Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

33 status sosial ekonomi orang tua hasil penelitiannya menunjukan adanya kesamaan sikap dari responden baik yang berasal dari kalangan status sosial ekonomi tinggi, sedang maupun rendah. Selain itu juga diketemukan adanya perbedaan sikap siswa terhadap praktikan PPL ditinjau dari prestasi belajar. Hasil penelitian tersebut me nunjukan bahwa responden yang memiliki sikap positif terhadap mahasiswa praktikan PPL paling banyak berasal dari siswa dengan kategori prestasi belajar yang cukup. Berdasarkan hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap praktikan PPL ditinjau berdasarkan jenis kelamin dan prestasi belajar diperoleh adanya kesamaan dalam bersikap. Maka penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti kembali apakah hasil penelitian tersebut benar adanya. Selain faktor Jenis kelamin dan prestasi belajar, penulis juga menambahkan faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap praktikan PPL II yaitu, minat menjadi guru dan jenis pekerjaan orang tua. Untuk itu penulis mengambil judul dalam penelitian ini “Sikap Siswa Terhadap Kompetensi Keguruan Praktikan PPL II Ditinjau Dari Jenis Kelamin, Prestasi Belajar, Minat Menjadi Guru, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua”.

H. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada tinjauan pustaka di atas maka dapatlah dibuat suatu kerangka berpikir mengenai: 1. Sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II ditinjau berdasarkan jenis kelamin. Perbedaan seseorang dalam hal jenis kelamin menyebabkan adanya perbedaan dalam hal sikap, perhatian dan cara memandang sesuatu di 34 sekitarnya. Elizabeth B. Hurlock 1988:57 menyatakan bahwa jenis kelamin mempengaruhi timbulnya perbedaan dalam perkembangan fisik dan psikologi anak laki- laki dan perempuan. Jika pria ia akan cenderung bersikap kurang menghargai kemampuan praktikan PPL II karena, ia cenderung bersikap agresif terutama dalam lingkup di mana ia berada. Kartini Kartono 1971:141 menyatakan bahwa kaum pria itu biasanya muncul sebagai pemegang inisiatif, yang menjadi stimulans dan pengarah bagi kemajuan. Dia mengejar cita-citanya dengan sarana tertentu. Oleh karena itu kehidupan dirinya dianggap sebagai sesuatu yang autonom, sebagai suatu prospek usaha yang ekspansif dan sifat-sifatnya selalu agresif, penuh daya serang untuk menguasai sesuatu ruang lingkup. Wujud konkrit sikap siswa kurang menghargai kemampuan praktikan PPL II yaitu, membolos ketika jam mengajar praktikan PPL II, bersikap acuh tak acuh terhadap praktikan PPL II baik di dalam kelas maupun di luar kelas, tidak mengerjakan tugas yang diberikan dan lain sebagainya. Sebaliknya jika wanita, ia akan cenderung menghargai kemampuan keguruan praktikan PPL II, karena ia lebih memiliki kematangan emosi dalam mengatur tingkah lakunya di mana ia berada. Tri Dayakisni dan Hudaniah 2003:184 berpendapat tentang wanita bahwa wanita lebih mungkin daripada pria untuk menghibur temannya, memberikan dukungan emosional, dan memberikan informasi konseling tentang masalah- masalah pribadi atau psikologis. Wujud konkrit sikap siswa menghargai kemampuan praktikan PPL II yaitu, memperhatikan ketika praktikan PPL II sedang menjelaskan, mengerjakan tugas yang diberikan, mengikuti proses belajar dengan baik dan lain sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Dengan demikian penulis mengambil jenis kelamin siswa yaitu pria dan wanita sebagai salah satu variabel penelitian, karena diduga berhubungan dengan perbedaan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II. 2. Sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II ditinjau berdasarkan prestasi belajar. Tri Dayakisni dan Hudaniah 2003:98 menyatakan bahwa sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar karenanya sikap dapat mengalami perubahan. Sebagai hasil belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia berkenaan dengan objek tertentu. Prestasi belajar dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap obyek tertentu khususnya kompetensi keguruan praktikan PPL II. Pada siswa-siswi yang berprestasi bagus akan cenderung menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II, karena siswa yang berprestasi bagus cenderung berpikir kritis terutama dalam menilai suatu obyek tertentu atau bersudut pandangan luas, suka menyelidiki hal yang baru, kritis terhadap tugas-tugas yang tidak mudah atau sulit dimengerti dan lain sebagainya. Tri Dayakisni dan Hudaniah 2003:137 menyatakan orang yang mampu, kompeten dan pintar dapat memberikan beberapa ganjaran keuntungan kepada kita. Mereka dapat membantu kita dalam menyelesaikan masalah, memberikan nasehat, membantu kita menafsirkan kejadian-kejadian yang ada dan sebagainya. Tentang siswa yang berprestasi bagus Oemar Hamalik 2003:183 menyatakan ciri-ciri siswa yang cerdas sebagai berikut: Ciri-ciri siswa yang cerdas gifted child: mempunyai energi yang lebih besar, dorongan ingin tahunya lebih besar, sikap sosialnya lebih baik, aktif, lebih mampu melakukan abstraksi, lebih cepat dan lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 jelas menghayati hubungan- hubungan, bekerja atas dasar inisiatif sendiri, suka menyelidiki yang baru dan lebih luas lebih mantap dengan tugas-tugas rutin yang sederhana, lebih cepat mempelajari proses-proses mekanis, tidak menyukai tugas-tugas yang tidak mengerti, tidak suka menggunakan cara hafalan dengan ingatan, percaya kepada abilitas sendiri, dan cepat malas kalau diberi hal- hal yang tidak menarik minatnya. Wujud konkrit sikap siswa menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II tersebut misalnya dengan memberikan kritik dan saran yang mendukung kemajuan praktikan PPL II, bersikap menghormati praktikan PPL II baik di dalam kelas maupun di luar kelas, menegur praktikan PPL II jika menjelaskan materi sulit dimengerti serta minta penjelasan ulang, mengerjakan tugas yang diberikan dan lain sebagainya. Sebaliknya siswa-siswi yang berprestasi kurang bagus cenderung bersikap kurang menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II, karena siswa yang berprestasi kurang bagus memiliki cara pikir yang sempit atau bersudut