Tabel 2.12. Titer Point dari Berbagai Jenis Minyak
Asam Lemak Palm Oil
Palm Stearine Tallow
Palm Kernel
Oil Coconut
Oil Minyak Minyak
PO PS
PKO CNO
Dedak Padi
Jarak Titer
C 40 - 42
46 - 54 40 - 47
20 – 28 20 - 24
26 - 30 1 - 4
Tabel 2.13. Range Titer Point Untuk Berbagai Jenis Sabun
Jenis Sabun Titer dari Bahan Baku Material
Sabun Cuci Sabun Temperatur Rendah
30 C - 37
C Sabun Temperatur Sedang
37 C - 39
C Sabun Temperatur Tinggi
39 C - 41
C Sabun Mandi
Sabun Mandi 39
C - 40 C
2.7.5 Perbandingan Kelarutan Solubility Ratio, SR
Perbandingan daya larut terutama digunakan untuk mengatur jumlah palm stearine atau tallow dalam komposisi minyak atau lemak. Perbandingan daya larut campuran minyak
atau lemak dihitung dengan membagi faktor I.N.S dari pengisi minyak dengan jumlah faktor I.N.S dari beberapa minyak yang ada dalam campuran yang mempunyai faktor
I.N.S lebih tinggi dari 130 diluar minyak inti sawit dan coconut oil . Jika sangat larut, kecepatan membusa sabun dibutuhkan jumlah palm stearine atau tallow yang sedikit, jika
tidak dibutuhkan jumlah yang tinggi.
2.7.6 Asam Lemak Bebas Free Fatty Acid, FFA
Asam lemak bebas adalah hasil samping dari pengolahan minyak kelapa sawit. Dalam pembuatan lilin, asam lemak bebas digunakan sebagai pengganti lemak lilin. Asam lemak
bebas dapat juga digunakan dengan menggunakan sebagai bahan baku pembuatan detergent, industri kosmetik, cat, tekstil dan lain-lain.
Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh proses hidrolisa dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral pada konsentrasi sampai 15 persen belum menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
faktor yang tidak disenangi. Lemak dengan kadar asam lemak bebas dari 1 persen, jika dicicipi akan terasa membentuk film pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik.
Namun intensitasnya bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Walaupun asam lemak bebas dalam jumlah kecil dapat mengakibatkan rasa yang tidak
enak. Dan dapat menghasilkan bau tengik. Asam lemak bebas juga dapat mengakibatkan karat dan warna gelap jika lemak dipanaskan dalam wajan besi. S. Ketaren, 1986
2.7.7 Jumlah Asam Lemak Total Fatty Acid, TFA
Jumlah asam lemak pada sabun menunjukkan total jumlah asam lemak yang tersabunkan dan asam lemak bebas yang terkandung pada sabun. Menurut SNI 1994, jumlah asam
lemak minimal sebesar 71. Dalam suatu formulasi, asam lemak berperan sebagai pengatur konsistensi. Asam lemak diperoleh secara alami melalui hidrolisis
trigliserida.William dan Schmitt, 2002. Ditambahkan pula oleh Spitz 1996, bahwa asam lemak memiliki kemampuan terbatas untuk larut dalam air. Hal ini akan membuat
sabun menjadi lebih tahan lama pada kondisi setelah digunakan.
2.7.8 Kadar Air Moisture Content