5 Menyiapkan name tag sebagai tahap awal perkenalan. Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa aktif dalam proses
pembelajaran PKn berdasarkan indikator yang ingin dicapai untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan metode
kerja kelompok.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan 2 dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 09 April 2015 dan hari
kamis tanggal 16 April 2015. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer yang juga sebagai guru
pembelajaran PKn guru kelas. Setiap pelaksanaan proses pembelajaran peneliti selalu mengamati keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan belajar siswa yang telah dibuat. 1 Pertemuan Pertama 09 April 2015
Pada pertemuan pertama pembelajaran PKn membahas materi tentang keputusan bersama secara musyawarah. Pembelajaran dimulai dengan salam
pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini
ada 2 dua siswa yang tidak hadir dikarenakan izin, kemudian guru mengkondisikan siswa agar aktif dan semangat pada saat proses pembelajaran
PKn berlangsung dan memberikan ice breaking berupa gerakan refleksi, yaitu semua siswa berdiri dan menghadap ke kanan kemudian pijat bahu teman di
depannya, setelah itu bergantian. Selanjutnya guru menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menjelaskan pengertian musyawarah,
prinsip-prinsip, manfaat dan kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan musyawarah. Setelah itu guru membentuk kelompok dalam kelas menjadi 4
empat kelompok, pembentukan kelompok dengan cara perbaris-perbaris. Satu
kelompok terdiri dari 8 delapan siswa. Pada saat pengelompokan terjadi sedikit keributan karena ada beberapa siswa yang tidak mau sekelompok dan
ingin pindah kelompok. Guru memberi intruksi kepada masing-masing kelompok untuk memilih ketua kelompok. Setelah membentuk kelompok guru
menjelaskan tata cara kerja dalam kerja kelompok. Setelah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru melanjutkan
proses pembelajaran dengan memperlihatkan gambar tentang musyawarah
Gambar 4.1 Musyawarah
Selanjutnya guru memberikan permasalahan berupa pertanyaan tentang materi musyawarah
. Ibu guru bertanya “Gambar apakah ini?” Para siswa menjawab secara bersama-
sama “Orang-orang sedang berkumpul, gambar musyawarah”. Ibu guru melanjutkan pertanyaannya “Apa yang kamu ketahui
tentang musyawarah ?” para siswa menjawab bersama-sama “Cara
pe ngambilan keputusan bersama.” “Cara pengambilan keputusan bersama yang
seperti apa?,” lanjut Bu guru. Para siswa diam sejenak memikirkan jawaban dari pertanyaan Ibu guru. Salah
satu siswa di kelas menjawab “Cara keputusan bersama dengan berkumpul di suatu tempat untuk menyelesaikan masalah
.” “Ya... benar, bagus jawabannya” puji Ibu guru. Setelah itu guru memberikan
bahan bacaan tentang musyawarah kepada setiap siswa. Ibu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca bahan
bacaan tersebut dan memerintahkan kepada setiap kelompok untuk membuat peta konsep tentang musyawarah. Selama siswa membuat peta konsep guru
berkeliling memperhatikan siswa. Setelah selesai membuat peta konsep, setiap
kelompok memperlihatkan hasilnya dan membacakan secara singkat isi dari peta konsep tersebut. Kemudian guru
bertanya “Sampai sini apakah ada pertanyaan tentang musyawarah?” Para siswa menjawab bersama-sama, “Tidak
ada.” “Baik kalau begitu pembelajaran kita lanjutkan,” lanjut Bu guru.
Pembelajaran dilanjutkan, dengan guru memberikan Lembar Kerja Siswa LKS yang diselesaikan secara berkelompok. Selama proses kerja kelompok,
guru mengawasi, membimbing, mengamati dengan berkeliling ke setiap kelompok serta menilai keaktifan siswa berdasarkan indikator keaktifan yang
telah dibuat. Setelah beberapa saat mereka berdiskusi, kemudian Ibu guru bertanya. “Apakah diskusinya sudah selesai?” Ada yang menjawab sudah, dan
ada yang menjawab belum. Setelah proses kerja kelompok selesai, guru memerintahkan untuk
kelompok satu untuk pertama mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Posisi guru adalah menyimak dan mengevaluasi atau meluruskan jawaban
siswa yang kurang tepat. Selama proses presentasi berlangsung suasana kelas menjadi agak berisik, beberapa siswa mengambil kesempatan untuk bercanda
dan mengobrol dengan temannya. Lalu guru mengingatkan agar kelompok yang lain untuk memperhatikan, karena nanti akan diberi kesempatan untuk
berpendapat atau ditunjuk oleh guru untuk berpendapat. Salah seorang dari kelompok empat
berteriak, “Suaranya nggak kedengeran” yang lain menimpali “Iya yang keras dong.” Ibu guru menenangkan dengan berkata “Ayo lanjutkan
dan keraskan suaranya dan yang lain tenang jangan berisik agar suaranya kedengaran”. Setelah itu presentasi dilanjutkan kelompok dua, tiga dan empat.
Setelah selesai prese ntasi, guru memberikan pujian “Ya semua
presentasinya bagus, tepuk tangan untuk kita semua” Ibu guru melanjutkan dengan memberikan pertanyaan, “Masih ada yang kurang paham tentang
musyawarah?” Siswa menjawab secara bersama-sama “Sudah paham bu.”
