departemen Rumah Sakit Departemen Klinik
Departemen Sekolah
3.2.1 Departemen Musik GBI Medan Plaza 3.2.1.1 Visi dan Misi Departemen Musik
Departemen Musik memiliki visi yaitu Pemulihan Pondok Daud dengan misi membawa api pujian dan penyembahan untuk memberkati gereja, masyarakat, kota,
negara dan bangsa hingga sampai keujung-ujung bumi sehingga dimana Allah ditinggikan maka Ia akan menarik banyak jiwa-jiwa untuk kemuliaan nama-Nya.
Sesuai dengan ayat Firman Tuhan yang diambil dari Alkitab Yohanes 12:32. Departemen Musik GBI Medan Plaza memiliki tugas utama dalam
mendukung seluruh visi dan misi dari GBI itu sendiri yakni melakukan penginjilan untuk memenangkan jiwa sebanyak-banyaknya melalui doa, pujian dan
penyembahan. Sehingga hal tersebut yang merupakan menjadi sebuah tujuan dasar dalam pembentukan struktur kerja bagi Dep. Misi dan Penginjilan GBI Rayon IV
juga dimana memulai pelayanannya dari awal tahun 1998. Sejak awal berdirinya GBI Rayon IV, adapun tugas khusus yang diemban yaitu memperhatikan orang-
orang miskin. Dengan memperhatikan mulai dari intern gereja itu sendiri yang sebagian anggota jemaatnya juga hidup dibawah garis kemiskinan dari situ berangkat
memulai pelayanannya kepada orang-orang miskin disekitar lingkungan. Melalui Divisi sosial, jemaat diajak untuk menyisihkan sedikit berkat yang diterima dari
Tuhan dan akan dipergunakan untuk berbagai macam pelayanan sosial yang
Universitas Sumatera Utara
93 bertujuan untuk meringankan beban orang lain seperti berbagi dengan mereka yang
tinggal disekitar rel kereta api, juga berbagi dengan mereka yang tinggal di panti- panti sosial. Kemudian dalam perkembangannya pada bulan mei 2000, GBI Medan
Plaza telah membuka poliklinik gratis di Gedung Medan Plaza Lantai 6 dimana obat- obat yang diberikan pun gratis yang diharapkan dapat membantu bagi banyak
masyarakat yang kurang mampu, hal-hal tersebut diataslah yang merupakan sebuah rangkaian dari visi dan misi yang turut diemban oleh Departemen Musik itu sendiri.
Sampai saat ini dukungan dari departemen musik itu sendiri terhadap gereja masih tetap telaksana ditandai dalam pencapaian seluruh visi dan misi GBI itu
sendiri yakni tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan serta program-programnya tersebut berdasarkan sudut pandang secara kerohanian yang dimiliki dengan
memperkenalkan Kasih Kristus pada suku-suku yang belum dijangkau yang berada di Pulau Sumatera, dengan melalui sebuah program yang dibuat yaitu “Operation
5:9”
13
, sebuah pelayanan kemanusiaan melalui pengembangan dalam pekerjaan- pekerjaan sosial dan infrastruktur seperti membangun sekolah-sekolah, rumah sakit
dan klinik-klinik, menjangkau jiwa yang terhilang dengan program lain seperti “Harapanku Indonesia”, kemudian mengembangkan program pemuridan melalui
program “Alpha Course”
14
13
Suatu operasi yang menjangkau kelompok suku-suku terhilang, khususnya yang ada di Pulau Sumatera. Kelompok ini disebut dengan Unreached People Groups, yaitu sekelompok suku-
suku dan orang-orang dengan persentase 5 . Operasi ini didasarkan atas Wahyu 5:9 yang menyatakan bahwa orang-orang dari setiap suku, bahasa, kaum, dan bangsa akan datang menyembah
Allah.
14
Sebuah kursus singkat tentang “mencari arti hidup sebenarnya”, suatu cara memenangkan jiwa lewat hubungan yang baik. Sasarannya adalah jiwa baru atau seseorang yang belum lahir baru.
, serta kerjasama dengan Lembaga Alkitab Indonesia untuk menterjemahkan kitab suci kedalam berbagai macam bahasa daerah, juga
Universitas Sumatera Utara
94 gereja menyediakan sebuah layanan medis dan pengadaan rumah singgah, bahkan
mengelola perkebunan bagi para Hamba Tuhan yang telah pensiun.
3.2.1.2 Pembagian Departemen Musik Divisi dan Sub divisi
Departemen musik GBI Medan Plaza terdiri dari tiga divisi yakni Divisi Sosial yang dibagi lagi kedalam sub-divisi yaitu bidang Diakonia dan bidang
Kemanusiaan, Divisi Multimedia juga dibagi kedalam tiga sub-divisi yakni bidang Teks Operator, Cameramen dan Sound System, serta Divisi Musik dibagi kedalam
tiga sub-divisi yaitu bidang Pendidikan dan Teknis Musik, Creative Ministry, serta Event acara. Adanya pembagian kerja ke dalam sub-divisi tersebut ialah guna
mempermudah masing-masing divisi untuk mencapai hasil kinerja yang maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan kepada Departemen Musik itu sendiri. Adapun
program-program kerja dari masing-masing Divisi tersebut akan dijelaskan oleh penulis secara terperinci pada bab selanjutnya.
3.2.1.3 Fungsi Utama Sub-divisi Pendidikan dan Teknis Musik
Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, penulis menspesifikasikan pembahasannya meliputi fungsional dan program agenda kerja rutin dari sub-divisi
Pendidikan dan Teknis Musik. Fungsi utama dari sub-divisi ini ialah: a.
Monitoring Musisi Merupakan sebuah agenda kerja adapun fungsi utama dari bagian ini ialah
mengawasi dan memperhatikan seluruh kegiatan aktivitas pelayanan seorang imam musik dalam proses perkembangannya secara skill maupun kerohanian di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
95 Contohnya, jika di dalam sebuah ibadah seorang pelayan musik berulang-ulang
melakukan kesalahan dalam arti secara musikalitas kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik maka akan diberikan sebuah kebijakan pendisiplinan bahwa
seorang imam musik tersebut harus mengikuti pelatihan musik kembali sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pengawasan ini juga, Div. Musik berhak menangani secara kepribadian seseorang pelayan musik yang meliputi tingkah laku, perbuatan dan
perkataan yang menyimpang di tengah lingkungan masyarakat dalam konteks kerohanian. Hal ini yang mengakibatkan pemberian sanksi skorsing bagi seorang
pelayan musik jika terbukti melakukan tindakan yang menyimpang dan tidak mencerminkan sikap seorang Hamba Tuhan.
