Reaksi-reaksi Pada Penentuan Bilangan Iodine Iodine Value, IV

4.3.2 Reaksi-reaksi Pada Penentuan Bilangan Iodine Iodine Value, IV

Pada penentuan bilangan iodine iodine value, IV dari berbagai macam variasi oil blend 60535, 601030, 601525, 602020, 602515 dan seterusnya dilakukan melalui titrasi iodometri. Titrasi Iodometri merupakan analisa kuantitatif dengan menggunakan prinsip reaksi redoks reduksi-oksidasi. Dimana Cr 2 O 7 2- dari K 2 Cr 2 O 7 yang bersifat oksidator kuat mengalami reduksi menjadi Cr 3+ . Sedangkan I - yang berasal dari KI mengalami oksidasi menjadi I 2 . Senyawa Iodida yang berasal dari KI ditambahkan secara berlebih pada larutan oksidator sehingga terbentuk I 2 . I 2 yang terbentuk adalah equivalent dengan jumlah oksidator yang akan ditentukan. Jumlah I 2 yang terbentuk secara kuantitatif dapat ditentukan dengan mentitrasi I 2 dengan larutan standard tiosulfat umumnya yang dipakai adalah Na 2 S 2 O 3 . Dimana sebelumnya I 2 yang terbentuk ditambahkan indikator amilum starch sehingga terbentuk iod-amilum berwarna biru kehitaman, kemudian iod-amilum yang terbentuk dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 sampai warna tepat hilang. A.L. Underwood, 1986. a. Reaksi Oksidator + KI K 2 Cr 2 O 7 + KI I 2 + 2e Cr 2 O 7 2- + 6I - + 14H + 2Cr 3+ + 3I 2 + 7H 2 O Sehingga reaksinya menjadi : K 2 Cr 2 O 7 + 6KI + 14H + 2CrOH 3 + 7H 2 O + 2NaI + Na 2 S 4 O 6 …1 b. Reaksi Natrium Tiosulfat + I 2 Na 2 S 2 O 3 + I 2 NaI + Na 2 S 4 O 6 Reduksi : I 2 + 2e 2I - Oksidasi :2S 2 O 3 2- S 4 O 6 2- + 2e I 2 + 2S 2 O 3 2- 2I - + S 4 O 6 2- Universitas Sumatera Utara Sehingga Reaksinya menjadi : 2Na 2 S 2 O 3 + I 2 2NaI + Na 2 S 4 O 6 …2 Reaksi 1 dan 2 digabung : K 2 Cr 2 O 7 + 6KI + 14H + 2CrOH 3 + 7H 2 O + 2NaI + Na 2 S 4 O 6 2Na 2 S 2 O 3 + I 2 2NaI + Na 2 S 4 O 6 K 2 Cr 2 O 7 + 6KI + 14H + + 2Na 2 S 2 O 3 2CrOH 3 + 7H 2 O + 2NaI + Na 2 S 4 O 6 c. Reaksi Amilum + I 2 + 2nI 2 + 2nI 2 + 2nHI \ d. Iod Amilum + Na 2 S 2 O 3 + 2nHI + Na 2 S 2 O 3 + 4NaI + 2Na 2 S 4 O 6 Universitas Sumatera Utara d. Minyak Trigliserida + Wijs O CH 2 -O-C CH 2 -CH 2 6 -CH=CH-CH 2 7 -CH 3 as.oleat O CH -O- C + 2ICl CH 2 -CH 2 9 -CH 3 as. laurat iodine monoklorida O CH 2 -O-C CH 2 -CH 2 13 -CH 3 as. palmitat O CH 2 -O-C I Cl CH 2 -CH 2 6 -CH-CH-CH 2 7 -CH 3 as.oleat O CH -O- C + ICl CH 2 -CH 2 9 -CH 3 as. laurat iodine monoklorida sisa O CH 2 -O-C CH 2 -CH 2 13 -CH 3 as. palmitat Wijs adalah larutan stabil yang mengandung ICl dalam asam asetat yang digunakan untuk mengurangi waktu penyerapan absorpsi iodine dari beberapa jam menjadi setengah jam. Substansi aktif dalam reaksi adalah iodine monoklorida ICl yang memutus ikatan rangkap seperti reaksi diatas, dan sisanya ICl bereaksi dengan air membentuk asam hypoiodus HIO dan asam klorida HCl, seperti reaksi dibawah ini : Universitas Sumatera Utara ICl + H 2 O HIO + HCl iodine monoklorida sisa air asam hypoiodus asam klorida HIO + I - + H + H 2 O + I 2 Asam hypoiodus iodida air iodine Penambahan potassium iodida atau KI bertindak untuk membebaskan melepaskan iodine dan penambahan air menstop reaksi. B.D.Goodlander, 2006 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil studi diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil studi yang diperoleh salah satu dari beberapa penyebab keretakan sabun wet cracking adalah komposisi perbandingan campuran minyak atau oil blend POPSPKO dalam pembuatan sabun. Pemilihan perbandingan campuran minyak oil blend yang sesuai dapat mencegah terjadinya keretakan wet cracking. Sabun dengan komposisi palm stearine nya sebesar 70 menyebabkan cracking keretakan, sedangkan sabun yang mengandung palm oil sebesar 60 tidak menyebabkan cracking. Semakin tinggi bilangan iodine dari sabun maka tidak dijumpai adanya keretakan cracking. Sedangkan sabun dengan bilangan iodine yang rendah akan cenderung mengalami keretakan cracking. Selain itu sabun yang memiliki angka titer point titik beku tinggi umumnya bersifat lebih padat dan keras, sehingga lebih cenderung mengalami keretakan cracking. Sehingga semakin tinggi titer point titik beku dari sabun maka keretakan cracking umumnya lebih mudah terjadi. Sebaliknya sabun yang mempunyai titer point titik beku yang rendah umumnya tidak mengalami peristiwa keretakan cracking. 2. Jenis cracking yang ditimbulkan dari berbagai variasi oil blend campuran minyak POPSPKO dalam pembuatan sabun adalah : Oil Blend 60535 tingkat keretakannya none tidak ada, 601030 tingkat keretakannya none tidak ada, 601525 tingkat keretakannya none tidak ada, 602020 tingkat keretakan none tidak ada, 602515 tingkat keretakan none tidak Universitas Sumatera Utara