Untuk mengetahui siswa benar-benar paham, maka guru bertanya kepada siswa terkait dengan musyawarah.
Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama tentang materi keputusan bersama secara musyawarah. Kemudian guru
memberikan reward bagi siswa dan kelompok yang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan motivasi bagi siswa yang belum aktif.
Setelah itu guru memberitahu materi yang akan dipelajari dipertemuan selanjutnya yaitu tentang keputusan bersama secara voting dan aklamasi dan
menugaskan siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan dipertemuan selanjutnya. Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan
hamdalallah dan mengucapkan salam. Dari pertemuan ini dijumpai beberapa kendala yang dapat menghambat
usaha untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Diantaranya guru kurang bisa mengontrol waktu pembelajaran, kurang bisa mendisiplinkan siswa
sehingga suasana kelas menjadi gaduh dan siswa masih kurang aktif. Selain itu siswa masih belum terbiasa dengan metode kerja kelompok sehingga siswa
masih saling mengandalkan satu sama lain. 2 Pertemuan Kedua 16 April 2015
Pertemuan kedua ini sama seperti pertemuan sebelumnya. Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan
kesiapan belajar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, dan guru mempersiapkan kondisi siswa dengan melakukan ice
breaking agar siswa bersemangat mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru menyebutkan tujuan pembelajaran hari ini yaitu siswa mampu menjelaskan
pengertian voting dan aklamasi, cara-cara proses voting, hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan voting dan menjelaskan perbedaan
musyawarah, voting, dan aklamasi. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 lima kelompok. pembagian kelompok menggunakan pemilihan kartu berwarna. Satu
kelompok terdiri dari 6 enam - 7 tujuh siswa.
Gambar 4.2 Kartu Berwarna
Ketika masuk kegiatan inti, siswa memperhatikan suatu video tentang voting dan aklamasi. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan terkait video
yang telah ditampilkan. Ibu guru bertanya “Video tentang apa yang telah kalian
tonton ?” Para siswa menjawab secara bersama-sama “Tentang voting dan
aklamsi ”. Ibu guru melanjutkan pertanyaannya dan mengarahkannya kepada
kelompok 1 satu “Apa yang kamu ketahui tentang voting?” kelompok 1
satu menjawab bersama- sama “Cara pengambilan keputusan dengan
perolehan suara terbanyak .” “Coba kelompok 2 dua, apakah benar jawaban
dari kelompok 1 satu?,” lanjut Bu guru. Perwakilan kelompok 2 dua menjawab “ Benar bu”, “Coba sebutkan contohnya”, lanjut bu guru. Kelompok
2 dua menjawab secara bersama-sama “Pemilihan ketua kelas”. “Benar ya
jawaban dari kelompok 1 satu, voting adalah cara pengambilan keputusan dengan perolehan suara terbanyak dan salah satu contohnya pemilihan ketua
kelas ”, puji ibu guru. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada
kelo mpok 3 tiga “Apa pengertian dari aklamasi?” Para siswa diam sejenak
memikirkan jawaban dari pertanyaan Ibu guru. Salah satu siswa di kelas menjawab “Cara pengambilan keputusan dengan ditunjuk langsung atau secara
lisan”. “Ya... benar, bagus jawabannya” puji Ibu guru. Setelah itu guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Setelah itu guru memerintahkan siswa untuk menyimpulkan pengertian tentang pengambilan
keputusan dengan membuat peta konsep.
Gambar 4.3 Hasil Kerja Siswa Bentuk Peta Konsep
Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian LKS dan dikerjakan secara bersama-sama.
Gambar 4.4 Lembar Kerja Siswa
Setelah 20 dua puluh menit siswa mengerjakan LKS, selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Setelah
membacakan hasil kerja kelompok guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Terlihat ada sis
wa yang mengancungkan tangan, “Bu jadi apa perbedaan dari ketiga cara pengambilan keputus
an tersebut?”, “Ayo, siapa yang bi
sa menjawab?” lanjut bu guru. “Saya bu” ucap salah satu siswa di kelas. “Ya, Syarif apa jawabanya?” lanjut bu guru. “Bedanya kalau musyawarah
banyak pendapat, kalau voting pemilihan suara terbanya, kalau aklamasi tunjuk la
ngsung” jawab Syarif. “Ya bagus jawabannya” puji Ibu guru. “Masih ada yang ingin bertanya?” ucap bu guru memberikan kesempatan bertanya. Siswa
menjawab serentak “Tidak ada”.
Setelah proses tanya jawab guru memberikan penjelasan melalui slide, dan siswa
memperhatikannya. Kemudian
pembelajaran diakhiri
dengan menyimpulkan bersama-sama tentang materi keputusan bersama secara voting
dan aklamasi. Kemudian guru memberikan apresiasi bagi siswa dan kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan motivasi bagi siswa
yang belum aktif. Setelah itu guru memberikan tugas kelompok jangka panjang yaitu membuat kliping tentang cara pengambilan keputusan bersama yaitu
musyawarah, voting dan aklamasi. Tugas tersebut dikumpulkan pada tanggal 30 April 2015. Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan
hamdalallah dan mengucapkan salam. Dari pertemuan ini keaktifan belajar siswa sudah sedikit meningkat,
walaupun masih mengalami hambatan yaitu siswa masih belum disiplin dan guru masih belum bisa mengontrol waktu pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer yaitu guru PKn guru kelas melakukan penilaian dan pengamatan selama proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.