b. Mengaransemen Musik
Merupakan sebuah proses mengubah komposisi musik atau lagu kedalam bentuk yang baru yang meliputi perubahan rithem, melodi, tempo sesuai tema lagu
tersebut tergantung pada moment acara yang akan ditampilkan. Di dalam fungsi kerja bidang ini juga turut berperan memberikan sebuah kontribusi dan ide-ide atau
masukan-masukan akan sebuah musik yang baru sehingga lagu musik tersebut tidak terdengar monoton dan dapat di pergunakan di dalam pelayanan.
c. Mengadakan Program Pelatihan Musik
Merupakan sebuah wadah dalam bentuk program pelatihan musik bagi jemaat yang rindu bergabung kedalam pelayanan agar dapat mengembangkan minat,bakat
Universitas Sumatera Utara
96 dan talentannya. Calon pelayan musik gereja tersebut akan dibina serta diarahkan
baik dari segi kerohanian maupun musikalitas oleh staff pengajar atau para trainer. Adapun Target pengajaran pelatihan musik tersebut kurang lebih selama 8 bulan.
d. Pelatihan Worship Leader, Singer dan choir
Merupakan sebuah wadah dalam bentuk program pelatihan vokal pada para penyanyi dalam Dept. Musik yang terbagi kedalam dua bagian yaitu pelatihan vokal
khusus pada anggota singer backing vokal dan Song Leader atau sering disebut Worship Leader W. L. Pelatihan ini diadakan setiap hari selasa pukul 19.00-21.00
Wib dengan reportoar lagu-lagu pop rohani yang biasa dinyanyikan dalam ibadah raya hari minggu, dinyanyikan dilatih dalam tiga jenis suara yaitu sopran, alto, dan
tenor. Sedangkan pelatihan vokal anggota paduan suara choirs diadakan setiap hari Kamis pukul 18.30-21.00 Wib. Selain melatih lagu-lagu pop rohani yang biasa
dinyanyikan pada ibadah raya minggu, pelatih juga melatih reportoar lagu-lagu yang dipersiapkan untuk acara khusus misalnya Paskah, Natal, dan KKR.
Adapun Departemen Musik yang dibentuk GBI Medan Plaza merupakan salah satu komponen yang dibangun berdasarkan struktur organisasi yang ada di
dalam gereja tersebut tersebut, sehingga proses manajemen dengan sendirinya telah terbentuk dan berjalan seiring institusi atau aturan-aturan yang ada di dalamnya.
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Departemen Musik GBI Medan Plaza
Universitas Sumatera Utara
97 Tabel 3.2
Program Kerja Departemen Musik GBI Medan Plaza Periode 2008-2009
Divisi Musik
KEGIATAN PELAKSANAAN
SASARAN GOAL
I. Audisi
a. Audisi Musisi:
keyboard,bass,gitar dan drum
b. Audisi vocal: WL, Singer
Choir
II. Training Pelatihan a. Training Musisi:
piano, keyboard, bass, gitar, drum,
Setahun 2 kali
Seminggu sekali -Jemaat yang telah
terdaftar di GBI rayon IV
-Siswa lulusan audisi -Merekrut anggota musik sehingga memberikan
kesempatan kepada jemaat yang rindu melayani dan mengembangkan talentanya.
-Untuk menghasilkan imam-imam musik yang siap melayani
-Mempersiapkan imam-imam musik yang cakap handal untuk melayani dirumah Tuhan I Taw 25 :
17 -Mempersiapkan pengerja musik untuk wadah
Universitas Sumatera Utara
98
dll b. Training vocal:
WL, Singer, Choir
III.Mengadakan seminar musik
media serta konser musik rohani
IV.Menyelenggarakan
Festival Musik dan vokal
V.Membuat rekaman dari hasil festival
VI.Membuat grup musik
Dua bulan sekali
Tgl 12-13 Sep-09
Setahun sekali
Setahun sekali Setahun sekali
-Seluruh pengerja siswa training musik
-Pengerja Jemaat GBI Rayon IV
-Jiwa-jiwa -Jiwa-jiwa
-Pengerja Dept. Musik yang akan dibuka
-Meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam doa pujian penyembahan disetiap ibadah
-Dapat menguasai tehnik vokal yang baik dan tehnik
-Mengharmonisasikan tehnik menyanyikan memainkan alat-alat musik dalam doa, pujian dan
penyembahan -Mempersiapkan imam-imam musik yang militant
-Mencapai kesatuan hati -Menuai jiwa-jiwa
-Membawa jemaat untuk dapat memahami mengerti memuji dan menyembah dalam roh dan
kebenaran -Operation 5 : 9
-membangkitkan kreatifitas, kualitas dan pengembangan talenta
-Operation 5 : 9 -Untuk menjadi duta pujian yang dapat menjadi
berkat bagi gereja-gereja lain
Tabel 3.3 . Program kerja Departemen Musik GBI Medan Plaza , divisi Musik Periode 2008-2009
Divisi Multimedia
KEGIATAN PELAKSANAAN
SASARAN GOAL
I.Audisi Multimedia II.Training
Pelatihan Multimedia
III.Pembuatan Website
IV.Pembuatan buku Worship
V.Penduplikasian Penjualan Audio
Visual Setahun dua kali
Seminggu sekali Tdk ditentukan
waktu Tdk ditentukan
waktu Tdk ditentukan
waktu -Jemaat yang telah
terdaftar di GBI Rayon IV
-Siswa lulusan audisi
-Pengerja Dept. Musik
-Jiwa-jiwa -Pengerja Dept.
