1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia sekarang dihadapkan pada berbagai persoalan, mulai dari masalah pemerataan kebijakan yang belum mampu
menjawab tantangan dan kebutuhan, motivasi, keterbatasan dana bagi pendidikan, sampai soal penurunan kualitas pendidikan. Sehubungan dengan
persoalan penurunan kualitas pendidikan ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain faktor pendidik atau tenaga pengajar, sarana
pendidikan, fasilitas pendidikan dan lain sebagainya. Di antara beberapa faktor tersebut, faktor yang cukup dominan adalah faktor tenaga pengajar yang
bermutu rendah. Banyak tenaga pengajar kurang memahami kompetensi keguruannya, dengan demikian terbentuklah tenaga pengajar yang kurang
profesional. Sehubungan dengan mutu guru sekarang ini Mungin Eddy Wibowo Kompas, 15 Juli 2003, mengungkapkan bahwa kondisi guru saat ini
sangat memprihatinkan. Guru merupakan figure dan teladan masyarakat yang saat ini citranya sangat merosot. Ini terjadi, karena sebagian guru kini
menampilkan citra yang kurang profesional, terutama dalam bidang pendidikannya. Menurut Djohar MS dan Winarno Surakhmad Webset:
httpwww.google.com, mengungkapkan bahwa mutu pembelajaran pada semua jenjang pendidikan dikhwatirkan terus merosot akibat lemahnya
pembekalan nilai profesional pada calon guru selama pendidikan di perguruan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 tinggi.
Untuk itu, Paul Suparno Webset: httpwww.google.com,
mengungkapkan bahwa calon guru kurang profesional, karena; 1 banyak mahasiswa FKIP atau Universitas pendidikan penghasil guru tidak sungguh
menguasai materi, 2 calon guru tidak siap dengan pengajaran, dan 3 motivasi menjadi pendidik rendah.
Upaya peningkatan profesionalitas guru merupakan suatu keharusan bagi peningkatan kualitas pendidikan nasional. Menurut Mungin Eddy
Wibowo Kompas, 15 Juli 2003, bahwa sebagai bagian peningkatan kualitas pendidikan perlu dilakukan uji kompetensi guru. Upaya tersebut dapat
dipersiapkan sejak dini salah satunya dengan cara calon guru menempuh studi lanjut di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP. Sehubungan dengan
hal tersebut Paul Suparno Webset: httpwww.google.com, menyatakan bahwa dibutuhkannya keseriusan dalam menyiapkan tenaga guru, sehingga
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau Universitas pendidikan penghasil guru perlu melakukan; 1 seleksi calon guru yang lebih ketat, 2 kompetensi
lulusan dalam hal penguasaan bahan ditekankan, 3 praktik mengajar perlu lama termasuk memunculkan minat menjadi guru, 4 calon guru dibantu
bagaimana berelasi dengan siswa dan menguasai ilmu pendidikan secara teoritis dan praktis, dan 5 sikap sebagai pendidik perlu dikembangkan
dengan berbagai latihan dan praktik. Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP seseorang akan mendapat pengetahuan berhubungan
dengan kompetensi keguruan, kompetensi keilmuan, dan berkesempatan praktik mengajar. Sehubungan dengan praktik mengajar terutama di Prodi
Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
memberikan dua praktik yang wajib diambil oleh mahasiswa, yaitu Program Pengenalan Lapangan I PPL I yang dilakukan di kampus dan Program
Pengenalan Lapangan II PPL II yang dilakukan di sekolah-sekolah. Praktik mengajar pada suatu mata pelajaran di sekola h yang dilakukan oleh mahasiswa
yang menjalankan Program Pengalaman Lapangan II disesuaikan dengan asal program studi. Kedua jenis praktik tersebut menjadi bekal bagi seorang
mahasiswa untuk menjadi tenaga pengajar. Jika mahasiswa belum pernah mendapat teori dan praktik mengajar, maka ada kemungkinan kurang
mendalami kemampuan keguruan sehingga mengalami kesulitan dalam melaksanakan pengajaran.
Pada umumnya kesulitan-kesulitan yang dihadapi praktikan PPL II di sekolah muncul karena belum terbiasa mengajar, kurang menguasai materi,
atau kurang begitu memahami karakter siswa. Akibatnya, penyampaian materi oleh praktikan PPL II kepada siswa sering salah dan terkadang masih
menggunakan bahasa yang salah dan tidak baku. Selain proses pembelajaran yang perlu diperhatikan, kemampuan personal praktikan PPL II juga menjadi
sesuatu yang penting. Praktikan PPL II harus menjaga penampilannya dalam mengajar, karena penampilan akan memberikan penilaian atau pandangan dari
siswa pada praktikan PPL II. Kemampuan personal tampak dalam sikap di dalam atau di luar kelas.
Dalam praktik, tidak jarang seseorang tidak dapat mengelola kelas, akibatnya proses belajar tidak dapat berlangsung secara efektif. Keadaan ini
tertentu akan menimbulkan suatu sikap yang negatif. Pada siswa sikap negatif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 tersebut tampak pada, penghargaan yang rendah dari siswa terhadap
mahasiswa Program Pengalaman Lapangan PPL II. Wujud konkrit dari sikap ini antara lain dapat berupa siswa meninggalkan kelas sewaktu ada mahasiswa
PPL yang mengajar, membuat ramai di kelas, tidak mendengarkan dan tidak mematuhi aturan yang ada, serta tindakan-tindakan yang negatif lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan memberikan gambaran tentang sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan sikap siswa terhadap kompetensi keguruan praktikan PPL II. Faktor-faktor tersebut yaitu jenis
kelamin, prestasi belajar siswa, jenis pekerjaan orang tua dan minat menjadi guru. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Sikap Siswa Terhadap
Kompetensi Keguruan Praktikan PPL II Ditinjau Dari Jenis Kelamin, Prestasi Belajar, Minat Menjadi Guru, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua”. Penelitian
merupakan studi kasus pada praktikan PPL II Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma periode 2005-2006.
B. Batasan Masalah