1
Observer mengamati aktivitas siswa dan guru peneliti dalam proses pembelajaran PKn berlangsung. Selain itu peneliti melakukan pengamatan dan
penilaian keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Observasi tersebut untuk mengetahui hal-hal yang kurang atau yang harus diperbaiki guna
menyempurnakan kegiatan KBM di siklus II. Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa
kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terjadi pada proses pembelajaran antara lain:
1 Kecilnya ruang kelas sehingga kesulitan untuk mengatur posisi kelompok, sehingga suasana yang kurang kondusif atau gaduh saat pembentukan
kelompok. 2 Masih banyak siswa ynag kurang aktif dalam kerja kelompoknya karena
saling mengandalkan teman yang lain. 3 Masih ada siswa yang kurang percaya diri dalam mengajukan pendapat, atau
pertanyaan karena takut salah. 4 Tidak meratanya siswa yang diberikan kesempatan untuk berpendapat,
bertanya, dan menjawab. 5 Guru kurang bisa menguasai kelas dengan baik, hal ini dapat terlihat dari
masih ada beberapa siswa yang mengobrol atau bercanda dengan teman sebangkunya.
6 Pada pertemuan pertama kurangnya media yang digunakan, namun pada pertemuan kedua media yang digunakan sudah baik karena menggunakan
video dan power point.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini, peneliti bersama guru mata pelajaran PKn yang bertugas sebagai observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada
1
Lembar observasi terlihat pada lampiran 6 enam – lampiran 12 dua belas.
siklus I. Tahap refleksi ini bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan siklus I dan akan dilakukan pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis
pada siklus I yang dilaksanakan dengan 2 dua kali pertemuan dengan menggunkan metode kerja kelompok sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang
telah direncanakan. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan supaya pada siklus I dapat diperbaiki. Permasalahan
tersebut antara lain:
Tabel 4.1 Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I No
Permasalahan Rencana Perbaikan
1. Kecilnya ruang kelas sehingga
kesulitan untuk mengatur posisi kelompok, sehingga suasana yang
kurang kondusif atau gaduh saat pembentukan kelompok.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru sudah mengelola kelas sesuai
dengan kelompok
yang akan
dibentuk.
2. Masih terdapat siswa yang kurang
aktif dalam kerja kelompok karena mengandalkan teman yang
lain. Memperhatikan
jalannya kerja
kelompok sehingga terlihat siapa yang aktif, dan bagi yang aktif di
dalam kelompoknya mendapatkan point atau nilai tambahan.
3. Masih ada siswa yang belum
percaya diri dalam mengajukan pendapat atau pertanyaan karena
takut salah. Memberikan motivasi bahwa kita
semua sedang belajar, jadi wajar apabila
jawaban salah,
serta memberikan reward bagi mereka
yang berani bertanya, menjawab, atau berpendapat.
4. Tidak meratanya siswa yang
diberikan kesempatan
untuk Untuk menghindari ketidak adilan
dalam memberikan kesempatan,
berpendapat, bertanya,
dan menjawab.
maka guru memegang absen untuk menandai
siswa berpendapat,
bertanya dan menjawab. Sehingga terlihat siapa yang sudah dan
belum diberi kesempatan.
5. Guru kurang bisa menguasai
kelas dengan baik, hal ini dapat terlihat dari masih ada beberapa
siswa yang
mengobrol atau
bercanda dengan
teman sebangkunya.
Posisi guru tidak harus berdiri di depan, namun sesekali berjalan ke
tempat duduk siswa dan menegur siswa
yang mengobrol
atau bercanda.
6. Pada
pertemuan pertama
kurangnya media
yang digunakan.
Selain menggunakan gambar media yang akan digunakan adalah video
atau materi berbentuk Power Point. Berdasarkan data Tabel 4.1 mengenai keaktifan belajar siswa pada siklus I,
peneliti merasa bahwa siklus I belum mencapai hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif mencapai ≥ 80 dari jumlah siswa yang ada di
kelas.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan
metode kerja kelompok. siklus ini dilakukan sebanyak 2 dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015 dan 02 Mei 2015.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari tindakkan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan ini adalah: 1 Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP. 2 Menyiapkan media yang akan digunakan seperti buku dan Lembar Kerja
Siswa LKS. 3 Menyiapkan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.
4 Menyiapkan lembar observasi keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran PKn berlangsung dan lembar observasi proses belajar
mengajar.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan 2 dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 April 2015 dan hari
Sabtu tanggal 02 Mei 2015. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer yang juga sebagai guru
pembelajaran PKn guru kelas. Setiap pelaksanaan proses pembelajaran peneliti selalu mengamati keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan belajar siswa yang telah dibuat. 1 Pertemuan Pertama 30 April 2015
Pada pertemuan pertama di siklus II pembelajaran PKn membahas materi tentang mematuhi keputusan bersama. Pembelajaran dimulai dengan salam
pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini
ada 1 satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit, kemudian guru mengkondisikan siswa agar aktif dan semangat pada saat proses pembelajaran
PKn berlangsung dan memberikan ice breaking. Selanjutnya guru
menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menjelaskan cara melaksanakan keputusan bersama, menyebutkan nilai yang terkandung dalam
sila ke empat Pancasila dan dapat menentukan sikap yang tepat terhadap keputusan bersama. Setelah itu guru membentuk kelompok, berdasarkan
refleksi pada siklus I yaitu pemilihan kelompok yang tidak tepat, maka untuk pertemuan kali ini guru membagi kelompok dengan memilih sesuai dengan
kemampuan siswa, sehingga pembagian kelompok menjadi homogen. Kelompok dibagi menjadi 4 empat kelompok, satu kelompok terdiri dari 8
delapan siswa. Setelah membentuk kelompok guru menjelaskan tata cara kerja dalam kerja kelompok.