Musik -Ketua-ketua FA
-Gereja-gereja -Jiwa-jiwa
-Pengerja -Merekrut anggota multimedia sehingga memberikan
kesempatan kepada jemaat yang rindu melayani dan mengembangkan talentanya
-Untuk menghasilkan imam-imam multimedia yang siap melayani
-Memiliki kemampuan untuk mengoperasikan sistem yang baik dalam multimedia
-Untuk penyediaan sarana informasi yang cepat dalam kegiatan pelayanan dan event-event serta foto-foto
kegiatan yang akan terus di update -Untuk memperlengkapi imam-imam musik dan ketua-
ketua FA dalam Doa, pujian penyembahan -Menuai Jiwa-jiwa
Universitas Sumatera Utara
99
Tabel 3.4 Program kerja Departemen Musik GBI Medan Plaza , divisi Multimedia Periode 2008-2009
Divisi Sosial
KEGIATAN PELAKSANAAN
SASARAN GOAL
I. Memberikan bantuan
menikah, melahirkan,
dan kemalangan
II.Bantuan Pendidikan
III.Bantuan Sembako
IV.Penyediaan
bantuan alat- alat musik
V.Melakukan pengobatan
gratis VI.Bantuan
Mengunjungi VII.Melakukan
Gathering VIII.Melakukan
perjamuan kasih di
bulan natal IX.Doa bersama
X.Doa keliling Tdk ditentukan
waktu Tdk ditentukan
waktu Tdk ditentukan
waktu Tdk ditentukan
waktu 4 bulan sekali
Setahun sekali Setahun sekali
Seminggu sekali sesuai jadwal
Tdk ditentukan waktu
-Pengerja Dept. Musik -Pengerja Dep. Musik
-Pengerja Dept. Musik -Gereja-gereja di
pedesaan yang membutuhkan
-Gereja-gereja di pedesaan yang
membutuhkan -Panti asuhan, Penjara,
Panti jompo, Rumah Sakit dan RSJ
-Pengerja Dept. Musik -Pengerja Dept. Musik
-Pengerja Dept. Musik -Pengerja Dept. Musik
-Membagi kasih kristus bagi yang membutuhkan -Untuk mencapai kesatuan hati didalam tubuh
Kristus -Membagi kasih kristus bagi yang membutuhkan
-Untuk mencapai kesatuan hati didalam tubuh Kristus
-Membagi kasih kristus bagi yang membutuhkan -Untuk mencapai kesatuan hati didalam tubuh
Kristus -Membawa gereja-gereja utk dapat memahami
dan mengerti memuji dan menyembah dalam Roh kebenaran
-Menuai jiwa-jiwa -Membagi kasih Kristus bagi yang membutuhkan
-Menuai jiwa-jiwa -Operation 5 : 9
-Membagi kasih Kristus bagi yang membutuhkan -Menuai jiwa-jiwa
-Operation 5 : 9 -Menjalin fellowship antar pengerja untuk
mencapai kesatuan hati -Menjalin fellowship antar pengerja untuk
mencapai kesatuan hati -Untuk mempertajam kepekaan akan Tuhan dan
mencapai kesatuan hati -Untuk melepaskan kuasa doa, pujian
penyembahan atas kota Medan
Tabel 3.5
Universitas Sumatera Utara
100
GRAFIK JUMLAH PENGERJA DEPARTEMEN MUSIK GBI MEDAN PLAZA RAYON IV
PRIODE 2008-2009
Universitas Sumatera Utara
101
BAB IV MANAJEMEN PELATIHAN MUSIK
GEREJA BETHEL INDONESIA MEDAN PLAZA
4.1 Program Pelatihan Musik 4.1.1 Tujuan Program Pelatihan Musik
Musik memiliki peranan yang sangat penting di dalam pelaksanaan ibadah gereja. Musik dapat dijadikan sebagai ungkapan rasa syukur kita, atas karya besar
Tuhan yang telah menyelamatkan manusia dari belengggu dosa. Demikian pula halnya dalam pelaksanaan ibadah di GBI Medan Plaza, musik merupakan salah satu
unsur yang sangat pokok karena, musik berperan sebagai media perantara bagi jemaat dalam memuji dan menyembah untuk mengucapkan sgala rasa syukur kepada
Tuhan. Mengingat peran dan fungsi musik yang begitu penting di dalam gereja maka,
hal tersebut yang mendorong GBI untuk berupaya melakukan sebuah pembinaan dan peningkatan kualitas SDM pemusik itu sendiri, mencangkup mengembangkan
seluruh potensi, bakat, serta talenta yang dimiliki agar menjadi lebih baik. Hal tersebutlah yang menjadi prioritas utama dalam ruang lingkup Departemen Musik
GBI. Program pelatihan musik merupakan program agenda tahunan yang
dilaksanakan secara berkala oleh GBI Medan Plaza. Menurut Pdp. Boni Gea selaku Koordinator Divisi Musik Bidang Pendidikan dan Teknis Musik wawancara, 23
februari 2010 menjelaskan bahwa program pelatihan musik adalah syarat utama
Universitas Sumatera Utara
102 bagi seseorang yang ingin melayani dibidang musik. Program pelatihan musik telah
berjalan lama diawali sejak tahun 1997 yang hingga saat ini masih terus berlangsung dua kali dalam setahun bertempat di gedung Medan Plaza lantai 7 ruang menara
doa. Program pelatihan musik diadakan setiap hari Jumat pada pukul 17.00-19.00 Wib, dalam setiap minggunya lebih kurang selama 8 bulan. Adapun alat musik kelas
yang dipersiapkan dalam pelatihan musik tersebut antara lain seperti, keyboard, piano, gitar bass, gitar elektrik akustik, drum, dll.
Program pelatihan musik merupakan wadah bagi jemaat yang rindu melayani dan ingin mengembangkan bakat serta talenta yang dimiliki. Awal mula diadakannya
program pelatihan musik ini berawal dari adanya keterbatasan para musisi atau pelayan musik GBI yang dibutuhkan sebagai pengerja gereja di bidang musik. Hal
tersebut seiring perkembangan cabang-cabang GBI yang tumbuh semakin lama semakin banyak sehingga, perekrutan musisi perlu dilaksanakan yaitu bagi jemaat
yang rindu melayani dan bersedia komitmen untuk di persiapkan secara musikalitas dan kerohaniannya melalui tahapan-tahapan program pelatihan musik yang akan
berlangsung. Dalam mencapai tujuan tersebut Departemen Musik GBI telah membentuk sebuah program pelatihan musik secara sistematis. Adapun tujuan
program pelatihan musik GBI Medan Plaza itu sendiri ialah: a.
Untuk mempersiapkan imam-imam musik yang militan cakap dan handal dalam melayani di rumah Tuhan Alkitab, 1 Taw 25 : 17
b. Untuk mempersiapkan pengerja pelayan Tuhan khusus di bidang musik,
dalam wadah gereja baru yang akan dibuka
Universitas Sumatera Utara
103 c.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam doa, pujian dan penyembahan dalam setiap ibadah
d. Dapat menguasai tehnik flowing penyembahan dengan baik
e. Dapat mengharmonisasikan tehnik permainan sesuai dengan alat-alat musik
yang ada dalam doa, pujian dan penyembahan.
4.1.2 Alat Musik yang Dipersiapkan
Untuk keberlangsungan program pelatihan musik yang diadakan GBI Medan Plaza tersebut, telah dipersiapkanlah media sebagai sarana pendukung yaitu
seperangkat alat musik antara lain: 1.
Gitar Elektrik, 2.
Gitar Elektrik Bass, 3.
KeyboardString, 4.
Piano Elektrik, 5.
Drum Set Lima jenis alat musik di atas menjadi sebuah kebutuhan dasar dalam pelatihan
dan pelaksanaan ibadah pada GBI Medan Plaza. Kelima alay music tersebut baik semasa latihan maupun semasa ibadah selalu menggunakan perangkat sound system,
yang juga disediakan oleh GBI melalui divisi musik.
