Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN
3. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang merugikan
kinerja kelompok, oleh karena itu guru harus memberikan penghargaan untuk setiap kelompok yang terbaik dan memberikan penilaian keaktifan
belajar siswa bagi setiap individu.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia. Cet. II. 2005.
Amin, Moh. Murtado, dkk. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan MI. Edisi Pertama. Surabaya: LAPIS-PGMI. 2009.
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2008. Aryani, Inne Kusuma dan Markum Susatim. Pendidikan Kewarganegaraan
Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rencana Renada
Media Group. Cet. V. 2010. Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaya
Rosdakarya. 2013. Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Melalui
Penanaman Konsep Umum Konsep Islami. Bandung: PT. Refika Aditama. Cet. III. 2009.
Hasibuan dan Mudjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakrya. Cet. VI. 1995.
Husni, Muh. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Metode Kerja Kelompok. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan. Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. 2008. ---------. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. II. 2013.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. III. Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dep. Agama. 2009.
N. K., Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. 2009.
Saniah. Peningkatan Sikap Tolong Menolong Melalui Metode Kerja Kelompok dalam Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V MI
Al-Gaotsiyah Kamal Kalideres Jakarta Barat. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Cet. VI. 2013.
---------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Preneda Media Group. Cet. V. 2008.
Sardiman. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. XIX. 2011.
Sarmanah. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok. Skripsi pada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan. Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Cet. II. 2010.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group. 2013.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. II. 2002.
Ubaedillah, A. dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.
Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Cet. VIII. 2012. Uno, Hamzah B. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. Cet. II. 2012. Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Cet. III. 2007. Yamin, Martinis. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. 2010.
Zulfiani, dkk. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Cet. 14. 2010. ---------, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta. 2009.
Lampiran 1
Lembar Hasil Wawancara Guru Tahap Pra Penelitian
Nama Pewawancara : Siti Sa’adah
Nama Responden : Kholilah Septiani, S.Pd
Jabatan Responden : Guru Kelas V-A
HariTanggal : Jumat 27 Februari 2015
Tempat Wawancara : Ruang kelas
1. Sudah berapa lama ibu mengajar di SDN Pisangan 03? Jawab : Saya mengajar sudah dari tahun 2004, kurang lebih 11 tahun.
2. Apa kesulitan yang sering dirasakan selama mengajar PKn di kelas V? Jawab : Ada beberapa siswa untuk memahami meteri PKn, karena materi
PKn terkadang sangat luas, seperti materi pemerintahan dan pengetahuan siswa pun kurang.
3. Bagaimana cara ibu mengatasi kesuliran tersebut? Jawab : Cara mengatasinya dengan memberikan pelajaran tambahan, terus
suruh siswanya untuk tanya kalau tidak ngerti jadi jangan diam saja. Terus kerja sama dengan orang tuanya untuk mengajari anaknya juga kalau di
rumah. Kalau masih tidak mengerti ya tergantung pada siswanya mau belajar atau tidak.
4. Metode pembelajaran apa saja yang selama ini ibu terapkan dalam pembelajaran PKn?
Jawab : Biasanya sih ceramah, tanya jawab, pernah sesekali kelompok tapi karena kelasnya sempit jadi sulit untuk mengelola kelasnya. Akhirnya
menggunakan ceramah aja.
5. Dalam pembelajaran PKn apakah ibu pernah menggunakan metode kerja kelompok?
Jawab : Pernah, ya itu tadi karena kelasnya sempit jadi sulit untuk menggunakan metode kerja kelompok.
6. Bagaimana tingkat keaktifan belajar siswa saat pembelajaran PKn di kelas V?
Jawab : Yah, ada yang aktif ada yang kurang. Paling yang aktif cuma dia- dia saja. Kalau yang lain suka takut-takut.
7. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa kurang aktif? Jawab : Yah biasanya siswanya kurang menguasai meteri, jadi guru lagi
menerangkan eh dia malah ngobrol, yang seperti itu biasanya siswa laki- laki.