Ketika masuk kegiatan inti, guru memberikan suatu permasalahan berupa sebuah kasus. Setiap siswa mendapatkan teks kasus tersebut. Sebelum
membahas kasus tersebut, terlebih dahulu siswa membaca teks tersebut secara estafet sehingga semua siswa fokus dan tidak ada yang bercanda maupun
mengobrol dengan temannya. Ada 10 sepuluh siswa yang membaca dengan pengulangan sebanyak 3 tiga kali. Setelah semua memahami kasus guru
memberikan pertanyaan mengenai sikap yang terlihat dari kasus tersebut dan bagaimana sikap yang tepat. Dalam proses tanya jawab tersebut terlihat hampir
semua siswa mengancungkan tangannya untuk menjawab dan mengeluarkan pendapatnya. Kemudian guru melihat daftar siswa untuk memilih siswa yang
belum sama sekali mendapatkan kesempatan. Ada 10 sepuluh orang yang diberikan kesempatan menjawab dan mengeluarkan pendapatnya, selanjutnya
guru memberikan penjelasan menggunakan slide. Guru mengajukan pertanyaan “Jadi dalam dengan melakukan musyawarah, kita sudah mencerminkan nilai-
nilai yang terkadung dalam s ila keberapa?”, semua siswa menjawab secara
bersama- sama “Sila ke empat”. “Apa bunyi sila ke empat?” tanya bu guru.
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwa
kilan”, jawab siswa serentak. “Sampai sini ada pertanyaan?” lanjut bu guru. “Tidak ada” jawab siswa.
Setelah membahas sebuah kasus dan memberikan penjelasan, siswa mendemonstrasikan organisasi kelas untuk membuat peraturan di kelas dengan
cara pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Setiap kelompok harus memilih 3 tiga orang temannya untuk dijadikan ketua, sekretaris dan juru
bicara. Selama siswa mengerjakan tugas guru berkeliling mengawasi jalannya proses kerja kelompok. Terlihat dalam proses kerja kelompok semua anggota
kelompok sudah ikut andil atau sudah mau berpendapat untuk menyelesaikan tugas kelompok tersebut. Selama 20 dua puluh menit siswa berdiskusi,
kemudian dilanjutkan dengan membacakan hasil laporan kerja kelompok. Setiap kelompok memberikan suaranya untuk mengambil hasil keputusan
bersama. Setelah semua kelompok membacakan hasil kerja kelompoknya, siswa mendapatkan produk berupa sebuah peraturan yang telah disepakati
bersama diantaranya yaitu 1 tidak boleh bertengkar di kelas maupun sekolah, 2 tidak boleh berkata-kata kasar, 3 tidak boleh membuang sampah
sembarangan, 4 tidak boleh bercanda atau mengobrol ketika proses pembelajaran berlangsung. Apabila melanggar peraturan yang telah disepakati
maka akan dikenakan sanksi.
Gambar 4.5 Hasil Demonstrasi Siswa
Kemudian pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama tentang materi mematuhi keputusan bersama. Kemudian guru memberikan
apresiasi bagi siswa dan kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan motivasi bagi siswa yang belum aktif. Setelah itu guru
memberikan tugas kelompok yaitu mencari tahu hasil keputusan apa saja yang ada di keluarga, sekolah dan masyarakat. Selanjutnya bagi tugas kliping yang
belum mengumpulkan maka dikumpulkan pada hari Sabtu tanggal 02 Mei 2015.
Gambar 4.6 Tugas Kliping
Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdalallah dan mengucapkan salam.
2 Pertemuan Kedua 02 Mei 2015 Pada pertemuan kedua di siklus II pembelajaran PKn masih membahas
materi tentang mematuhi keputusan bersama. Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar
siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini ada 1 satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit, kemudian guru
mengkondisikan siswa agar aktif dan semangat pada saat proses pembelajaran PKn berlangsung dan memberikan ice breaking. Selanjutnya guru
menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menyebutkan contoh- contoh keputusan bersama, manfaat mematuhi dan melaksanakan keputusan
bersama, dan keuntungan dan kerugian mematuhi dan melaksanakan keputusan bersama. Pada pertemuan kedua ini guru tidak membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, karena guru akan melakukan kuis secara lisan untuk menilai sejauh mana keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn.