4.1.3 Persyaratan Menjadi Imam Musik
Mengingat peranan dan fungsi musik di dalam ibadah sangat penting, sehingga GBI Medan Plaza membentuk sebuah sistem pelatihan musik khusus yang
Universitas Sumatera Utara
104 dikoordinir di bawah naungan Departemen Musik GBI Medan Plaza itu sendiri,
tepatnya berada dalam ruang lingkup Bidang Pendidikan dan Teknis Musik. Adapun tujuan awal dari pembentukan pelatihan musik tersebut ialah guna
memformulasikan sebuah bentuk dan warna musik iringan yang mampu menciptakan kedalam suasana ibadah yang sakral. GBI merupakan gereja kharismatik yang
menitikberatkan kepada visi gereja yaitu pemulihan pondok daud. Artinya GBI menganut sebuah paham pola ibadah yang menekankan kepada pola doa, pujian dan
penyembahan yang dilakukan bersama-sama secara unity, sehingga keberadaan dari fungsi musik pengiring di dalam sebuah ibadah sangatlah penting dan dominan.
Seperti yang telah di jelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa sebuah pembinaan serta peningkatan kualitas SDM seluruh tim musik GBI merupakan
prioritas dari Departemen Musik itu sendiri yang berdasarkan program agenda kerja yang ada. Maka, oleh karena itu untuk menjadi seorang pelayan musik di dalam
gereja secara keseluruhan perlu memiliki kriteria-kriteria yang harus dipenuhi. Adapun syarat-syarat kriteria-kriteria yang di perlukan dalam menjalani proses
pelatihan musik bagi seseorang yang ingin menjadi pelayan musik gereja ialah sebagai berikut:
1. Penguasaan suatu alat musik sesuai standart seperti piano, keyboard, gitar, bass,
dan drum atau alat musik lainnya, merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seorang calon peserta pelatihan yang dilakukan pada saat audisi
musisi berlangsung. Adapun fungsi syarat ini ialah guna menghindari pelatihan musik yang kurang efektif oleh karena, terkendalanya seorang peserta dalam
mengikuti materi-materi pengajaran pada saat proses pelatihan musik itu
Universitas Sumatera Utara
105 berlangsung. Oleh sebab itu, adanya suatu bentuk standartnisasi bagi seseorang
peserta di dalam menguasai instrument alat musik tertentu sangat perlu di lakukan yakni, sesuai dengan kriteria-kriteria musikalitas yang telah ditetapkan.
2. Lahir baru baptis selam, salah satu syarat yang harus dilakukan oleh seorang
peserta pelatihan. Hal tersebut adalah wujud nyata sebagai iman dan kepercayaan seseorang terhadap firman Tuhan ditinjau dari segi kerohanian karena, baptis
selam merupakan simbol kepercayaan bagi umat kristen sebagai pertanda bahwa seseorang yang telah dibaptis berarti sudah lahir baru dan percaya sepenuhnya
kepada Tuhan sebagai juruselamatnya sehingga dosa-dosa yang lama telah diampuni. Hal tersebut dilihat dari proses pembasuhan ditenggelamkannya tubuh
seseorang kedalam air sungai atau kolam, yang menandakan bahwa jiwa atau roh pribadi seseorang di kehidupan yang lama telah berlalu larut kedalam air
sehingga, orang tersebut sudah masuk kedalam kehidupan baru menjadi pribadi yang baru.
3. Terdaftar sebagai anggota gereja dan memiliki KKJ Kartu Keluarga Jemaat,
KKJ merupakan sebuah kartu kecil berwarna kuning dengan ukuran10x7cm yang berisikan identitas pribadi seseorang. Kartu keluarga jemaat merupakan sebuah
tanda bagi seorang yang telah beribadah di GBI dan terdaftar. Namun semua kembali kepada jemaat itu sendiri, di dalam kesediaannya untuk mendaftarkan diri
agar memiliki kartu keluarga jemaat KKJ tersebut. Menurut Pdt. R. Bambang Jonan selaku Gembala Sidang GBI atas survey yang dilakukan gereja menyatakan
bahwa banyaknya para jemaat yang hadir datang beribadah di GBI masih
Universitas Sumatera Utara
106 berstatus simpatisan yang artinya jemaat tersebut belum terdaftar keanggotaannya
sebagai keluarga besar GBI tidak memiliki KKJ, terlihat dari jumlah jemaat yang hadir pada saat ibadah lebih banyak dari pada jumlah KKJ yang telah
terdaftar. Sehingga dengan demikian sangat penting adanya sebuah persyaratan bagi calon peserta pelatihan dalam memiliki KKJ terlebih dahulu, untuk
mengetahui latar belakang seseorang jemaat dalam mengkuti pelatihan musik sehingga, kesenjangan antara gereja GBI dengan gereja-gereja lainnya dapat di
cegah akibat bilamana seseorang peserta pelatihan tersebut masih terdaftar di gereja lain.
4. Mengikuti KOM Komunitas Orientasi melayani yaitu sebuah kelas pendalaman
Alkitab. Merupakan pembelajaran yang menyangkut pola sudut pandang iman seseorang
akan pentingnya arti pelayanan di gereja Tuhan. Seorang pelayan gereja diperlukan pembekalan-pembekalan fundamental dasar kerohanian yang kuat,
Oleh karena itu adanya sebuah bentuk pembinaan, pendalaman, serta pemotivasian atas dasar-dasar kekristenan yang kuat di dalam diri seorang pelayan
gereja sangatlah perlu dilakukan. Penerapan tersebut ditandai dengan pembentukan kelas pendalaman alkitab menyangkut secara kerohanian bagi
orang-orang yang rindu melayani sebagai pelayan gereja terlebih dahulu harus mengikuti kelas KOM. Adapun hasil yang dicapai dalam pembentukan KOM
tersebut ialah guna dapat memberikan pemahaman serta artinya sebuah pelayanan gereja yang sesungguhnya bagi Tuhan, sehingga hal ini dapat membentuk sebuah
pola pikir yang baru bagi seseorang bahwa untuk dapat menjadi seorang pelayan
Universitas Sumatera Utara
107 Tuhan perlu dibekali tanggung jawab secara iman mencangkup komitmen dan
kesungguhan hati dalam menjalankan pelayanan tersebut. Sehingga dengan demikian dapat diperoleh sebuah hasil yang memberikan dampak positif bagi
kehidupan seorang pelayan itu sendiri di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pelayan Tuhan ditengah lingkungan masyarakat.
5. Mengikuti audisi musik, yaitu bagi seorang calon peserta pelatihan wajib
mempertunjukan tingkat permainan musikalitasnya skill dengan baik sesuai instrument alat musik yang dikuasai. Adapun fungsi dari audisi musisi tersebut
ialah guna menyaring para calon peserta pelatihan musik dalam mempersiapkannya kedalam proses pelatihan musik itu sendiri yang telah
ditetapkan kurang lebih selama 8 bulan. 6.