pandang sempit dalam menilai suatu obyek tertentu, rasa ingin tahu kecil dan lain sebagainya. Wujud konkrit sikap siswa kurang menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II misalnya, siswa bersikap acuh tak acuh, membolos pada saat jam pelajaran dari praktikan, tidak bersikap sopan terhadap praktikan PPL II baik di dalam kelas maupun di luar kelas, tidak mengerjakan tugas yang diberikan dan lain sebagainya. Dengan demikian penulis mengambil prestasi belajar siswa yaitu bagus dan kurang bagus sebagai salah satu variabel penelitian, karena diduga berhubungan dengan perbedaan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II. 37 3. Sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II ditinjau berdasarkan minat menjadi guru. Ngalim Purwanto 1990:141 menyatakan tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing- masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan, dan juga situasi lingkungan. Berdasarkan pendapat tersebut maka ada kemungkinan bahwa minat dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap obyek tertentu terutama kompetensi keguruan praktikan PPL II. Minat siswa dalam hal ini menjadi guru dan tidak menjadi guru menyebabkan adanya perbedaan dalam hal sikap, perhatian dan cara memandang disekitarnya. Jika siswa berminat menjadi guru ia akan cenderung bersikap menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II, karena ia ingin mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana menjadi seorang guru yaitu salah satunya dengan memperhatikan praktikan PPL II yang sedang menjalankan PPL II di sekolahnya. W.S. Winkel 1983:30 menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek merasa tertarik pada bidanghal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Wujud konkrit sikap siswa menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II yaitu: mendengarkan atau memperhatikan guru praktikan PPL II yang sedang mengajar, mengerjakan tugas yang diberikan, tidak membolos pada saat jam pelajaran dari praktikan PPL II dan lain sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Sebaliknya siswa yang tidak berminat menjadi guru ia akan cenderung bersikap kurang menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II, karena tidak ada keinginan dari dirinya untuk mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana menjadi seorang guru yaitu salah satunya dengan memperhatikan praktikan PPL II yang sedang menjalankan PPL II di sekolahnya. Wujud konkrit sikap siswa kurang menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II yaitu, membolos ketika jam mengajar oleh guru praktikan PPL II, tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak memperhatikan ketika dijelaskan dan lain sebagainya. Dengan demikian penulis mengambil minat siswa menjadi guru sebagai salah satu variabel penelitian, karena diduga berhubungan denan perbedaan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II. 4. Sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II ditinjau berdasarkan jenis pekerjaan orang tua. Di kehidupan sehari- hari sering kita lihat secara jelas, bahwa setiap anggota masyarakat memiliki pekerjaan dengan jenis yang beragam. Jenis pekerjaan seseorang sering menunjukan karakter orang tersebut dalam hal sikap, cara berpikir atau cara memandang sesuatu disekitarnya. Abu Ahmadi 2002:167 menyatakan bahwa pekerjaan seseorang akan mempunyai pengaruh tersendiri kepada pendapat dan sikap. Ia juga menyatakan seorang guru dan seorang buruh pasti sudah lain cara berpikirnya. Selain itu mengenai pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap sikap anak, Elizabeth B. Hurlock 1992:171 menyatakan bahwa pekerjaan orang tua ayah mempengaruhi perasaan anak. Berdasarkan 39 perbedaan jenis pekerjaan antara profesi guru dan profesi bukan guru penulis membedakan karakteristik profesi guru dan profesi bukan guru dimisalkan profesi dokter. Perbedaan karakteristik kedua profesi tersebut yaitu: 1 karakteristik profesi guru, Muhibbin Syah 1997:226 menyatakan bahwa karakteristik kepribadian yang berkait dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profisinya adalah meliputi: fleksibilitas kognitif guru dan keterbukaan guru; 2 karakteristik profesi bukan guru penulis memisalkan profesi dokter, dalam hal ini As’ad Sungguh 2000:105 menyatakan bahwa karakteristik dari profesi dokter yaitu kemurnian niat, kesungguhan kerja, kerendahan hati serta integritas ilmiah dan sosial yang tidak diragukan. Dalam penelitian ini penulis membagi jenis pekerjaan orang tua siswa sebagai guru dan bukan guru Siswa yang jenis pekerjaan orangtua nya guru bersikap menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II, karena siswa telah mengetahui pekerjaan dan karakter orang tuanya yang secara lansung telah mempengaruhi sikap dan cara memandang sesuatu di sekitarnya terutama dalam hal ini kompetensi keguruan praktikan PPL II. Wujud konkrit sikap siswa menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II yaitu, memperhatikan bila sedang dijelaskan oleh guru praktikan PPL II, menghormati guru praktikan PPL II sebagai seorang pendidik baik di saat jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran, mengikuti pelajaran pada saat jam pelajaran dari praktikan PPL II dan lain sebagainya. Sebaliknya jika siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya bukan guru cenderung bersikap kurang menghargai kompetensi praktikan PPL II, 40 karena siswa telah dididik dengan karakter orang tuanya, dan secara langsung hal tersebut akan mempengaruhi sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II. Sedangkan wujud konkrit sikap siswa kurang menghargai kompetensi keguruan praktikan PPL II ya itu, tidak memperhatikan bila sedang dijelaskan oleh guru praktikan PPL II, tidak menghormati guru praktikan PPL II sebagai seorang pendidik baik di saat jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran, membolos pada saat jam pelajaran dari praktikan PPL II dan lain sebagainya. Dengan demikian penulis mengambil jenis pekerjaan orang tua siswa yaitu guru dan bukan guru sebagai salah satu variabel penelitian, karena diduga berhubungan dengan perbedaan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II.