Sebelum memulai kuis, guru mengulas kembali materi-materi sebelumnya. Pada pertemuan sebelumnya siswa diberikan tugas membuat kliping dan
mencari tahu contoh-contoh keputusan bersama di lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
Selanjutnya setiap
kelompok untuk
mempresentasikan klipingnya. Setelah selesai mempresentasikan kliping, selanjutnya guru bertanya mengenai tugas keduanya yaitu tentang contoh hasil
keputusan bersama, “Hasil keputusan apa yang kamu dapat di keluarga, sekolah dan masyarakat?”. Sebanyak 6 enam siswa yang mewakilkan untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian guru bersama siswa menjelaskan manfaat, keuntungan dan kerugian dalam mematuhi dan melaksanakan
keputusan bersama.
Pembelajaran dilanjutkan dengan kuis untuk mengetahui keaktifan belajar siswa. Guru meminta bantuan pada observer yaitu guru kelas untuk mengamati
siapa siswa yang cepat mengancungkan tangannya. Kuis ini dibagi menjadi menjadi 2 dua bagian. Bagian pertama setiap siswa diberikan satu pertanyaan
dan yang lain memperhatikan, karena apabila siswa tersebut tidak bisa menjawab maka soal akan diperebutkan.bagian kedua soal rebutan siapa yang
lebih cepat mengancungkan tangannya maka siswa tersebut yang menjawab. Pada proses kuis ini terlihat siswa sangat berantusias untuk mengikutinya. Hal
ini pun terlihat banyak siswa yang mengancungkan tangannya dengan mengucapkan “Saya bu... saya bu...”.
Setelah selesai pemenang kuis tersebut mendapatkan hadiah. Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama tentang semua materi yang telah
dibahas pada semester II ini. Kemudian guru memberikan apresiasi bagi siswa dan kelompok yang talah berperan aktif dalam proses pembelajaran PKn
selama ini. Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdalallah dan mengucapkan salam.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi pada siklus II ini sama seperti siklus I yaitu dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan yang melakukan pengamatan
adalah peneliti dan observer. Berdasarkan hasil pengamatan diharapkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn meningkat. Setelah dilaksanakannya kuis
di akhir siklus II hasil keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn sudah mencapai hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif
mencapai ≥ 80 dari jumlah siswa yang ada di kelas.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok sangat memberikan
efek positif terhadap siswa, sehingga siswa begitu semangat dan aktif selama proses pembelajaran PKn berlangsung, serta timbulnya sikap kebersamaan,
tanggung jawab, dan jauh lebih kompak. Hasil keaktifan belajar siswa pada siklus II sudah menunjukan peningkatan dibandingkan pada siklus I dengan penerapan
metode kerja kelompok, sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu meningkatnya keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang diperoleh dari berbagai siklus. Diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi a Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Lembar kegiatan guru diberikan kepada observer setiap siklusnya, yaitu siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah tabel kegiatan mengajar guru siklus I
dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru No
Aspek yang Diamati Siklus I
Siklus 2 Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan kelas. 1
2 2
3 2. Memberikan apersepsi dan motivasi.
2 2
2 2
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2
2 2
3 4. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja kelompok.
2 2
3 2
II Kegiatan Inti
1. Menjelasan secara umum topik yang akan dibahas
2 2
3 3
2. Mengajukan pertanyaan terkait materi 2
3 3
3 3. Membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok. 3
3 3
3 4. Memfasilitasi dan memberikan
kesempatan setiap kelompok untuk berfikir dan menganalisis tugas
1 3
3 3
5. Membimbing dan mengawasi siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas secara
berkelompok. 2
3 3
3
6. Memberikan kesampatan siswa untuk bertanya, menjawab dan memberikan
pendapat atau tanggapan. 2
2 3
3
7. Memberikan respon terhadap pertanyaan, jawaban atau tanggapan siswa.
2 2
3 3
8. Memotivasi siswa untuk bertanya, menjawab, atau berpendapat.
1 2
2 3
9. Memberikan kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
3 3
3 3
10. Mengevaluasi hasil kerja kelompok siswa.
1 2
3 3
III Kegiatan Penutup
1. Melakukan konfirmasi 1
2 3
3 2. Memberikan kesimpulan dan tindak
lanjut 2
3 2
3 Jumlah Skor
29 40
43 46
Persentase Nilai Jumlah SkorSkor Maksimum x 100
60,41 83,33 89,58 95,83 Rata-rata
71,85 92,71
Keterangan Cukup
Baik Dari Tabel 4.2 terlihat peningkatan dari setiap pertemuan pada setiap
siklusnya. Pada siklus I pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 60,41 dan pertemuan kedua sebesar 83,33, sehingga menghasilkan rata-rata
persentase kegiatan mengajar guru sebesar 71,85 dengan kategori cukup baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar
89,58 dan pertemuan kedua sebesar 95,83, sehingga menghasilkan rata-rata persentase kegiatan mengajar guru sebesar 92,71 dengan kategori baik. Jadi
dapat dikatakan bahwa kegiatan mengajar guru dari siklus I ke siklus II meningkat dari kategori cukup menjadi baik.
b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Adapun hasil pengamatan penerapan metode kerja kelompok pada kegiatan
belajar siswa melalui lembar observasi terkait dengan penerapan metode kerja kelompok sesuai dengan perencanaan dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa
NO Aspek yang Diamati
Siklus I Siklus II
Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2 I
Kegiatan Pendahuluan
1. Mematuhi guru dalam mengondisikan kelas.
1 2
2 3
2. Menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan guru.
2 2
2 2
3. Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
2 2
2 3
4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja
2 2
3 3
kelompok yang disampaikan guru.
