tersampaikan. Sehingga kegiatan membaca akan lebih berarti jika disertai dengan pemahaman isi dari bacaan.
Membaca memiliki beberapa jenis, menurut Tarigan 2008: 23 ada dua jenis membaca, yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. Lebih lanjut,
dikatakan bahwa membaca dalam hati dibagi menjadi dua, yaitu 1 membaca ekstensif dan 2 membaca intensif. Kedua jenis membaca ini memiliki bagian-
bagian tersendiri. Jenis membaca yang mendukung proses membaca pemahaman adalah membaca intensif
intensive reading
, meliputi membaca telaah isi dan telaah bahasa.
B. Tujuan Membaca Pemahaman
Segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia sudah pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan kegiatan membaca pemahaman. Menurut Nuriadi 2008: 64
tanpa adanya formulasi tujuan membaca yang jelas pada pikiran, maka selama proses membaca berlangsung akan menemu sedikit kesusahan untuk
memfokuskan pikiran dan perhatian pada bacaan tersebut. Tarigan 2008: 10 menjelaskan tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Dengan adanya tujuan tersebut, seseorang akan lebih fokus dan perhatian penuh untuk membaca.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman
Proses dalam mencapai suatu tujuan tidak semata-mata dapat berjalan begitu saja. Adanya hambatan pada proses tersebut menjadikan hal yang telah
dicapai menjadi lebih dihargai. Menurut Johnson dan Pearson via Zuhdi, 2008: 23, faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman dibedakan menjadi dua
macam, yaitu yang dari dalam diri dan yang dari luar diri pembaca. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pembaca meliputi 1 kemampuan linguistik
kebahasaan, 2 minat pembaca seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang dihadapinya, 3 motivasi seberapa besar kepedulian pembaca
terhadap tugas membaca atau perasaan umum mengenai membaca dan sekolah, dan 4 kumpulan kemampuan membaca seberapa baik pembaca dapat
membaca. Faktor-faktor dari luar pembaca dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
unsur bacaan dan lingkungan membaca. Unsur-unsur pada bacaan atau ciri-ciri tekstual meliputi kebahasaan teks kesulitan bahan bacaan dan organisasi teks
jenis pertolongan yang tersedia berupa bab dan subbab, susunan tulisan, dan sebagainya. Kualitas lingkungan membaca meliputi faktor-faktor persiapan guru
sebelum, pada saat, atau setelah pelajaran membaca guna menolong murid memahami teks, cara menanggapi tugas, dan suasana umum penyelesaian tugas
hambatan, dorongan, dan sebagainya. Swan via Zuchdi, 2008: 27-28 berpandangan bahwa beberapa penyebab
kesulitan memahami isi bacaan berakar pada kebiasaan baca yang salah. Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal
memberikan makna pada teks.
2. Kurang memberi perhatian kepada detil, sehingga meskipun maksud umum
bacaan tertangkap secara utuh namun gagal dalam memahami butir-butir tertentu.
3. Terlalu imajinatif, terutama bila pembaca menganggap telah mengetahui topik
tertentu yang dibicarakan dalam bahan bacaan atau mempunyai pendapat yang kuat tentang topik tersebut.
Lebih lanjut Zuchdi 2008: 28 menambahkan bahwa penyebab kesulitan memahami isi bacaan juga berasal dari teks yang dibaca, antara lain hal-hal
berikut ini. 1.
Kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks mempunyai tingkat kompleksitas yang tinggi, kerumitan sintaksis dapat menyebabkan kesulitan pada
pembacanya. 2.
Gaya penulisan yang bertipe mengulang-ulang gagasan dengan ungkapan- ungkapan dan kata-kata yang khusus juga menimbulkan kesulitan pada
pembacanya. 3.
Gaya pengungkapan pokok pikiran penting secara tidak langsung, yang mengharuskan pembaca menafsirkan informasi-informasi yang tidak tersurat
dalam bacaan, juga dapat menimbulkan kesulitan pada pembacanya. 4.
Penggunaan kata-kata yang tidak dikenal oleh pembaca juga merupakan kendala bagi komprehensi membaca.
D. Teks Deskripsi
Teks terdiri atas beberapa jenis yang berbeda. Ruth Y. L. Wong dalam bukunya “
Teaching Text Types in the Singapore Primary Classroom
” 2002 menjelaskan bahwa teks dibagi menjadi kelompok fiksi dan nonfiksi. Sedangkan
Knapp dan Watkins 2005:26 mengkategorikan teks berdasarkan pada proses generik. Adapun jenis-jenis teks yang dimaksud adalah 1 teks eksplanasi dimana
seorang pembaca dapat memahami dunia dengan bagaimana dunia berjalan berproses, 2 teks perintah, yaitu teks yang memberikan penjelasan mengenai
urutan tindakan atau perilaku secara logis, 3 teks argumentasi, yaitu suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain
agar mereka percaya dan pada akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis, 4 teks narasi, yaitu suatu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi, dan 5 teks deskripsi, menurut Husin dan Zahara 2009: 26 adalah
sebuah teks yang ditulis dengan maksud untuk memberikan gambaran sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang
dideskripsikan. Penelitian ini berfokus pada teks deskripsi. Teks deskripsi menurut Knapp
dan Watkins 2005: 97 merupakan teks yang memungkinkan kategorisasi atau klasifikasi berbagai pengalaman yang hamper tak terbatas, pengamatan, dan
interaksi menjadi sebuah sistem yang dapat dijadikan sebagai referensi secara langsung dan tidak langsung, dan memungkinkan untuk mengenal apa yang akan
dideskripsikan, baik secara objektif maupun subjektif, tergantung pada area
materi belajar atau maksud dari penulis. Tujuan deskripsi adalah untuk menggambarkan keistimewaan sifat orang, tempat atau benda agar pembaca
mengetahui isi yang dimaksud oleh penulis untuk memberikan pesan dan kesan terhadap pembaca Droga, 2005: 148.
Tarigan 2008: 5 menyebutkan bahwa karangan deskripsi mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-
baiknya objek, adegan, pribadi dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang. Keraf 1982: 94 juga memakai kata “memberikan rincian-rincian dan
objek- objek”, berarti cara penyampaiannya harus dengan rincian-rincian objek
yang akan dibicarakan. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri teks deskriptif adalah:
1. menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
2. penggambaran tersebut dilakukan dengan sejelas-jelasnya dengan melibatkan
kesan indera, 3.
membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri, dan
4. hasil penyerapan pancaindera.
Berdasarkan tujuannya, deskripsi dibagi menjadi dua macam, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis atau deskripsi ekspositoris. Deskripsi
sugestif bertujuan untuk menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan langsung dengan objeknya. Dengan kata lain,
deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi pada pembaca, sedangkan deskripsi teknis atau