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kerangka teoretik di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada perbedaan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II ditinjau dari jenis kelamin. 2. Ada perbedaan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II ditinjau dari prestasi belajar. 3. Ada perbedaan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II ditinjau dari minat menjadi guru. 4. Ada perbedaan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu jenis penelitian dimana kesimpulan yang dihasilkan hanya berlaku untuk objek yang diteliti saja dan berlaku untuk jangka waktu tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di beberapa sekolah yang menjadi lokasi Program PPL II untuk mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma periode 2005-2006 Semester Genap. Berikut beberapa sekolah yang menjadi tempat penelitian: a. SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta b. SMA Taman Madya Jetis Sleman Yogyakarta 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bula n Maret 2006.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian, yaitu siswa yang diajar oleh mahasiswa praktikan PPL II pada suatu sekolah yang dijadikan lokasi program PPL II PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orang tua : studi kasus siswa SMA Pangudi Luhur Jl. P. Senopati no. 18 Yogyakarta.

0 0 123

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orangtua : studi kasus SMA St. Mikael Warak Sleman.

0 0 131

Hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.

1 4 139

Minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari jenis kelamin, presentasi belajar siswa dan pendapatan orang tua.

0 2 141

Persepsi siswa mengenai profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 1, SMA BOPKRI 2, dan SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta.

0 2 94

Sikap siswa terhadap mahasiswa praktikan PPL : studi kasus SMK BOPKRI 1 dan SMA GAMA Yogyakarta.

0 8 247

SIKAP SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEGURUAN PRAKTIKAN PPL II DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, PRESTASI BELAJAR, MINAT MENJADI GURU, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

0 1 179

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN SISWA

0 1 211

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU

0 0 158

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PEKERJAAN ORANGTUA

0 0 129