93
Gambar 6 menujukkan aktivitas siswa saat menanggapi presentasi hasil tes menulis karangan narasi. Tampak siswa sedang semangat menanggapi hasil tes
menulis karangan narasi temannya, sedangkan siswa yang lain tampak tidak memperhatikan.
4.1.1.3 Refleksi Siklus I
Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi. Refleksi pada siklus I dilakukan sebagai dasar perbaikan siklus II. Pembelajaran menulis karangan
narasi melalui penerapan metode picture and picture dengan menggunakan media gambar seri yang dilakukan guru pada siklus I terlihat disukai oleh siswa. Hal ini
tampak pada minat dan antusias siswa saat mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi. Namun, hasil tes menulis karangan narasi melalui penerapan
metode picture and picture dengan menggunakan media gambar seri baru 16 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan belajar individual yaitu 70 dan baru mencapai
rata-rata kelas 66,54 yang termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus I masih ada 6 siswa yang mendapat nilai dalam kategori kurang dengan rentang skor 0-59. Ada 21
siswa mendapat nilai dalam kategori cukup dengan nilai antara 60-74. Ada12 siswa mendapat nilai dalam kategori baik dengan nilai antara 75-84. Sedangkan yang
mendapat nilai dalam kategori sangat baik dengan nilai antara 85-100 tidak ada seorang pun.
Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran, masih didapati tingkah laku negatif siswa, misalnya masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru
94
menjelaskan materi pembelajaran, siswa asyik berbicara sendiri dengan temannya, melamun, sibuk mencontoh pekerjaan teman.
Selanjutnya masalah yang dihadapi siswa dalam menulis karangn narasi adalah mengenai penggunaan ejaan dan tanda baca yang salah, pemilihan kata atau
diksi yang kurang sesuai, gambar seri yang kurang jelas, dan waktu dalam menulis karangan narasi yang kurang.
Guna mencapai pembelajaran yang sesuai dengan harapan guru peneliti, maka kesulitan-kesulitan tersebut dicari jalan keluarnya untuk diterapkan pada
pembelajaran berikutnya. Hal-hal yang dilakukan oleh guru berkenaan dengan upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran selanjutnya, yaitu: 1 guru
memberikan motivasi pada siswa dengan cara membuat suasana pembelajaran menjadi lebih santai dan tidak menegangkan sehingga siswa bisa lebih merasa
senang dalam mengikuti pembelajaran; 2 guru menjelaskan kesalahan-kesalahan siswa dengan cara menampilkan beberapa pekerjaan siswa, sehingga siswa dapat
membahas dan mengidentifikasi bersama-sama kesalahan-kesalahan yang dilakukan; 3 Guru menampilkan sebuah contoh karangan narasi yang benar; 4 mencari
gambar seri yang lebih jelas dan mudah dimengerti; dan 5 memberikan kesempatan waktu yang lebih panjang dalam menulis karangan narasi sehingga siswa tidak
merasa tergesa-gesa dalam menulis. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menulis karangan narasi pada siklus berikutnya.
95
4.1.2 Hasil Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan karena pada siklus I keterampilan menulis karangan narasi siswa belum mencapai target nilai ketuntasan belajar individual yaitu
70. Dengan demikian tindakan siklus II merupakan tindakan untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Hasil tes dan nontes pada siklus II dijelaskan
sebagai berikut.
4.1.2.1 Hasil Tes Siklus II
Hasil Tes menulis karangan narasi pada siklus II merupakan perbaikan dari hasil tes siklus I. Pembelajaran pada siklus II ini masih melalui penerapan metode
picture and picture dengan menggunakan media gambar seri, namun menggunakan tema gambar seri yang berbeda. Hasil tes keterampilan menulis karangan narasi
melalui penerapan metode picture and picture dengan menggunakan media gambar seri. Kriteria penilaian pada siklus II ini masih sama seperti siklus I, yaitu: 1
kelengkapan unsur-unsur karangan narasi tema, alur, penokohan, latar setting, dan sudut pandang; 2 penyajian isi karangan keterpahaman tentang subjek, fakta
data rincian pendukung, pengembangan gagasan pikiran yang cermat, dan sesuai dengan topik karangan; 3 organisasi isi karangan kelancaran pengungkapan, ide
dibatasi dan didukung secara jelas, ringkas, susunannya baik, urutan logis, dan padu kohesif; 4 bahasa keakuratan, pemililhan dan penggunaan bahasa secara
efektif; dan 5 mekanik ejaan, tanda baca, dan tulisan tangan. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I berjumlah 39 siswa. Hasil tes keterampilan menulis karangan