Pengertian Membaca Keterampilan Membaca

19 semantik, dan intonasi. Pengetahuan nonkebahasaan meliputi pengetahuan tentang tema atau judul bacaan, setting, suasana, alur, organisasi tulisan dsb.. Kemahiran membaca merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pembaca. Kemahiran membaca mencakup dua aspek, yaitu aspek mekanik dan pemahaman. Aspek mekanik berkaitan kemahiran pembaca dalam menggerakan mata pada waktu membaca. Aspek pemahaman berhubungan dengan kemahiran pembaca dalam menangkap isi bacaan yang dibaca.

2.2.1.1 Pengertian Membaca

Menurut Rahim 2005:2, “membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal. Membaca tidak sekadar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.” Hodgson dalam Tarigan 1984:7 menyatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Pendapat yang mendukung pemahaman bahwa membaca adalah sebuah proses juga diungkapkan Finnochiaro dan Bonomo dalam Tarigan 1984:8. Mereka mengungkapkan bahwa membaca adalah proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material. Pendapat Hodson dan Finnochiaro dan Bonomo yang membatasi pengertian membaca pada proses memahami makna pada lambang-lambang tulis dilengkapi oleh pendapat Harras dan Sulistianingsih 19971998:1.7. Mereka 20 menyatakan membaca bukan hanya sekadar memahami lambang-lambang bahasa tulis belaka melainkan pula berusaha memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh si pengarang atau membaca merupakan proses yang menuntut pembaca melakukan pertukaran ide dengan penulis melalui teks. Membaca sebagai suatu proses sebagaimana telah diungkapkan oleh ahli- ahli di atas, oleh Crawley dan Mountain dalam Rahim 2005:3, dilengkapi lagi. Mereka mengungkapkan bahwa membaca tidak sekadar merupakan proses berpikir tetapi juga merupakan proses visual. Crawley dan Mountain menjelaskan sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis huruf ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Klein, dkk. dalam Rahim 2005:3 mengemukakan bahwa membaca tidak sekadar merupakan suatu proses sebagaimana diungkapkan oleh Hodson, Finnochiaro dan Bonomo, Crawley dan Mountain, serta Harras dan Sulistianingsih. Menurut Klein, dkk., membaca mencakup tiga hal, yaitu: 1 membaca merupakan suatu proses, 2 membaca adalah strategis, dan 3 membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca juga merupakan suatu strategis, karena pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks 21 dan konteks dalam rangka mengontruk makna ketika membaca. Membaca adalah interaktif, keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami readale sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. Sementara itu, Syafi’ie dalam Rahim 2005:12-15 mengungkapkan pada dasarnya kegiatan membaca terdiri dari dua bagian, yaitu proses dan produk. Jadi, kegiatan membaca tidak sekadar berupa proses tetapi juga berupa produk. Proses membaca mencakup sembilan aspek untuk menghasilkan produk, yaitu aspek sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan. Proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol grafis melaui indra penglihatan. Anak-anak belajar membedakan secara visual di antara simbol-simbol grafis huruf atau kata dan juga gambar yang digunakan untuk mereprentasikan bahasa lisan. Tindakan perseptual yaitu aktivitas mengenal suatu kata sampai pada suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Kegiatan persepsi melibatkan kesan sensori yang masuk ke otak. Ketika seseorang membaca, otak menerima gambaran kata-kata, kemudian mengungkapkannya dari halaman cetak berdasarkan pengalaman pembaca sebelumnya dengan objek, gagasan, atau emosi yang dipresentasikan oleh suatu kelas. Pembaca mengenali rangkaian simbol- simbol tertulis, baik yang berupa kata, frasa, maupun kalimat. Kemudian pembaca memberi makna dengan menginterpretasikan teks yang dibacanya. Pembaca satu 22 dengan lainnya dalam mempersepsi suatu teks mungkin saja tidak sama. Walaupun membaca teks yang sama, mungkin mereka memberikan makna yang berbeda. Aspek urutan dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linier, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca. Anak-anak yang memiliki pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep yang mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang mempunyai pengalaman terbatas. Oleh sebab itu, guru atau orang tua sebaiknya memberikan pengalaman langsung atau tidak langsung kepada anak-anaknya, misalnya pengalaman tentang tempat, benda, dan proses yang dideskripsikan dalam materi bacaan sehingga materi bacaan akan lebih mudah mereka serap. Pengalaman konkret pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung akan meningkatkan perkembangan konseptual anak, namun pengalaman langsung lebih efektif daripada pengalamn tidak langsung. Membaca merupakan proses berpikir. Untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya melalui proses asosiasi dan eksperimental. Kemudian ia membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Untuk itu, pembaca harus mampu berpikir secara sistematis, logis, dan kreatif. Aspek afektif merupakan proses membaca yang berkenaan dengan kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca sesuai 23 dengan minatnya, dan menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang membaca. Pemusatan perhatian, kesenangan, dan motivasi yang tinggi diperlukan dalam membaca karena tanpa itu semua siswa sulit mendapatkan sesuatu dari bacaan. Aspek gagasan dimulai dengan penggunaan sensori dan perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi. Pembaca dengan latar belakang pengalaman yang berbeda dan rekasi afektif yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda dari teks yang sama. Produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi antara penulis dan pembaca. Komunikasi juga bisa terjadi dari konstruksi pembaca melalui integrasi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan informasi yang disajikan dalam teks. Komunikasi dalam membaca bergantung pada pemahaman yang dipengaruhi oleh seluruh aspek proses membaca. Menurut William dalam Harras dan Sulistianingsih 1997:1.6, ada satu hal yang disepakati oleh seluruh pakar ihwal membaca, bahwasanya terdapat satu unsur yang harus ada dalam setiap kegiatan membaca yakni pemahaman understanding. Kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca. Berkaitan dengan cara memperoleh pemahaman dari bahan bacaan, Haryadi 2006:5 menuliskan bahwa pemahaman terhadap bacaan bisa dilakukan secara ekstensif atau intensif; teliti atau dangkal; literal, kritis atau kreatif. Berdasarkan pengertian membaca dan pemaparan berbagai aspek yang terkandung dalam kegiatan membaca dari para ahli di atas, pengertian membaca 24 yang sesuai untuk penelitian ini sesungguhnya belum tercakup secara jelas. Pengertian membaca yang disampaikan para ahli tersebut masih terfokus pada sarana komunikasi berupa tulisan. Padahal, proses membaca tidak hanya mempunyai sarana berupa tulisan tetapi juga gambar, angka, dan juga simbol. Oleh karena itu, untuk mencakup kegiatan membaca menggunakan sarana denah yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti memberikan definisi membaca adalah suatu keterampilan memahami dan menangkap pesan dari suatu informasi berwujud teks, gambar, angka, dll. yang disampaikan penulis.

2.2.1.2 Tujuan Membaca

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25