Menguasai melodi scale tangga nada dan akord meliputi mayor dan minor serta beberapa pola rithem sesuai dengan tempo permainan, serta para peserta dituntut
memiliki wawasan musik yang luas dan sedikitnya memiliki perbendaharaan lagu-lagu gereja yang ada sehingga nantinya dapat dikembangkan dengan lagu-
lagu lain saat menjalani proses pelatihan musik. Persyaratan-persyaratan bagi seorang pelayan Tuhan sebagaimana telah
dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa, untuk menjadi seorang pelayan musik GBI dinilai tidak hanya dapat memainkan musik dengan baik dan harmonis, namun
juga diperlukan adanya sebuah motivasi dan komitmen yang sungguh dalam melayani di rumah Tuhan.
Universitas Sumatera Utara
108
4.1.4 Tata Cara dan Tahap-Tahap Pelatihan Musik 4.1.4.1 Tata-Cara Pelatihan Musik
Pelaksanaan program pelatihan musik di Gereja Bethel Indonesia Medan Plaza, disusun dalam tata cara kegiatan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tata Cara Pelatihan Musik
No Acara
Waktu 1.
Menyanyikan sebuah lagu gereja worship penyembahan lagu lambat
5 menit
2. Penyembahan flowing, sebagai penghantar kedalam
doa untuk memulai proses pelatihan 5 menit
3. Doa pembuka oleh koordinator pelatihan musik
5 menit 4.
Membahas materi pelatihan secara teori berlangsung satu arah antara trainer kepada peserta pelatihan
15 menit
5. Tanya jawab antara peserta pelatihan dan trainer
mengenai ulasan materi yang telah diterangkan 10 menit
6. Membahas materi pelatihan secara praktek musikal
serta mengulas PR 60 menit
7. Pengarahan evaluasi latihan oleh koordinator
program pelatihan memberi masukan-masukan bagi peserta pelatihan
15 menit
8. Doa penutup oleh salah satu peserta pelatihan
5 menit
Universitas Sumatera Utara
109 sebagai tanda mengakhiri proses pelatihan.
4.1.4.2 Tahap-Tahap Pelatihan Musik
Program pelatihan musik diawali dari tahap penyeleksian musisi audisi bagi peserta yang dibagi menjadi lima tahapan kegiatan yang dilakukan. Adapun tahapan-
tahapan tersebut ialah sebagai berikut: a.
Mengisi formulir data peserta audisi b.
Pengarahan c.
Tes uji praktek bagi peserta audisi musisi d.
Penilaian sementara pertimbangan sesuai standartnisasi e.
Interview bagi para peserta audisi yang lulus Para peserta yang telah lulus dalam proses diatas akan kembali masuk pada
tahapan selanjutnya yaitu menjalani proses pelatihan musik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan lebih kurang 8 bulan lamanya. Secara teknis kegiatan tersebut
memiliki susunan materi dan konsep-konsep dasar dari sebuah pelatihan yang telah dirancang sistematis, dengan tujuan agar terlaksananya sebuah program pelatihan
musik yang tetap fokus dan terarah. Proses program pelatihan musik itu sendiri terdiri dari tiga tahapan materi-materi pembelajaran yaitu:
A.Tahap Pertama a.
Pengarahan basic tujuan di dalam mengikuti proses belajar pelatihan Dalam tahapan ini para trainer memberikan pengarahan secara khusus akan
pentingnya mengikuti proses pelatihan musik sebelum seseorang peserta masuk menjadi imam musik. Pengarahan tersebut mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan
Universitas Sumatera Utara
110 yang mengarah atas landasan dan tujuan seorang peserta pelatihan musik ingin
menjadi pelayan musik gereja. Hal tersebut meliputi suatu pembentukan pola pikir yang sangat kuat kepada para peserta, dengan mengutarakan landasan serta dasar-
dasar dan motivasi di dalam menjalani proses pelatihan musik melalui pernyataan yang bersifat pribadi meliputi, kesan yang mengarah pada kesombongan, hanya
sekedar coba-coba iseng-iseng serta kepada mencari income pendapatan secara material didalam gereja. Hal-hal tersebutlah yang menjadi acuan agar dapat
mengubah pola pikir seseorang peserta pelatihan kedepannya, untuk menghindari dampak negatif yang dapat ditimbulkan kelak sehingga proses pelatihan kedepan
bisa berjalan dengan baik tanpa adanya tekanan atau paksaan terhadap peserta.
b. Pemahaman pujian dan penyembahan praise dan worship
Pujian dan penyembahan merupakan hal yang sangat penting dalam setiap ibadah di GBI. Pujian adalah ekspresi hati atau tindakan kita untuk mengagungkan,
membesarkan dan memuliakan Tuhan atas apa yang telah Tuhan perbuat kepada kita. Penyembahan juga dapat diartikan sebagai ekspresi kasih kita kepada Tuhan. Adapun
alasan mengapa pujian dan penyembahan dalam musik sangat diperlukan karena: 1.
Melalui pujian penyembahan, perhatian kita tertuju sepenuhnya kepada Tuhan
2. Pujian penyembahan memupuk hubungan yang penuh kasih dengan
Allah 3.
Pujian penyembahan mendatangkan kuasa dan hadirat Allah pada kita
Universitas Sumatera Utara
111 4.
Pujian penyembahan mengubah kita menjadi seperti yang kita sembah Alkitab, Mazmur 106:19-20, Mazmur 115:8, Roma 1:21-23
c. Pengenalan kode jari dalam lagu bait, reff, ending, overtone dan akord
Pengenalan kode jari yang dipakai dalam lagu meliputi bait, reff, ending dan overtone, biasa dipergunakan oleh pemimpin pujian Worship Leader pada saat
memberikan instruksi kepada tim musik, singer dan choir. Pengenalan kode jari yang dipakai adalah sbb:
1. Bait : Diberi simbol dengan menggunakan jari telunjuk
2. Reff : Diberi simbol dengan menggunakan dua jari jari telunjuk dan jari
tengah 3.
Overtune : Diberi simbol dengan menggunakan jari jempol 4.
Ending : Diberi simbol dengan menggunakan jari kelingking
• Konsep tangga nada yang di pakai exc: scale mayor C=1 :
C - D - E - F - G - A - B - C’ D=1
: D - E - F - G - A - B - C - D’
E=1 :
E - F - G - A - B - C - D - E’ F=1 :
F - G - A - Bb - C - D - E - F’ G=1
: G - A - B - C - D - E - F - G’
A=1 :
A - B - C - D - E - F - G - A’ Bb=1 :
Bb - C - D - Eb - F - G - A - Bb
Universitas Sumatera Utara
112 • Konsep Progression achord akord balikan
C =
1.3.5 → 3.5.1 → 5.1.3
D =
2.4.6 → 4.6.2 → 6.2.4
E =
3.5.7 → 5.7.3 → 7.3.5
F =
4.6.1 → 6.1.4 → 1.4.6
G =
5.7.2 → 7.2.5 → 2.5.7
A =
6.1.3 → 1.3.6 → 3.6.1
Bb =
d. Melatih hearing dan feeling
7b.2.4 → 2.4.7b → 4.7b.2
Hearing merupakan sebuah proses mendengarkan sedangkan feeling merupakan sebuah proses merasakan. Dalam proses pelatihan ini para peserta
dituntut untuk melatih hearing dan feeling, karena hearing berfungsi untuk menambah perbendaharaan lagu bagi peserta dengan mendengarkan secara langsung
sedangkan feeling diperlukan agar peserta terbiasa dengan lagu tersebut sehingga kepekaan terhadap nada dan akord dapat ditangkap dengan baik.
