Berbagai Citra Dalam Pekerjaan Public Relations

daripada citra yang ada. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. 4. Citra perusahaan Citra perusahaan atau citra lembaga adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra persusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset. Sebagai contoh, suatu badan usaha yang memiliki citra perusahaan positif pasti lebih mudah menjual sahamnya. 5. Citra majemuk Banyaknya jumlah pegawai individu, cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan. Banyak cara untuk melakukan hal itu, antara lain dengan mewajibkan semua karyawan mengenakan pakaian seragam, menyamakan jenis dan warna mobil dinas, simbol, lencana, pelatihan staf, bentuk bangunan atau interior toko yang khas, desain papan nama toko, tata letak interior, dan materi display seperti yang terlihat dalam toko yang memiliki banyak cabang chain stores. Di sini terdapat citra tambahan menurut Rosady Ruslan dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, yaitu: 6. Citra penampilan Citra penampilan performance images ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri para professional pada perusahaan bersangkutan. Misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta publiknya, harus serba menyenangkan serta memberikan kesan yang selalu baik. Mungkin masalah citra penampilan ini kurang diperhatikan atau banyak disepelekan orang. Misalnya, dalam hal mengangkat secara langsung yang sedang berdering tersebut dianggap sebagai tindakan interupsi, termasuk si penerima telepon masuk tidak menyebut identitas nama pribadi atau perusahaan bersangkutan merupakan tindakan kurang bersahabat dan melanggar etika. 22 Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa citra merupakan gambaran ataupun kesan yang sengaja diciptakan oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk menimbulkan pemahaman mengenai sebuah realita atau 22 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, h. 79. kenyataan yang dimiliki oleh seseorang maupun orang banyak terhadap suatu perusahaan atau organisasi. Seperti Bens Radio yang sudah dikenal oleh orang banyak sebagai radio etnik Betawi, karena didirikan oleh alm. H. Benyamin Sueb. Seperti yang telah diketahui almarhum merupakan seniman besar Betawi. Selain itu, citra Bens Radio juga didapatkan dari program-program yang bertemakan Betawi, penyiarnya saat siaran menggunakan bahasa Betawi, dan menyapa pendengar setianya dengan sebutan abang, none, ncang, ncing, nyak, babe.

BAB III GAMBARAN UMUM 106.2 FM BENS RADIO

A. Sejarah dan Perkembangan 106.2 FM Bens Radio

Globalisasi dalam semua bidang kehidupan yang masuk ke Indonesia sudah sejak lama. Kita mengenal bagaimana tren berpakaian, potongan rambut dan lain-lain sampai musik. Masyarakat Indonesia banyak terpengaruh oleh tren dari luar negeri, khususnya Eropa dan Amerika. Penyebaran tren dari luar negeri tersebut, sejalan dengan perkembangan media massa. Kita mengenal perkembangan berbagai hal karena membaca koran majalah, nonton TV, mendengar radio, dan sekarang ditambah dengan perkembangan internet. Maka hampir-hampir tidak ada batas antar negara dan budaya, juga waktu dalam menerima informasi tentang apapun. Indonesia akan dibombardir oleh berbagai informasi dan budaya dari berbagai belahan bumi, oleh karenanya seniman besar Betawi, H. Benyamin Suaib merasa perlu untuk menjaga salah satu kekayaan budaya Indonesia, yaitu budaya Betawi. Dalam usaha melestarikan budaya Betawi, salah satu yang diupayakan dan dilakukan oleh H. Benyamin Suaib adalah selalu berpenampilan, baik pakaian, berbicara dan membawakan lagu dalam format betawi. Melihat berbagai perkembangan dan kecintaan akan budaya negeri sendiri, maka pada tahun 1989 beliau mulai punya keinginan untuk membangun sebuah radio. Bens Radio secara resmi lahir dan mengudara pada tanggal 5 Maret 1990. Saat itu bekerja pada frekuensi AM 846 KHz, yang dalam siarannya menyajikan program-program khas budaya Betawi. Tahun 1992, Bens Radio melakukan migrasi dari AM ke FM. Sejak tahun 1992 bersiaran melalui frekuensi 92,85 MHz. Dan kemudian dengan adanya penataan frekuensi oleh Departemen Komunikasi dan Informasi, per tanggal 1 Agustus 2004, Bens Radio pindah frekuensi dan mengudara di 106,20 MHz hingga kini. Tanggal 5 September 1995, H. Benyamin Suaib meninggal dunia, selanjutnya semangat, cita-cita, dan partisipasi almarhum dalam melestarikan budaya daerah, khususnya Betawi melalui Bens Radio dilanjutkan oleh putra ke tiga yaitu H. Biem Triyani Benjamin. “Bens Radio, Radio Betawi Atu-atunye Selera Siape Aje”, adalah radio yang menggali budaya Betawi, serta melestarikan dan memperkenalkan budaya Betawi menjadi program radio. Bens Radio dengan gaya Betawi-nya memenuhi kebutuhan hiburan dan informasi seluruh lapisan masyarakat Jakarta bahkan hingga Bogor, Bekasi dan Tangerang yang terdiri multi etnis. Sukses yang diraih Bens Radio adalah ketika dapat memberikan layanan audience dan klienpemasang iklan sebagai mitra kerja. Dengan filosofi SeBUT Service, Balance, Unique, Teamwork Bens Radio mengutamakan layanan yang seimbang, dengan keunikan tersendiri yang diperankan bersama- sama. Dari hasil survey pendengar yang dilakukan Nielsen Media Research, selama 7 tahun berturut-turut Bens Radio menempati urutan teratas sebagai radio dengan jumlah pendengar terbanyak di JABODETABEK, yaitu tahun 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, dan 2007. Kerja keras ini sebagai bukti kecintaan para karyawan dalam men- dukung cita-cita almarhum H. Benyamin Suaeb dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya Betawi. Bens Radio telah meraih beberapa penghargaan, diantaranya adalah : 1. Sebagai radio dengan pendengar terbanyak se-Jabodetabek Nielsen Media Research selama 7 tahun berturut-turut . 2. Sebagai radio dengan pendengar terbanyak tahun 2001 hasil riset tabloid MARKETING. 3. Sebagai Finalis CAKRAM AWARD 2003. 4. Penghargaan Dinas Pariwisata DKI pada festival Band lagu-lagu Betawi pada tahun 1999. 5. Penghargaan Gubernur DKI Surjadi Sudirdja pada Jakarta Internasional Festival 1995. 6. Penghargaan Ford Foundation dan Radio France Internationale pada pelatihan produksi musik etnik 1997. 7. Tahun 2008, pemegang Rekor Muri, Siaran Pantun selama 18 jam. Pada masa awal berdiri dan mengudara, Bens Radio menempati studio dan kantor di Jalan Tarumanegara 45, Ciputat. Pada Desember 2005, untuk lebih mendekatkan diri kepada beberapa komunitas Betawi dan agar lebih membumi sebagai “Radio Betawi Atu-atunye , Selera Siape Aje”,Bens Radio pindah menempati lokasi studio dan kantor barunya di jalan Jagakarsa No. 39, Jakarta Selatan.