II Kegiatan Inti
1. Menyimak penjelasan secara umum topik yang akan dibahas oleh guru.
2 2
3 3
2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang berikan guru.
2 2
2 3
3. Saling berbagi dan bekerja sama antar siswa dalam kelompok.
1 2
2 3
4. Setiap kelompok berfikir dan menganalisis tugas.
3 3
2 3
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas secara berkelompok.
3 3
3 3
6. Siswa bertanya, menjawab dan memberikan pendapat atau tanggapan.
1 2
2 3
7. Menyimak respon yang diberikan guru atas pertanyaan, jawaban atau tanggapan
siswa. 2
2 3
3
8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab, atau berpendapat.
1 2
2 2
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.
3 3
3 3
10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok siswa yang disampaikan guru.
2 2
3 3
III PENUTUP
1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan
guru.
2 2
3 3
2. Memberikan kesimpulan materi yang sudah dipelajari.
2 2
2 3
Dari Tabel 4.3 terlihat peningkatan dari setiap pertemuan pada setiap siklusnya. Pada siklus I pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 64,58
dan pertemuan kedua sebesar 72,91, sehingga menghasilkan rata-rata persentase kegiatan belajar siswa sebesar 68,75 dengan kategori cukup baik.
Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 81,25 dan pertemuan kedua sebesar 95,83, sehingga menghasilkan rata-rata
persentase kegiatan belajar siswa sebesar 88,54 dengan kategori baik. Jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat
dari kategori cukup menjadi baik. c Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
1 Siklus I Adapun hasil pengamatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan
metode kerja kelompok pada siklus I melalui lembar observasi terkait dengan indikator keaktifan belajar sesuai dengan perencanaan dapat dilihat dalam
Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I
Jumlah Skor 31
35 39
46 Persentase Nilai Jumlah SkorSkor Maksimum
x 100 64,58 72,91 81,25 95,83
Rata-rata 68,75
88,54 Keterangan
Cukup Baik
Subjek Penilaian
Jumlah Persentase Keterangan
Pert 1 Pert 2
S 1
23 28
51 56,67
Kurang
S 2
26 29
55 61,11
Cukup
S 3
21 24
45 50,00
Kurang
S 4
22 26
48 53,33
Kurang
S 5
25 29
54 60,00
Cukup
S 6
23 29
52 57,78
Kurang
S 7
21 24
45 50,00
Kurang
S 8
28 30
58 64,44
Cukup
S 9
20 24
44 48,89
Kurang
S 10
35 38
73 81,11
Baik
S 11
33 35
68 75,56
Cukup
S 12
28 33
61 67,78
Cukup
S 13
20 24
44 48,89
Kurang
S 14
36 39
75 83,33
Baik
S 15
21 24
45 50,00
Kurang
S 16
20 23
43 47,78
Kurang
S 17
22 26
48 53,33
Kurang
S 18 -
26 26
28,89 Kurang
S 19
32 34
66 73,33
Cukup
S 20
21 24
45 50,00
Kurang
S 21
36 39
75 83,33
Baik
S 22 -
26 26
28,89 Kurang
S 23
19 23
42 46,67
Kurang
S 24
38 40
78 86,67
Baik
S 25
32 34
66 73,33
Cukup
S 26
32 39
71 78,89
Cukup
S 27
35 41
76 84,44
Baik
S 28
31 38
69 76,67
Cukup
S 29
28 30
58 64,44
Cukup
S 30
29 32
61 67,78
Cukup
Berdasarkan Tabel 4.4 hasil keseluruhan observasi keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan metode kerja kelompok pada
siklus I di atas diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I
Dilihat dari Tabel 4.5 hasil keaktifan belajar secara keseluruhan pada siklus I terlihat bahwa hanya 5 lima orang siswa yang baru aktif 15,62,
13 tiga belas orang siswa yang cukup aktif 40,63, dan 14 empat belas orang siswa yang kurang aktif 43,75. Dengan rata-rata persentase
keaktifan belajar sebesar 62,19 dengan kategori cukup. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan metode kerja kelompok pada pembelajaran PKn di siklus I
masih kurang berhasil, karena tidak sesuai dengan hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus dalam kategori baik atau aktif
dengan lebih besar atau sama dengan 80 dari jumlah siswa di kelas. Maka dari itu peneliti memandang perlu untuk melanjutkan ke pelaksanaan siklus
II. S 31
30 31
61 67,78
Cukup
S 32
30 32
62 68,89
Cukup
Jumlah 1791
Rata-rata
62,19 Cukup
Keaktifan Belajar Siswa
Frekuensi Jumlah Persentase
Aktif 5
32 15,62
Cukup Aktif 13
40,63
Kurang Aktif
14 43,75
2 Siklus II Pada siklus I keaktifan belajar siswa tidak sesuai dengan hasil