Selanjutnya para peserta diajarkan secara praktek melalui media berupa CD Mp3 yang diputar secara langsung untuk melatih kepekaan dan daya tangkap bagi
seorang peserta di dalam menganalisa lagu tersebut yaitu, meliputi rithem, akhord dan melodi dengan menggunakan alat musik secara langsung hearing maupun
tanpa mengunakan alat musik feeling sesuai dengan instrument alat musik yang dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
113 B. Tahap Kedua
a. Pengertian, pengenalan dan pembentukan sebuah kelompok tim musik
Pada tahapan ini para peserta pelatihan di bimbing dan diarahkan untuk memahami:
1. Komunikasi yang baik di dalam tim 2. Fungsi tim di dalam pujian dan penyembahan
3. Karakter menjadi seorang Imam musik yang baik dan benar 4. Perbandingan musik gereja dengan musik sekuler
Hal tersebut diterapkan kepada para peserta pelatihan agar peserta dapat memahami bagaimana mengelola sebuah tim musik gereja yang terampil, unity, dan
berkualitas. Namun tidak terlepas pula dari pencapaian tujuan awal itu sendiri, yaitu untuk memberikan dampak bagi para peserta kedepan agar dapat mampu
menyelaraskan dan mengharmonisasikan suatu bentuk permainan musik yang solid dan sehati sesuai dengan program visi dari Departemen Musik dalam pelayanan.
Kemudian pada proses selanjutnya, kembali para peserta diberikan tugas dalam menganalisa sebuah kategori lagu gereja worship penyembahan tempo
lambat meliputi, harmonisasi permainan musik dalam tim serta bentuk warna musik yang ada pada lagu tersebut sebagai pekerjaan rumah PR bagi peserta pelatihan.
exc: album symponi musik ”Ajar kami Tuhan” dan “Sbab Tuhan Baik. b.
Melatih harmonisasi kekompakkan kebersamaan dalam tim Dalam bentuk pelatihan ini, para peserta diajarkan mengenal dan memahami
pola-pola latihan yang bersifat unity dalam tim musik yang di bentuk. Pelatihan tersebut dilakukan dengan cara memberikan sebuah lagu kepada masing-masing tim,
Universitas Sumatera Utara
114 dan kemudian setiap tim harus memainkan lagu tersebut satu demi satu, dengan
bantuan para trainer untuk mengarahkan dan memberikan penilaian atas kekompakkan dan harmonisasi musik dalam tim. Adapun hal yang mendukung di
dalam penilaian pelatihan tersebut ialah: 1. Pemahaman konsep birama lagu yang dipakai dan open chord
2. Pemahaman Rhitem, tempo, nuansa musik dan penguasaan akord pada lagu 3. Pemahaman penggunaan kode-kode akord dalam tim
Pelatihan ini juga di akhiri dengan praktek musikal oleh tim trainer dengan memberikan contoh beberapa lagu kepada peserta pelatihan sesuai pola ibadah yang
diterapkan, serta pemberian beberapa tugas dengan kategori lagu worship kepada para peserta pelatihan meliputi, akord lagu pada rhitem birama lagu 44 dan 34.
c. Mempelajari flowing penyembahan sesuai pola ibadah
Pentingnya Flowing penyembahan dalam tim musik sangat diperlukan karena, keberhasilan sebuah tim musik membawa jemaat untuk masuk kepada satu
kesatuan penyembahan yang dalam di lihat dari fungsi musik itu sendiri yaitu, sebagai media perantara untuk mendatangkan hadirat Tuhan dalam suasana ibadah
yang sakral dan intim. Pelatihan tersebut meliputi:
• Akord-akord dasar flowing penyembahan exc: do=c:
1. │ C … │ FC … │ C … │ FC … │
2. │ C … │ Am … │ Dm … │ G … │
Universitas Sumatera Utara
115 3.
│ C … │ Dm … │ Em … │ F. G. │
4. │ F … │ Em … │ Dm … │ C … │
5. │ C … │ BbC… │ C … │ BbC … │
6. │ C … │ FmC … │ C … │ FmC … │
Akord penyembahan bukan sekedar pola namun, akord penyembahan merupakan sarana pendukung di dalam tim musik untuk menciptakan suasana ibadah
yang dapat membangun roh jemaat kepada penyembahan yang hidup di dalam hadirat Tuhan lebih dalam. Oleh karena, hal tersebut dapat membawa jemaat masuk
ke dalam satu-kesatuan ibadah yang unity. d.
Pengenalan karakter-karakter lagu dalam ibadah Lagu-lagu gereja GBI merupakan kumpulan dari beberapa album-album
rohani yang di produksi dari dalam negri maupun luar, yang dipilih secara selektif agar dapat di pakai sebagai lagu puji-pujian dan penyembahan di dalam ibadah.
Adapun lagu-lagu yang diapakai sebagai pujian dan penyembahan di GBI ialah, album symponi musik yaitu produksi lagu dalam gereja kemudian, Trueworshiper,
GMB, Rayakan Franky Sihombing, Sari Simorangkir, kidung jemaat, serta lagu yang produksi oleh orang luar negeri seperti, Hillsongs, Don Moen, dan banyak lagi.
Lagu praise atau pujian identik dengan lagu yang bertempo cepat, sedangkan lagu worship atau penyembahan merupakan lagu yang diidentikan dengan tempo
lambat. Adapun kategori lagu-lagu tersebut merupakan sarana bagi tim musik untuk mengimpertasikan sebuah suasana pujian dan penyembahan di dalam ibadah kepada
Universitas Sumatera Utara
116 Tuhan. Musik yang terkandung dalam lagu puji-pujian dan penyembahan tersebut
memiliki beberapa unsur pokok yaitu: 1. Intimacy, berbicara tentang membangun hubungan dalam roh antar jemaat dengan
Tuhan 2. Pengagungan, berbicara tentang keagungan dan meninggikan nama Tuhan
3. Doa, berbicara tentang kerinduan hati kepada Tuhan melalui doa dalam pujian 4. Pengharapan, berbicara tentang masa depan yang sepenuhnya bererah kepada
Tuhan 5. Ucapan syukur, berbicara tentang rasa trimakasih atas kebaikan dan kasih karunia
Tuhan 6. Peperangan, berbicara tentang peperangan melawan iblis roh jahat secara roh di
dalam Puji-pujian Dalam pelatihan ini para peserta juga di berikan tugas PR yaitu, untuk
mengumpulkan dan mempelajari materi-materi lagu sesuai dengan karakter lagu-lagu yang ada dalam ibadah tersebut untuk di bahas secara bersama di dalam pelatihan
musik.
