Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Dalam semua mata pelajaran guru harus menguasai materi yang akan disampaikan. Selain itu, guru juga harus menguasai pendekatan, model, metode, dan media yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Termasuk pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn. Sehingga tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Pendidikan Kewarganegaraan PKn adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik secara individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. 4 Berdasarkan pengertian PKn di atas, dapat dipahami bahwa tujuan PKn di sekolah adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern. 5 Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti tentang proses pembelajaran PKn di kelas V SDN Pisangan 03 diperoleh bahwa, tingkat keaktifan belajar siswa kelas V SDN Pisangan 03 dalam pembelajaran PKn sangatlah rendah. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, serta sumber pembelajaran hanya terbatas pada LKS saja. Sehingga pembelajaran hanya didominasi oleh guru, sedangkan siswa cenderung pasif hanya mendengarkan atau menyimak materi yang disampaikan guru dan sesekali mencatat. Proses pembelajaran tersebut menciptakan suasana kurang menyenangkan. Selain itu peneliti juga mewawancarai beberapa siswa kelas V SDN Pisangan 03 dan hasilnya banyak siswa yang tidak menyukai pembelajaran 4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada Media Group, 2013, h. 225. 5 Ibid., h. 234. PKn, karena membosankan, materi sulit, belajar hanya terpaku pada LKS dan guru menyampaikan materi PKn dengan menggunakan bahasa verbal saja. Jadi yang awalnya semangat belajar setelah beberapa menit sudah membosankan. Hal tersebut terbukti bahwa dalam pembelajaran PKn siswa kurang aktif. 6 Pembelajaran PKn seharusnya berjalan secara aktif dan siswa ikut berpartisipasi di dalamnya. Karena materi PKn menekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya. Untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, Hamzah B. Uno menemukan salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu: Siswa belajar dari pengalamannya, selain siswa harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh. Siswa dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka. Mereka belajar dari pengalaman langsung dan pengalaman nyata. Keterlibatan aktif dengan objek-objek ataupun gagasan tersebut dapat mendorong aktivitas mental untuk berfikir, menganalisa, menyimpulkan, dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang siswa ketahui sebelumnya. 7 Keterlibatan siswa secara aktif akan mendorong siswa untuk lebih mengerti apa yang mereka lakukan, sehingga memberikan pemahaman lebih baik. Belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa partisipasi siswa. Dalam hal ini maka guru harus mengubah suasana belajar yang lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Terdapat berbagai cara untuk membuat siswa aktif, diantaranya yaitu dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang tepat di sini maksudnya adalah metode yang mampu mengaktifkan siswa dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individu atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami 6 Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru dan Siswa Kelas V SDN Pisangan 03, Jl. Legoso Raya, pada tanggal 23 dan 27 Februari 2015. 7 Hamzah B. Uno, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, cet. II, h. 76. dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar makin efektif pula pencapaian tujuannya. 8 Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran agar siswa aktif, saling bekerja sama dan terjadi interaksi antara siswa dengan guru serta antara siswa dengan siswa, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan adalah metode kerja kelompok. Metode kerja sama atau kelompok ialah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan masalah yang dihadapi guna mewujudkan kesejahteraan bersama. 9 Sedangkan Robert L. Cistrap menyatakan bahwa “Metode kerja kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas ”. 10 Jadi dapat dikatakan metode kerja kelompok ini, format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, siswa mampu berfikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara bersama-sama. Sehingga dalam proses pembelajaran guru hanya menjadi fasilitator, motivator, dan mediator. Dengan demikian siswalah yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam arti siswa mencari tahu jawaban permasalahan yang diberikan guru secara bersama- sama di dalam kelompoknya. Maka dari itu terjadilah interaksi aktif antar siswa. Bagi siswa yang belum memahami materi bisa berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari metode kerja kelompok antara lain adalah 1 Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berfikir kritis dan analisis siswa secara optimal; 2 Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis dalam menghadapi setiap permasalahan; 3 Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain; 4 8 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005, cet. II, hlm. 52. 9 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum Konsep Islami, Bandung: PT. Refika Aditama, 2009, cet. III, h. 64. 10 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 15. Mendorong tumbuhnya sikap demokrasi dikalangan siswa; 5 Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif, rasional, dan sistematis dalam beragumentasi guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama antar anggota kelompok; 6 Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara terbuka; 7 Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah; 8 Melatih kepemimpinan siswa; 9 Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat, dan pengalaman antar mereka; dan 10 Merupakan wadah yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar. 11 Metode kerja kelompok dianggap mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, karena telah diteliti sebelumnya oleh Sarmanah dalam judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok, menyatakan bahwa: Hasil penelitian Sarmanah dengan judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok dapat disimpulkan bahwa “minat belajar IPS dapat meningkat dengan menggunakan metode kerja kelompok pada MI Al-Wathoniyah 12 di kelas II Jakarta Timur, terlihat dari data peningkatan minat dari siklus I sebesar 65,42 dan siklus II menjadi 86,93”. 12 Berkaitan hal tersebut di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Penelitian tersebut dengan judul “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03 ”. 11 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op. cit., h. 91. 12 Sarmanah, “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kerja Kelompok”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 72-73, tidak dipublikasikan.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN Pisangan 03. Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Masih banyaknya siswa yang tidak menyukai pelajaran PKn. 2. Proses pembelajaran PKn didominasi oleh guru. 3. Kurangnya persiapan guru dalam proses pembelajaran PKn. 4. Siswa cenderung pasif dan kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran PKn. 5. Sumber belajar PKn terbatas pada LKS PKn. 6. Metode pembelajaran PKn yang digunakan kurang variatif.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Fokus Penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn dengan menerapkan metode kerja kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03. Agar masalah yang dibahas tidak meluas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kerja kelompok. Metode kerja kelompok ini dijadikan sebagai medote pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn agar proses pembelajaran menjadi bermakna dan terjadi interaksi anatara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga hasil belajar memuaskan. 2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn dibatasi pada kegiatan belajar siswa yang digagas oleh Paul B.Diedrich dalam 8 kelompok yaitu kegiatan visual, lisan, mendengar, menulis, menggambar, motorik, mental, dan emosional. 3. Mata pelajaran PKn yang dibatasi dalam materi keputusan bersama.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN Pisangan 03?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui penerapan metode kerja kelompok di kelas V SDN Pisangan 03.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada semua pihak yang terkait langsung terhadap dunia pendidikan, terutama bagi: 1. Bagi Siswa, dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn. 2. Bagi Sekolah, memberikan masukan bagi sekolah terutama guru-guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran PKn. 3. Bagi guru, memberikan metode alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn untuk mengatasi siswa yang pasif yaitu dengan metode kerja kelompok.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

6 48 148

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS V Peningkatan Minat Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN 02 Petung Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/

0 0 13

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI Peningkatan Minat Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN 02 Petung Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran

0 0 11

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelaj

0 1 12

PENDAHULUAN Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 5

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Ka

0 1 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

Peningkatan keaktifan belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SDN Karangwuni 1 melalui penggunaan media gambar.

0 3 267