interventasi tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti melakukan kegiatan siklus II, berikut hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus
II:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II
Subjek Penilaian
Jumlah Persentase Keterangan
Pert 1 Pert 2
S 1
38 39
77 85,56
Baik
S 2
43 44
87 96,67
Baik
S 3 35
36 71
78,89 Cukup
S 4 34
36 70
77,78 Cukup
S 5 43
44 87
96,67 Baik
S 6 39
39 78
86,67 Baik
S 7
42 42
84 93,33
Baik
S 8 41
41 82
91,11 Baik
S 9 38
39 77
85,58 Baik
S 10 43
44 87
96,67 Baik
S 11
42 43
85 94,44
Baik
S 12
40 41
81 90,00
Baik
S 13 37
38 75
83,33 Baik
S 14 44
45 89
98,89 Baik
S 15 36
37 73
81,11 Baik
S 16
40 40
80 88,89
Baik
S 17
41 42
83 92,22
Baik
S 18 41
42 83
92,22 Baik
S 19 42
43 85
94,44 Baik
S 20 41
42 83
92,22 Baik
S 21 42
43 85
94,44 Baik
S 22 40
40 80
88,89 Baik
S 23
34 34
68 75,56
Cukup
S 24 -
43 43
47,78 Kurang
S 25 41
41 82
91,11 Baik
S 26 42
43 85
94,44 Baik
S 27 44
44 88
97,78 Baik
S 28 42
45 87
96,67 Baik
S 29
40 41
81 90,00
Baik
S 30 41
42 83
92,22 Baik
S 31 39
40 79
87,78 Baik
S 32 41
42 83
92,22 Baik
Jumlah
2561
Rata-rata
88,92 Baik
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil keseluruhan observasi keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan metode kerja kelompok pada
siklus II di atas diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II Keaktifan
Belajar Siswa Frekuensi Jumlah
Persentase Aktif
28 32
87,50
Cukup Aktif 3
9,38
Kurang Aktif 1
3,12
Dilihat dari Tabel 4.7 hasil keaktifan belajar secara keseluruhan pada siklus II terlihat bahwa hanya 28 dua puluh delapan orang siswa yang aktif
87,50, 3 tiga orang siswa yang cukup aktif 9,38, dan 1 satu orang siswa yang kurang aktif 3,12. Dengan hasil rata-rata persentase sebesar
88,92. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan metode kerja kelompok pada pembelajaran PKn di siklus II sudah dikatakan berhasil, karena sesuai dengan
hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus dalam kategori baik atau aktif dengan lebih besar atau sama dengan 80 dari
jumlah siswa di kelas. Pada siklus II siswa yang aktif dan dalam kategori baik ada 28 dua puluh delapan orang siswa dengan persentase sebesar 87,50.
d Hasil Tes Belajar Tes hasil belajar dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran pada setiap
siklus. Hasil belajar ini merupakan bukti pencapaian salah satu indikator keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn yaitu pada kegiatan menulis.
Hasil belajar dikatakan tuntas apabila nilai rata-rata sama dengan atau lebih dari nilai KKM yaitu 67.
Tabel 4.8 Hasil Tes Belajar
Subjek Hasil Tes
Belajar Siklus I
Keterangan Hasil Tes
Belajar Siklus II
Keterangan
S1 65
Belum Tuntas 86
Tuntas
S2
70 Tuntas
71 Tuntas
S3 50
Belum Tuntas 69
Tuntas
S4 53
Belum Tuntas 74
Tuntas
S5 60
Belum Tuntas 71
Tuntas
S6
60 Belum Tuntas
57 Belum Tuntas
S7 70
Tuntas 80
Tuntas
S8 65
Belum Tuntas 97
Tuntas
S9 60
Belum Tuntas 91
Tuntas
S10
83 Tuntas
97 Tuntas
S11
73 Tuntas
89 Tuntas
S12 63
Belum Tuntas 89
Tuntas
S13 65
Belum Tuntas 74
Tuntas
S14 60
Belum Tuntas 89
Tuntas
S15 60
Belum Tuntas 77
Tuntas
S16
60 Belum Tuntas
94 Tuntas
S17 58
Belum Tuntas 83
Tuntas
S18 68
Tuntas 94
Tuntas
S19 83
Tuntas 97
Tuntas
S20
63 Belum Tuntas
83 Tuntas
S21
73 Tuntas
91 Tuntas
S22 75
Tuntas 74
Tuntas
S23 43
Belum Tuntas 37
Belum Tuntas
S24 78
Tuntas 94
Tuntas
S25
70 Tuntas
97 Tuntas
S26
85 Tuntas
97 Tuntas
S27 73
Tuntas 83
Tuntas
S28 73
Tuntas 80
Tuntas
S29 63
Belum Tuntas 71
Tuntas
S30
63 Belum Tuntas
80 Tuntas
S31
58 Belum Tuntas
91 Tuntas
S32 75
Tuntas 97
Tuntas
Rata-rata 66
Belum Tuntas 83
Tuntas
Dilihat dari Tabel 4.8 hasil tes belajar secara keseluruhan pada siklus I terlihat bahwa rata-rata hasil tes belajar siswa sebesar 66 dengan kategori
belum tuntas. Perolehan hasil tes belajar pada siklus I ini masih kurang memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu indikator kegiatan menulis
yang dikatakan tuntas apabila rata-rata nilai mencapai KKM yaitu 67. Maka dari itu perlu dilaksanakan siklus II.
