Guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode kerja kelompok ini hanya membantu selama proses pembelajaran
berlangsung. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
g. Manfaat Metode Kerja Kelompok
Seperti halnya metode-metode pembelajaran yang lain, metode kerja kelompok mempunyai banyak manfaat yang dapat diperoleh antara lain
adalah sebagai berikut: 1 Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berfikir kritis
dan analisis siswa secara optimal. 2 Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis dalam menghadapi setiap
permasalahan. 3 Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa, mau mendengarkan dan
menghargai pendapat orang lain. 4 Mendorong tumbuhnya sikap demokrasi dikalangan siswa.
5 Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif, rasional, dan sistematis dalam beragumentasi
guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama antar anggota kelompok.
6 Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara terbuka.
7 Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah. 8 Melatih kepemimpinan siswa.
9 Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat, dan pengalaman antar mereka.
10 Merupakan wadah yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar.
15
Selain itu menurut Masitoh dan Laksmi Dewi, mengapa guru memilih kerja kelompok sebagai metode pembelajaran karena bermanfaat,
diantaranya sebagai berikut:
1 Kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan demokratis.
2 Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar. 3 Kerja kelompok tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar
di luar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi, seperti observasi, wawancara, cari buku diperpustakaan umum, dan sebagainya.
16
Dari semua manfaat yang ada di atas intinya manfaat dari metode kerja kelompok adalah mengoptimalkan peran kerja tim dalam bekerja sama
menyelesaikan tugas atau suatu masalah dan mampu melatih siswa agar aktif dalam belajar. Selain itu menjadikan siswa semakin mengerti dengan
keberagaman pandangan dan perbedaan, dan semakin dewasa dalam menyelesaikan maslah yang menyangkut kelompok baik organisasi maupun
keluarga.
2. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar
Dalam proses pembelajaran dibutuhkan kektifan siswa dalam belajar, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Karena menurut Dave Meier,
belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan
kearifan menjadi keaktifan.
17
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak ada belajar kalau tidak ada keaktifan siswa dalam belajar.
Anak adalah makhluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif serta mengalaminya
sendiri. John Dewey mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa
15
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op. cit., h. 91.
16
Masitoh dan Laksmi Dewi, op. cit., h. 186.
17
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h. 75.