34
mengembangkan tiap-tiap bagian, yakni bagian awal penulis menuturkan pokok- pokok pikiran yang membawa dan menarik pembaca ke dalam narasi, pada bagian
tengah penulis menuturkan informasi yang berkenaan dengan titik konflik itu terjadi. Bagian ini, konflik didramatisasi sebagai informasi bagi pembaca untuk dapat
memahami narasi. Bagian akhir adalah sebagai pembayangan yang akan terjadi atau sebagai bagian penjelasan konflik tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik simpulan langkah- langkah menulis karangan narasi yaitu: 1 menentukan tema topik karangan; 2
menentukan tujuan penulisan; 3 meniru model; 4 membuat kerangka karangan; 5 mengumpulkan bahan; 6 menulis jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan
yang jelas; 7 susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang; 8 mengembangkan kerangka karangan; 9 merevisi dan menyunting; dan 10 menulis
karangan dengan rapi di atas kertas.
2.2.2.6 Penilaian Menulis Karangan Narasi
Di dalam karangan fiksi terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan bagi penulis karangan fiksi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah tema, alur, penokohan,
setting, dan point of view pandangan pengarang terhadap jalan cerita Djuhaeri, 2005: 64.
Triyanto 2002: 45 mengemukakan lima kriteria penilaian kemampuan menulis, antara lain:
35
1 Isi
Deskriptor isi adalah keterpahaman tentang subjek, fakta data rincian pendukung, pengembangan gagasan pikiran tesis yang cermat, dan sesuai dengan
topik karangan. 2
Organisasi Deskriptor organisasi adalah kelancaran pengungkapan, ide dibatasi dan
didukung secara jelas, ringkas, susunannya baik, urutan logis, dan padu kohesif. 3
Kosa Kata Deskriptor kosa kata adalah keakuratan, pemililhan dan penggunaan kata
idiom secara efektif, penguasaan bentuk kata, dan laras bahasa yang sesuai. 4
Penggunaan Bahasa Deskriptor penggunaan bahasa adalah bangun kalimat kompleks yang efektif,
penggunaan unsur-unsur kalimat, jenis kalimat, kata bilangan, dan urutan fungsi kata.
5 Mekanik
Deskriptor mekanik adalah ejaan, pungtuasi, paragraf, dan tulisan tangan. Sedangkan Nurgiyantoro 1988: 279 dalam bukunya menyatakan bahwa
penilaian dengan pendekatan analitis merinci hasil tulisan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu. Kategori-kategori tersebut dapat bervariasi, namun
hendaknya mencakup lima kategori pokok, yaitu: 1 kualitas dan ruang lingkup isi; 2 organisasi dan penyajian isi; 3 gaya dan bentuk bahasa; 4 mekanik: tata
bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan; dan 5 respon afektif guru terhadap tulisan.
36
Mas’udah 2010: 47 menyebutkan ada beberapa unsur yang dapat dijadikan sebagai bahan uji keterampilan menulis karangan narasi, antara lain: 1 isi karangan
atau penilaiannya harus sesuai dengan topik yang sesuai dengan gambar sehingga menjadi tulisan yang menarik; 2 bentuk karangan; 3 perangkat kebahasaannya
harus sesuai dengan kaidah yang berlaku; dan 4 menggunakan ejaan yang tepat dan sesuai dengan EYD.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa menilai tes keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD MI terdapat hal-hal yang
harus diperhatikan, antara lain: 1 kelengkapan unsur-unsur karangan narasi tema, alur, penokohan, latar setting, dan sudut pandang; 2 penyajian isi karangan
keterpahaman tentang subjek, fakta data rincian pendukung, pengembangan gagasan pikiran yang cermat, dan sesuai dengan topik karangan; 3 organisasi isi
karangan kelancaran pengungkapan, ide dibatasi dan didukung secara jelas, ringkas, susunannya baik, urutan logis, dan padu kohesif; 4 bahasa keakuratan,
pemililhan dan penggunaan bahasa secara efektif; dan 5 mekanik ejaan, tanda baca, dan tulisan tangan.
2.2.3 Metode Picture and Picture