Pada siklus II terlihat peningkatan rata-rata hasil tes belajar siswa yaitu sebesar 83. Jadi dapat dikatakan bahwa indikator keaktifan belajar yaitu
kegiatan menulis dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok pada pembelajaran PKn dikatakan berhasil, karena sesuai
rata-rata hasil tes belajar mencapai nilai KKM. 2. Hasil Wawancara
a Wawancara Responden Guru Berdasarkan hasil wawancara dengan guru setelah dilakukan tindakan siklus I
dan siklus II diperoleh informasi bahwa respon guru pembelajaran PKn terhadap pembelajaran PKn menggunakan metode kerja kelompok sangat baik, karena
menurut responden pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan
siswa menjadi lebih aktif. Siswa terlihat antusias dan semangat mengikuti pembelajaran PKn serta mereka dapat mengeksplor pengetahuan yang telah
dimilikinya, meskipun pada siklus I masih terlihat kesulitan karena mungkin belum terbiasa. Dengan metode kerja kelompok ini siswa lebih mudah untuk
memahami materi, karena siswa dapat saling bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya dan timbul rasa kebersamaan, tanggung jawab.
b Wawancara Responden Siswa Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa setelah tindakan siklus I dan
siklus II diperoleh informasi bahwa respon siswa terhadap pembelajaran PKn dengan menerapkan metode kerja kelompok mendapatkan respon yang baik,
meskipun pada siklus I masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok karena sulit untuk membuat
kelompok. Tetapi pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa, sehingga siswa cepat memahami materi dan bisa belajar bersama. Hal itu membuat siswa merasa
senang dan semangat dengan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja kelompok ditambah lagi adanya reward bagi kelompok yang terbaik
sebagai tanda apresiasi bagi siswa yang telah aktif dan mengikuti pembelajaran PKn dengan baik.
D. Pembahasan
Dari penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V-A SDN Pisangan 03 Ciputat Timur dengan menggunakan metode pembelajaran kerja
kelompok dapat dilihat adanya perbedaan hasil rata-rata kegiatan proses belajar mengajar dan keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil rata-rata
persentase kegiatan mengajar guru pada siklus I sebesar 71,85 dengan kategori cukup. Sedangkan pada siklus II menghasilkan rata-rata persentase kegiatan mengajar
guru sebesar 92,71 dengan kategori baik. Selanjutnya pada kegiatan belajar siswa pun meningkat pada siklus I hasil persentase rata-rata sebesar 68,75 dengan kategori
cukup baik. Sedangkan pada siklus II menghasilkan rata-rata persentase kegiatan belajar siswa sebesar 88,54 dengan kategori baik. Kemudian keaktifan siswa yang
mengalami peningkatan yang semula pada siklus I terdapat siswa yang aktif atau dalam kategori baik sebanyak 5 lima orang 15,62, siswa yang cukup aktif 13
tiga belas orang 40,63, dan siswa yang kurang aktif 14 empat belas orang 43,75. Dengan rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar 62,19 dalam kategori
cukup dan rata-rata hasil tes belajar 66 dalam kategori belum tuntas. Pada siklus II keaktifan belajar siswa meningkat dengan terdapatnya siswa yang aktif sebesar 28
dua puluh delapan orang 87,50, siswa yang cukup aktif 3 tiga orang 9,38, dan siswa yang kurang aktif 1 satu orang 3,12. Dengan rata-rata keaktifan belajar
siswa sebesar 88,92 dalam kategori baik dan hasil tes belajar 83 dengan kategori tuntas.
Pada awal pertemuan guru menjelaskan materi pembelajaran dan langkah- langkah dalam melaksanakan metode kerja kelompok, pada awal pembelajaran siswa
mengalami kesulitan dalam melaksanakan metode kerja kelompok, hal ini terjadi karena adanya perubahan kondisi belajar di dalam ruang kelas yang berbeda dengan
suasana belajar siswa biasanya. Pada saat proses pembentukan kelompok terlihat saling pilih-pilih dalam menentukan anggota sehingga suasana menjadi ricuh. Pada
saat proses kerja kelompokpun terlihat siswa yang pintar mendominasi kegiatan pembelajaran. Beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan
selalu mengganggu temannya yang belum selesai. Siswa yang aktif bercanda di kelas mengambil kesempatan untuk bercanda dengan teman sekelompoknya, sehingga
suasana belajar pada siklus I terkesan gaduh dan ribut. Jumlah siswa yang mendapatkan hasil keaktifan belajar yang baik hanya 5 lima orang siswa 15,62,
13 tiga belas orang siswa 40,63 mendapatkan hasil keaktifan belajar yang cukup, dan 14 empat belas orang siswa 43,75 mendapatkan hasil keaktifan belajar yang
kurang. Selain itu rata-rata hasil belajar pun belum tuntas yaitu sebesar 66.
Masih banyaknya hasil keaktifan siswa yang tidak sesuai dengan hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus dalam kategori
baik atau aktif dengan lebih besar atau sama dengan 80 pada siklus I ini, disebabkan siswa masih malu-malu atau belum berani dan belum terbiasa dengan metode kerja
kelompok. Selama ini siswa belajar PKn dengan menggunakan metode ceramah dan pengolaan kelas yang monoton serta belum terbiasa menggunakan metode kerja
kelompok yang disebabkan kelas yang sempit. Selanjutnya, kegiatan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja
kelompok yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta dilakukannya observasi kegiatan pembelajaran dan observasi keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar
observasi, siswa terlihat lebih aktif dan merasa senang karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Sebelumnya siswa tergolong pasif dan terlihat bosan dalam