C. Tahap Ketiga a.
Pengusaan tehnik flowing musik dalam penyembahan Setelah para peserta mengenal berbagai karakter-karakter lagu di dalam
ibadah maka, selanjutnya para peserta pelatihan diajarkan dalam memahami berbagai tehnik-tehnik flowing musik pada lagu worship. Adapun tehnik-tehnik yang perlu
diperhatikan ialah:
Universitas Sumatera Utara
117 1.
Dinamika musik dalam flowing penyembahan meliputi dua hal yaitu pada saat suasana teduh dan pada saat suasana megah.
2. Kombinasi flowing musik penyembahan pada ritme lagu ¾ kepada
44.
3. Pengembangan flowing musik pada akord minor di dalam penyembahan.
Para peserta pelatihan kembali diberikan beberapa tugas oleh trainer untuk mengembangkan akord-akord flowing kedalam bentuk karakter-karakter lagu yang
berbeda. b.
Penguasaan lagu Praise cepat Lagu praise atau lagu pujian merupakan lagu yang benuansa cepat, sehingga
bagi peserta sangat dituntut dalam kestabilannya menjaga tempo lagu tersebut. Lagu praise berbicara tentang pujian dan rasa syukur seseorang terhadap Allah yang
identik dengan sukacita dan kegembiraan. Lagu tersebut biasanya dipakai dalam tempo yang sedang hingga cepat, adapun pola rhitem yang dipergunakan pada lagu
ini ialah menggunakan pola genap seperti, rhitem 24 ataupun 44. Selain hal tersebut diatas, para peserta pelatihan juga diajarkan untuk
memahami ekspresi hati di dalam pujian sehingga, peserta tidak hanya memainkan musik telah sesuai dengan polanya saja namun tetapi, juga berbicara tentang ekspresi
hati dalam roh yang penuh dengan sukacita dan kegembiraan pada saat melayani. c.
Penekanan teknik-teknik dalam instrument musik pada lagu praise Dalam lagu praise, penekanan akan teknik-teknik musikal terhadap masing-
masing instrument alat musik peserta sangatlah diperlukan, dimana hal tersebut dapat turut membentuk sebuah dinamika dalam nuansa musik agar menjadi lebih hidup dan
Universitas Sumatera Utara
118 naik. Adapun penekanan dalam teknik-teknik yang digunakan ialah ialah, pelatihan
instrument musik bass yaitu penekanan pada teknik memainkan bass-slap, pelatihan instrument musik drum yaitu penekanan pada teknik drum-synkopasi, dan instrument
musik piano, keyboard, dan gitar yaitu penekanan pada teknik harmonisasi arpeggio staccato.
Kemudian para peserta diberikan tugas yang intensif untuk menguasai keseluruhan lagu-lagu yang telah diberikan yaitu lagu-lagu lambat worship dan lagu
cepat praise, dimana kedepan selanjutnya akan diuji dalam tugas mingguan oleh para trainer. Tugas yang diberikan juga berkaitan dengan materi-materi yang sudah
diajarkan sebelumnya, sehingga pemahaman para peserta pelatihan akan materi- materi tersebut akan terlatih dengan baik.
d. Pengulangan reminder keseluruhan proses belajar selama 8 bulan final
Setelah menjalani proses pelatihan selama 8 bulan maka, materi-materi yang telah diberikan kepada para peserta pelatihan akan diuji kedalam bentuk evaluasi.
Kemudian para peserta harus dapat menunjukan kelengkapan-kelengkapan lainnya sebagai persyaratan seperti yang telah di kemukakan oleh penulis sebelumnya antara
lain, sudah menjalani dan memiliki sertifikat baptis selam, sertifikat KOM serta kartu keluarga jemaat KKJ. Dalam tahapan inilah yang menjadi tolak ukur bagi seorang
peserta pelatihan dapat dinyatakan lulus atau tidak untuk menjadi seorang pelayan musik GBI untuk bergabung kedalam Departemen Musik. Hal ini merupakan sebuah
proses tahap akhir final dari seluruh rangkaian kegiatan pelatihan, yang dilakukan guna para trainer dapat menilai sejauh mana hasil akhir yang di peroleh para peserta
pelatihan selama mengikuti kegiatan pelatihan musik berlangsung sehingga,
Universitas Sumatera Utara
119 penyeleksian seorang pelayan musik telah sesuai pada prosedur yang telah ditetapkan
dan terlaksana dengan baik.
Tahapan lanjutan setelah menjalani proses pelatihan musik yang diadakan ialah: Kelulusan bagi peserta pelatihan menjadi imam musik pelayan muik GBI
ditandai dengan pemberian badge pengerja oleh Departemen Musik, sehingga hal tersebut merupakan sebuah tanda seorang peserta akan dipersiapkan untuk
direkomendasikan masuk kedalam pelayanan, khususnya pusat dan beberapa cabang- cabang GBI yang berada dalam naungan Rayon IV. Imam-imam musik yang telah
dipersiapkan kedalam pelayanan juga akan menerima beberapa pengarahan serta motivasi dalam bentuk:
a. Doa pengurapan bagi calon anggota departemen musik
b. Kehadiran dan ketaatan dalam pertemuan-pertemuan musik Menara doa, Doa
pengerja, Doa malam, Pertemuan musik
4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Trainer pelatih
Menurut Agus M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul “Training SDM yang Efektif” 2001:16 Pelatihan merupakan sebuah proses belajar. Dalam pelatihan
yang baik terjadi perubahan dalam hal pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan, serta menjadi lebih baik, yang diakibatkan oleh interaksi antara peserta
dengan kegiatan-kegiatan pelatihan. Dalam proses pelatihan, peserta mendapatkan pengetahuan baru, pandangan baru, perilaku baru, cara kerja baru, kecakapan baru
dan keterampilan yang baru. Pembelajaran melalui pelatihan tidak terjadi secara otomatis. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan pelatihan yang sesuai dengan rancangan
Universitas Sumatera Utara
120 pelatihan tidak selalu menjamin tercapainya tujuan pelatihan tersebut. Pelatihan
membutuhkan kerjasama antara peserta pelatihan dan trainer, oleh karena itu yang terlibat dalam pelatihan bukan hanya trainer tetapi juga pada pesertanya itu sendiri.
Dalam hal ini, trainer bertanggung jawab untuk membuat peserta terlibat dalam pelatihan.
