79 melanjutkan kembali pelayanannya dengan membuka Sekolah Alkitab di berbagai
tempat yang ada di Indonesia. Sesudah agresi milliter Belanda di Indonesia bearakhir, maka kepimpinan
gereja harus diserahkan juga kepada orang Indonesia itu sendiri. Pada saat itulah H. N. Rungkut terpilih sebagai ketua GPdI menggantikan Van Gessel. Adapun alasan
yang menyebabkan terjadinya perpindahan tampuk kepemimpinan tersebut disebabkan oleh karena jemaat gereja yang seharusnya menjaga jarak dari sikap
politik yang terpecah belah malah sebaliknya terjebak dalam semangat nasionalisme yang tengah berkobar-kobar dalam menghadapi penjajahan Belanda. Akibatnya roh
nasionalisme tersebut melingkupi suasana didalam Gereja Pentakosta itu sendiri. Dalam hal ini Van gessel menyadari bahwa ia tidak dapat lagi melakukan sesuatu hal
yang berarti sebagai pemimpin yang saat itu telah digantikan kepada H. N. Rungkut.
2.4.2 Masa Pemisahan GBI dari GPdI
Kondisi rohani Gereja Pentakosta yang tidak kondusif di saat itu menyebabkan ketidakpuasan disebagian kalangan pendeta-pendeta GPdI.
Ketidakpuasan ini juga ditambah lagi dengan kekuasaan otoriter dari Pengurus Pusat Gereja. Akibatnya, sekelompok pendeta yang terdiri dari 22 orang memisahkan diri
dari Organisasi Gereja Pentakosta tersebut, di antaranya adalah Pdt. H. L. Senduk. Pada tanggal 21 Januari 1952, di kota Surabaya, mereka kemudian
membentuk suatu organisasi gereja baru yang bernama Gereja Bethel Injil Sepenuh GBIS. Van Gessel dipilih menjadi “Pemimpin rohani” dan H. L. Senduk ditunjuk
sebagai “Pemimpin Organisasi” Ketua Badan Penghubung. H. L. Senduk berperan
Universitas Sumatera Utara
80 sebagai Pendeta bagi jemaat yang ada di Jakarta, sedangkan Van Gessel pimpinan
seluruh jemaat yang ada di Jakarta dan Surabaya. Pada tahun 1954, Van Gessel meninggalkan Indonesia dan pindah ke Irian Jaya waktu itu dibawah Pemerintahan
Belanda. Jemaat di Surabaya diserahkannya kepada menantunya, Pdt. C. Totays. Di Hollandia sekarang Jayapura, Van Gessel membentuk suatu organisasi baru yang
bernama Bethel Pinkesterkerk sekarang Gereja Bethel Pentakosta. Van Gessel kemudian meninggal dunia pada tahun 1957 dan kepemimpinan Jemaat Bethel
Pinkesterkerk kembali diteruskan oleh Pdt. C. Totays. Pada tahun 1962, sesudah Irian Jaya diserahkan kembali kepada Pemerintah
Indonesia, maka semua warga negara Kerajaan Belanda harus kembali ke negerinya. Sehingga jemaat berbahasa Hollandia akhirnya ditutup, tetapi bagi jemaat-jemaat
yang berbahasa Indonesia masih tetap berjalan dibawah kepemimpinan pendeta- pendeta yang ada di Indonesia.
Roda sejarahpun terus berputar, dapat terlihat GBIS dib awah kepemimpinan H. L. Senduk telah berkembang dengan sangat pesat. Berbagai macam kesulitan
yang ada serta banyaknya tantangan yang harus dihadapi terlihat dari semakin besarnya organisasi tersebut begitu banyak pula kepentingan yang harus
diakomodasi. Tahun 1968-1969, kepemimpinan Senduk di GBIS, diambil alih oleh pihak-
pihak lain yang disokong oleh suatu keputusan Menteri Agama. Pada akhirnya H. L. Senduk dan para pendukungnya memisahkan diri dari organisasi GBIS. Pada tanggal
6 Oktober 1970, H. L. Senduk dan rekan-rekannya membentuk sebuah organisasi gereja baru bernama Gereja Bethel Indonesia GBI yang diakui sebagai suatu
Universitas Sumatera Utara
81 organisasi keagamaan yang berhak hidup dan berkembang di bumi Indonesia. Gereja
ini diakui oleh Pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 41 tanggal 9 Desember 1972.
Pada tahun 1972, Pdt. H. L. Senduk kemudian memanggil anak rohaninya yaitu, Pdt. S. J. Mesach dan Pdt. Olly Mesach untuk membantu pelayanannya di GBI
Jemaat Pertamburan, dimana pada saat itu, Pdt. S. J. Mesach telah menjadi Gembala Sidang GBI Jemaat Sukabumi, yang telah dilayaninya sejak tahun 1963. Pada awal
GBI didirikan jumlah jemaat mula-mula yang beribadah tidak kurang dari 20 orang, namun sejalannya dengan waktu bisa dilihat hingga saat ini perkembangan jumlah
jemaat GBI yang tumbuh semakin lama semakin banyak hingga mencapai ratusan ribu jemaat yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air dan Luar Negeri. Pada saat
ini, Pdt. H. L. Senduk melayani GBI Jemaat Pertamburan dibantu oleh istrinya Pdt. Helen Theska Senduk, dan Pdt. Thio Tjong Koan serta Pdt. Harun Sutanto. Sumber:
www.wikipedia.org.
2.5 Sejarah Gereja Bethel Indonesia Medan Plaza Rayon IV