8. Apakah seluruh siswa di kelas V dapat mengikuti proses pembelajaran PKn dengan baik?
Jawab : Ya lumayan lah, kalau anak yang pintar mah mengikuti dengan baik, kalau yang biasa-biasa saja terkadang suka bercanda atau mengobrol
dengan temannya. 9. Apakah guru sering kali memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, menjawab atau berpendapat terkait dengan materi? Jawab : Ya setelah menjelaskan biasanya ditanya.
10. Apakah siswa terlihat senang atau semangat selama mengikuti pembelajaran PKn?
Jawab : Yah kalau dilihat-lihat sih ada yang senang, ada yang bosen mungkin materinya terlalu luas ya.
Lampiran 2
Lembar Hasil Wawancara Siswa Tahap Pra Penelitian
Nama Pewawancara : Siti Sa’adah
Nama Responden : 6 enam Siswa Kelas V-A
HariTanggal : Jumat 27 Februari 2015
Tempat Wawancara : Ruang Kelas
1. Bagaimana proses pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru selama ini?
Jawab : Siswa 1 satu
: Baik. Siswa 2 dua
: Cukup Baik. Siswa 3 tiga
: Baik. Siswa 4 empat
: Baik. Siswa 5 lima
: Sedikit susah karena gurunya menerangkan agak cepet.
Siswa 6 enam : Baik.
2. Apakah kamu mengalami kesulitan saat pembelajaran PKn berlangsung? Jawab :
Siswa 1 satu : Ya.
Siswa 2 dua : Ya sedikit.
Siswa 3 tiga : Ya.
Siswa 4 empat : Ya.
Siswa 5 lima : Ya, agak sedikit sulit.
Siswa 6 enam : Ya.
3. Apakah kamu mampu mengikuti proses pembelajaran PKn dengan baik? Jawab :
Siswa 1 satu : Ya.
Siswa 2 dua : Ya tentu, karena belajar harus dilakukan dengan
serius. Siswa 3 tiga
: Ya mampu. Siswa 4 empat
: Ya. Siswa 5 lima
: Mampu, kareena selalu memperhatikan guru. Siswa 6 enam
: Ya. 4. Bagaimana tingkat keaktifan kamun saat pembelajaran PKn? Baik,
Cukup, Kurang Jawab :
Siswa 1 satu : Cukup.
Siswa 2 dua : Baik, karena saya selalu menjawab apabila ditanya
oleh guru. Siswa 3 tiga
: Cukup. Siswa 4 empat
: Baik. Siswa 5 lima
: Cukup. Siswa 6 enam
: Cukup 5. Apakah kamu merasa senang saat belajar PKn? Mengapa?
Jawab : Siswa 1 satu
: Ya, karena dapat menambah wawasan. Siswa 2 dua
: Ya, karena PKn cukup mudah bagi saya. Siswa 3 tiga
: Cukup senang. Siswa 4 empat
: Kurang. Siswa 5 lima
: Ya, karena mudah. Siswa 6 enam
: Kurang.
Lampiran 3
Lembar Hasil Observasi Tahap Pra Penelitian
Nama Sekolah : SDN Pisangan 03
KelasSemester : VAII
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan PKn
Hasil Observasi
Tingkat keaktifan belajar siswa kelas V SDN Pisangan 03 dalam pembelajaran PKn sangatlah rendah. Hal ini dikarenakan selama proses
pembelajaran guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa,
serta sumber pembelajaran hanya terbatas pada LKS saja. Sehingga pembelajaran hanya didominasi oleh guru, sedangkan siswa cenderung pasif hanya
mendengarkan atau menyimak materi yang disampaikan guru dan sesekali mencatat. Ketika guru bertanya siswa diam namun sesekali ada satu dua siswa
yang menjawab. Ketika guru keluar kelas, suasana kelas menjadi ramai. Proses pembelajaran tersebut menciptakan suasana kurang menyenangkan. Terlihat dari
proses pembelajaran siswa merasa bosan, mengobrol dengan teman sebangkunya, asik bermain sendiri dan sebagainya.
Tangerang, 23 Februari 2015
Observer
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN Pisangan 03
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V LimaA
Semester : II Dua
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit 1 pertemuan.