Selama pelatihan, trainer biasanya juga bersedia untuk konseling pribadi dengan para peserta pelatihan. Masalah-masalah konseling dapat berupa masalah
pribadi, keluarga, hubungan dengan rekan, ataupun tentang permasalahan kerja. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama berlangsungnya
program pelatihan di GBI Medan Plaza, para peserta pelatihan diharapkan dapat mengalami peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan dan keterampilan
yang tentu saja hal tersebut tidak terjadi secara otomatis yaitu membutuhkan proses yang didukung oleh adanya kerjasama yang baik antara peserta pelatihan dan trainer.
Dalam proses program pelatihan yang diadakan oleh GBI Medan Plaza adapun tugas dan tanggung jawab dari trainer pelatih tersebut antara lain;
1. Mengawasi peserta pelatihan
Mengingat peranan dan fungsi musik di dalam gereja GBI Medan Plaza sangatlah penting dalam menciptakan suasana ibadah yang kondusif, sakral dan
dapat terlaksana dengan baik, sehingga upaya pembinaan serta peningkatan kualitas calon imam musik dalam ibadah sangatlah perlu diperhatikan. Hal tersebut juga
diperkuat karena minimnya masa program pelatihan yang diadakan lebih kurang selama 8 bulan, sehingga trainer pelatih dituntut untuk mengawasi dan membina
para peserta pelatihan agar dapat berkomitmen dan fokus di dalam mengikuti proses
Universitas Sumatera Utara
121 pelatihan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pengawasan dan koordinasi yang
intensif antara trainer kepada peserta pelatihan sangat perlu dilakukan. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk absensi kehadiran para peserta pelatihan,
displin peserta dalam manajemen waktu yaitu hadir tepat waktu sebelum pelatihan dimulai dan tetap mengikuti sampai proses pelatihan selesai, sikap dan perilaku
peserta, serta sejauh mana para peserta tersebut telah memahami materi yang telah diajarkan sehingga trainer dapat membantu jika peserta mengalami kesulitan-
kesulitan dalam penerimaan materi-materi pengajaran dalam pelatihan tersebut. 2.
Memberikan pengarahan dan bimbingan pada peserta pelatihan Saat berlangsungnya program pelatihan, tugas seorang trainer tidak hanya
melakukan pengawasan dan pemberian materi saja namun dalam hal ini juga memberikan pengarahan dan bimbingan pada peserta pelatihan dengan membantu
mengembangkan potensi diri dan sumber daya manusianya. Peserta dibantu dan dilatih agar memiliki kemauan untuk berprestasi, memiliki ketekunan dan keteguhan
dalam mencapai tujuan, serta mempunyai inisiatif untuk bisa menjadi seseorang yang lebih baik. Melalui pengarahan dan bimbingan tersebut juga, peserta diharapkan
menjadi seseorang pribadi yang dapat dipercaya dan mempunyai integritas dalam prinsip, kata-kata dan perbuatan. Sehingga pada akhirnya dengan perkembangan
kepribadian yang baik, peserta pelatihan dapat menjadi seorang imam musik yang cakap dan berkompeten.
3. Memberikan masukan dan motivasi kepada peserta pelatihan
Untuk peningkatan kualitas seorang calon imam musik, setiap peserta pelatihan harus bisa menerima masukan-masukan dan motivasi positif dari seorang
Universitas Sumatera Utara
122 trainer yang bertujuan untuk membangun kearah yang lebih baik lagi baik dari segi
kerohanian maupun musikalitasnya. Dalam proses pelatihan tidak jarang didapati peserta yang terkadang kehilangan semangat untuk menjalani pelatihan, maka dalam
hal ini trainer berusaha untuk meningkatkan kembali minat dan motivasi peserta yakni dengan cara menciptakan suasana pelatihan yang sesuai dengan keadaan
peserta, memotivasi peserta agar lebih serius dalam mengikuti pelatihan serta membuat jalannya pelatihan lebih menarik seperti dengan melakukan variasi tehnik
pelatihan dan diselingi cerita-cerita yang menarik. 4.
Mendengarkan masukan peserta pelatihan dalam mengembangkan program pelatihan yang lebih baik lagi.
Sebagai seorang trainer, kepekaan terhadap kebutuhan peserta juga merupakan hal yang penting yaitu dengan mendengarkan keluhan para peserta.
Peserta pelatihan diberi kebebasan agar dapat menyampaikan keluhan mereka dengan leluasa sehingga tidak terbebani oleh suatu masalah yang dihadapi. Namun
dalam hal ini seorang trainer tetap saja harus menyaring setiap keluhan-keluhan peserta apakah keluhan tersebut dapat menjadi usulan dan masukan dalam
pengembangan program pelatihan yang lebih baik lagi atau malah sebaliknya. Untuk itu, seorang trainer tetap memiliki kewaspadaan dan keberanian untuk memberi
peringatan bahkan teguran jika ada peserta yang berperilaku tidak sesuai dan mengganggu jalannya proses pelatihan tersebut.
5. Memberikan kritik dan saran kemudian di motivasi kembali
Perkembangan dan peningkatan kualitas peserta pelatihan yang terjadi secara bertahap selalu dikontrol oleh trainer baik dalam hal pengetahuan, sikap, perilaku,
Universitas Sumatera Utara
123 kecakapan, dan keterampilan untuk kemudian dinilai dari setiap orang peserta.
Seorang peserta harus siap menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh trainer yang otomatis dapat dinilai dari setiap tahap perkembangan peserta pelatihan. Namun
dalam hal ini kritik dan saran tersebut merupakan sesuatu hal yang diharapkan dapat membangun tanpa bermaksud untuk membuat seorang peserta tidak semangat untuk
menjalani pelatihan lagi namun tetap menumbuhkan semangat untuk melayani Tuhan dengan memotivasi mereka kembali.
6. Memberikan ide-ide baru dalam proses pelatihan menuju kearah yang lebih baik
Demi tercapainya tujuan pelatihan, seorang trainer juga dapat memberikan ide-ide baru yaitu untuk menghindari kejenuhan peserta dalam mengikuti pelatihan.
Ide-ide tersebut adalah seperti membuat suatu pengujian kemampuan dalam meningkatkan kreatifitas seoarang peserta, contohnya seperti setiap peserta diberikan
sebuah kesempatan untuk mengarasansemen sebuah lagu worship atau praise dan apabila hasil aransemen lagu tersebut dinilai baik oleh trainer maka lagu tersebut
dapat dibawakan pada saat raya di hari minggu. 7.
Membantu peserta pelatihan dengan membuat konseling secara pribadi. Terkait masalah pribadi peserta pelatihan dalam masalah keluarga, hubungan
dengan rekan teman ataupun tentang masalah keuangan yang menghambat kreativitas seorang peserta dalam mengikuti proses pelatihan tersebut. Konseling
juga merupakan salah satu cara untuk menguatkan ikatan persaudaraan dan kedekatan antara sesama peserta pelatihan maupun dengan trainer.
4.3 Tujuan Pembentukan Kelompok Team